Latest News

Thursday, December 31, 2009

Kisah Peniup Terompet dan Tikus


Saudara � saudara, benar, baru tadi malam saya keluar rumah untuk melihat perayaan pergantian tahun di alun � alun Pacitan. Sebelumnya saya tidak pernah ikut merayakan pergantian tahun. Melihat sekian banyak orang yang menyaksikan pertunjukan music di alun � alun, di hampir jam dua belas malam dibacakan doa dan di hampir jam dua belas lewat dilakukan penghitungan mundur dan setelah angka satu diucapkan, terdengar bersahut � sahutan suara terompet diiringi pijaran kembang api yang berlomba merayap ke angkasa, menghiasi langit malam sekaligus menambah kebisingan.

Try JibJab Sendables� eCards today!


Saya keluar dengan teman saya. Teman yang mengaku merinding ketika terdengar suara terompet dan ledakan kembang api yang menandakan pergantian tahun.
�Jadilah saksi�, kata teman saya, �Bahkan dalam hal terompet untuk menandai pergantian tahun pun status kita hanyalah sebagai pengikut. Jangan engkau berpikir tentang berapa rupiah yang harus dihabiskan pemerintah daerah untuk membeli kembang api. Apakah engkau tidak merasa sedih saat bertemu sekian banyak orang yang bangga, betul � betul bangga hanya sebagai pengikut?�
Kembang api belum usai saat kami menghidupkan sepeda motor. Pikir kami, jika menunggu kembang api selesai, tentu jalanan menjadi macet karena sekian banyak orang berebut pulang. Namun yang memiliki pemikiran seperti ini bukan hanya kami. Maka, tak pelak kami terjebak dalam kemacetan.
�Mengapa kita semua bangga hanya sebagai pengikut? Apakah jika kita membunyikan terompet di malam tahun baru, kemudian kita merasa bahwa kita telah menjadi orang yang modern? Apakah kemoderenan itu? Apakah Amerika menjadi makmur seperti sekarang karena mereka meniup terompet?�
Teman saya terus saja berkicau. Namun saking percaya dirinya ia dengan buah pikirannya itu, saya pun tertular; saya ikut � ikutan miris.
�Mengapa kita berhenti pada hal � hal yang �kulit� seperti itu. Tapi jika kita melongok isi, kita tetap saja bodoh, miskin dan terbelakang.�
Sampai di rumah, karena belum mengantuk, saya menyalakan televisi yang menyiarkan film The Da Vinci Code. Belum berakhir film itu saya tersadar bahwa belum ada film yang dilandasi riset mendalam seperti The Da Vinci Code di Indonesia.
Teman saya benar.

Wednesday, December 30, 2009

Kisah Lama Dikenang Lagi


Masa lalu adalah sesuatu untuk dikenang dan dijadikan pelajaran. Kelucuan demi kelucuan, kekurangan demi kekurangan, keberhasilan demi keberhasilan bahkan kepahitan demi kepahitan adalah hal - hal yang membuat kita tumbuh semakin dewasa.

Try JibJab Sendables� eCards today!


Kita tidak boleh lari dari kepedihan dan benturan - benturan yang seakan tidak berhenti mendera. Dalam fisika, dikatakan bahwa ban mobil bisa berputar karena adanya friksi dengan aspal atau permukaan keras lainnya. Tanpa adanya gesekan, mustahil ban itu dapat berputar.

Benturan dan gesekan yang kita dapatkan adalah air yang menumbuhkan kebijaksanaan. Tidak perlu disesali rasa malu yang harus kita tanggung di masa lalu. Tidak perlu kita sesali rasa perih yang kita tanggung di masa dulu. Esok, hari baru, menantang kita kembali bergumul mempertahankan hidup.

Pulang


Satu demi satu
Saudara kita pulang
Menuju kampung halaman
Tempat asal nenek moyang kita juga

Satu demi satu
Kita mestinya kumpulkan keinsyafan
Bahwa pada saatnya nanti kita
Juga harus pulang
Meniti jalan pendahulu kita
Menuju tanah asal

Tidaklah kita di sini untuk kekal
Kita hanya diberi kesempatan untuk mengumpulkan bekal

Inna lillahi wa Inna Ilaihi Raji�uun

Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari




Buku Guru Melayang, Kaki Murid Menendang. Pendapat Anda?

Tuesday, December 29, 2009

Kanginan*


Betapa banyak orang yang memakai kosa kata bahasa Inggris untuk makna yang sebenarnya ada dalam bahasa Indonesia. Bahkan ada yang mengatakan bahwa penggunaan bahasa Inggris lebih mengena ke semua golongan masyarakat dan juga lebih kreatif, efektif, dan mudah dipahami.
Untuk menyambut pergantian tahun, banyak hotel dan tempat hiburan yang menggunakan bahasa Inggris sebagai temanya.
Apakah ini tidak akan mengancam bahasa Indonesia dan setidaknya akan meminggirkan peran bahasa Indonesia? Apa upaya kita untuk menanggulangi hal ini?
Seorang anggota parlemen Jerman, Erika Steinbach, menginginkan agar kosa kata bahasa Inggris yang tersebar di berbagai kesempatan dan tempat di Jerman seperti informasi di toko, label suatu produk, dan tanda pada stasiun kereta api serta bandara dihilangkan.
Bahasa adalah identitas, pembeda yang bisa dijadikan sumber kebanggaan. Di era global, kekhasan merupakan sumber karakter untuk dapat bertahan hidup.
Memang sulit untuk mempertahankan suatu budaya di era global. Tapi, kita perlu bercermin pada Arab yang mencari padanan kata untuk setiap kosakata baru di era moderen yang sebelumnya tidak ada dalam bahasa Arab.
Bahasa Arab dijaga karena ia adalah bahasa Al Qur'an.
Akankah bahasa Indonesia tergusur bahasa Inggris?

*Kebarat - baratan.

Monday, December 28, 2009

Cohabiting Artinya Kumpul Kebo


Pagi ini saya membaca Livescience.com dan menemukan berita yang baru bagi saya. Dan mungkin bagi anda juga. Karena itu saya akan nukilkan di sini untuk anda:
Cohabiting before marriage may lead to divorce. Moving in with your significant other before marriage may not be the best idea, say researchers at the University of Denver. Their survey found that people who cohabited before wedding were more likely to report a lower quality of marriage, and these couples were more likely to split than those who held out on living together until after they tied the knot.


Saya artikan:

Kumpul kebo sebelum menikah banyak menimbulkan perceraian setelah menikah. Hidup bersama bersama pasangan sebelum menikah bukanlah ide yang baik, kata peneliti di Universitas Denver. Survey mereka membuktikan bahwa orang yang kumpul kebo sebelum menikah dilaporkan cenderung memiliki kualitas pernikahan yang buruk. Dan pasangan ini cenderung bercerai di masa mendatang dibandingkan dengan mereka yang tinggal bersama setelah terikat pernikahan.


Pastinya karena sudah bosan duluan ya.

Sunday, December 27, 2009

Mengapa Nazi Membakar Buku?


Pada bulan Mei tahun 1933, tentara Nazi dan mahasiswa yang berafiliasi kepada Nazi membakar buku - buku yang berisi "un-German ideas". Dengan membakar buku, rejim Nazi menunjukkan bahwa mereka tidak mentolerir pandangan - pandangan dalam hal seni, sastra, ilmu pengetahuan, atau politik yang berseberangan dengan ideologi anti semit dan nasionalisme mereka. Hal ini juga mengindikasikan bahwa mereka akan menggunakan kekerasan untuk membungkam setiap penentang.

Tragisnya, beratus tahun sebelumnya, di tahun 1800an, Penyair Jerman berdarah Yahudi, Heinrich Heine, berkata: "Where books are burned, human beings are destined to be burned too."

Impas


Hati dengan hati,
Rasa dengan rasa,
Kepala dengan kepala,
Mulut dengan mulut,
Tangan dengan tangan,
Kaki dengan kaki,
Buku dengan buku!.

Friday, December 25, 2009

Senjata Bagi Keterbatasan


Saya tengah membaca sebuah buku yang berjudul A Life Less Ordinary yang ditulis oleh Baby Halder. Buku ini menarik karena ditulis oleh seorang pembantu rumah tangga di India. Di tengah berita � berita mengenaskan tentang nasib TKW kita di negeri jiran, buku ini serasa di awang � awang. Bayangkan seorang pembantu rumah tangga yang menulis buku?
Halder memang bukan seorang pembantu rumah tangga biasa. Pengalaman hidupnya penuh dengan penderitaan yang diakibatkan oleh ulah ayahnya yang tidak bertanggung jawab. Namun, meskipun tidak bertanggung jawab, saya terkesima dengan nasihat yang diberikannya kepada Halder: �Whatever you do, don�t forget to study.�
Meski dalam kesengsaraan Halder sangat cinta belajar. Ia menulis: �I love school as much as I hated home.� Rumah bukan tempat yang nyaman baginya. Namun, luar biasanya, ia malah menyukai sekolah. Ia mencoba menghilangkan penderitaan hidup yang ia tanggung dengan terus belajar. Nampaknya ini yang merubah jalan hidup Halder.
Lalu, setelah dewasa, dan beranak tiga, ia bekerja di Delhi sebagai pembantu rumah tangga dari seorang cendekiawan yang bernama Dr. Prabodh Kumar Srivastava, seseorang yang menemukan bakat menulis Halder dan yang mendorongnya untuk menulis.
Lalu, apa senjata untuk keterbatasan itu? Sekolah dan belajar.

Saturday, December 19, 2009

Sedikit Lebih Tekun


Ada kabar baik bagi kita yang merasa kurang cakap dalam melakukan sesuatu. Kita hanya perlu sedikit lebih tekun dalam belajar dan berlatih untuk dapat menjadi ahli. Kita tak perlu risau dengan kapan kita akan menjadi ahli. Yang perlu kita lakukan adalah lebih menekuninya. Berikut ini saya nukilkan apa yang dikatakan oleh John Lennon ketika diwawancara tentang The Beatles, bandnya:
Kami menjadi lebih baik dan memiliki rasa percaya diri yang lebih besar. Kami mendapatkan semua itu karena mendapatkan pengalaman bermain sepanjang malam. Dan kenyataan bahwa penonton adalah orang asing ternyata cukup membantu. Kami bahkan mencoba lebih keras lagi, menumpahkan jiwa raga dalam permainan kami, berusaha membuat penonton tertarik.
Di Liverpool, kami hanya melakukan sesi selama satu jam saja, dan kami hanya memainkan nomor � nomor kami yang terbaik, lagu � lagu yang sama, pada setiap sesi. Di Hamburg, kami harus bermain selama delapan jam lamanya jadi kami benar � benar harus menemukan cara baru untuk memainkan music kami.

Malcolm Gladwell mengatakan dalam outliers bahwa untuk menjadi ahli seseorang harus menghabiskan sepuluh ribu jam untuk berlatih. Gladwell tidak mengada � ada. Dalam penelitiannya banyak para ahli di bidangnya yang menghabiskan waktu sepuluh ribu jam untuk berlatih. Atau setidaknya mendekati jumlah itu.
Maka, tidak perlu merasa tidak berbakat. Kita hanya perlu berlatih, berlatih dan berlatih dengan tekun.

Thursday, December 17, 2009

Kompetisi


September tanggal 28 tahun 1942, Anne Frank sudah semakin muak dengan berbagai hinaan yang ditujukan kepadanya. Hinaan yang ditujukan kepadanya menyangkut segala sesuatu yang ada pada dirinya: My behavior, my personality, my manners, every inch of me, from head to toe and back again, is the subject of gossip and debate.
I know I have my faults and shortcomings, but they blow them all out of proportion!
Saya tahu jika saya memiliki kesalahan dan kekurangan, tapi mereka terlalu melebih � lebihkannya!
Setiap kita memiliki kekurangan dan kesalahan. Bahkan bisa jadi setiap hari kita melakukan kesalahan. Kesalahan yang sama atau pun berbeda. Tidak ada manusia, satupun, yang sempurna. Maka, kealpaan yang kita miliki merupakan sesuatu yang manusiawi dan dimaklumi.
Namun keadaannya berubah jika kita berada dalam kondisi kompetisi yang ketat. Dalam keadaan seperti ini, kesalahan sekecil apapun yang kita perbuat merupakan peluang bagi rival kita untuk menjatuhkan kita. Setiap orang akan berusaha mencari � cari dan menunggu � nunggu kesalahan yang kita lakukan untuk kemudian menjatuhkan kita.
Mengapa bisa sedemikian? Menurut saya ada dua alasan. Pertama, rival kita menginginkan posisi yang sama dengan apa yang kita tempati saat ini. Tapi mereka tidak mau bersusah payah untuk mendapatkannya. Karena itulah mereka berusaha mencari � cari kekurangan kita agar kita terjatuh dan mereka bisa mendapatkannya.
Kedua, mereka melakukan itu untuk menciptakan opini publik bahwa sebenarnya kita tidak memiliki kapasitas untuk posisi itu. Opini yang terbentuk, suka atau tidak suka, akan mempengaruhi cara pandang kita terhadap diri kita sendiri. Jika orang lain sudah menganggap kita tidak kompeten, maka lambat laun akan terbentuk dalam pikiran kita bahwa sebenarnya kita memang tidak memiliki kompetensi itu. Jika sudah demikian, kita akan semakin sering melakukan kesalahan karena kehilangan kepercayaan diri.
Yang terbaik, saya kira, kita terus menerus memperbaiki diri sembari tidak terlalu memusingkan perkataan orang lain atas diri kita.

Wednesday, December 16, 2009

Berawal dari Facebook Baruku


Suatu kali saya dan seorang teman berbincang di facebook. Berikut perbincangannya:
Saya: �Pak, saya sekarang sedang tergila � gila dengan sepeda. Coba anda klik link berikut: Bayangkan, Negara yang menjajah kita selama tiga setengah abad saja sampai sekarang alat transportasi utamanya masih sepeda onthel. Lha kita? Gengsi mau naik sepeda onthel.�
Beliaunya: �Mmm, itu karena mereka sudah bosen naik mobil. Jadi mereka nggenjot onthel�
Saya: �Oh tidak pak, mereka itu pragmatis banget. Bensin mahal di sana. Karena itu mereka itu naik sepeda. Ya mereka mampu naik mobil tapi tetap lebih murah naik sepeda. Himbauan �Mr. X� untuk naik sepeda tidak mempan.�
Beliaunya: �Ya, coba �Mr. X� itu kasih contoh dulu. Kalau bepergian yang tidak begitu jauh naik onthel aja gitu.�
Saya: �Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha.�
Teman saya berbincang itu benar: agar suatu aksi dapat diterima dan dilaksanakan oleh orang banyak, aksi itu memerlukan model. Nah model ini akan sangat efektif jika diperankan oleh pemimpin atau tokoh masyarakat yang �digugu� oleh orang banyak.

Tuesday, December 15, 2009

Kelengahan


Usai sebuah uji kemampuan yang diselenggarakan untuk mengukur kedigdayaan para prajurit kerajaan antah berantah, terjadi sebuah bisik � bisik kecil diantara para prajurit karena yang menduduki peringkat pertama dari uji itu adalah seseorang yang tidak diperhitungkan sama sekali.
Banyak yang tidak percaya dengan hasil ujian itu. Banyak yang menduga si prajurit telah melakukan kecurangan dengan cara mencotek, menyogok, atau kecurangan � kecurangan lain.
Karena itulah mereka berduyun � duyun mendatangi sang prajurit dan menanyakan perihal keberhasilan rekan mereka itu.
�He, kisanak, kita semua tahu, andika adalah lulusan padepokan yang tidak dikenal di seluruh negeri ini. Sedangkan andika tahu bahwa kami semua telah lulus dari padepokan yang termasyhur sampai ke Negara manca. Lalu apa yang membuat andika dapat lulusan dari ujian ini dan mengalahkan kami semua?� Tanya mereka dengan nada yang disopan � sopankan.
�Kisanak semua tidak salah. Saya memang lulus dari padepokan tidak terkenal sebagaimana andika semua. Namun perlu andika semua ketahui, saya bangun saat andika semua tertidur, saya berlari saat andika semua berjalan, saya berlatih di saat andika semua lengah. Maka apakah aneh jika saya dapat mengalahkan andika semua?� jawab sang prajurit.
Para prajurit yang mendengar jawaban itu ternganga. Tersadar bahwa selama ini mereka telah lengah.

Saturday, December 12, 2009

Orang Terpandai di Dunia


Profesor Steve Hsu, Profesor Fisika di Universitas Oregon, mengutip tulisan sejarawan Harvard, Steven Shapin di bukunya The Scientific Life:
Many scientific entrepreneurs reject any notion that the transformation of knowledge into material products or marketable services is any less intellectually demanding, or that it requires any lesser degree of intelligence, than so called pure science. ... The problems may be diffusely framed -- how to raise finance, recruit and motivate people, organize the corporate environment, locate markets and identify competitors -- but, because of that, they can plausibly be seen as more intellectually demanding than the well-framed problems of academic science. Entrepreneurs may see themselves as having a broad vision of the world, contrasted to the narrowness and inwardness of their purely academic colleagues. They know how to do things about which their colleagues are clueless. It's a matter of experience, of course, but it may also be seen as a form of constitutional intelligence.


Yang saya terjemahkan:
Banyak pengusaha yang menolak pendapat yang mengatakan bahwa transformasi pengetahuan ke sebuah produk atau jasa pemasaran hanya membutuhkan tingkat kecerdasan yang rendah. Yang dimaksud dalam permasalahan ini adalah aktivitas seperti bagaimana mendapatkan dana, merekrut dan memotivasi orang, mengorganisir lingkungan perusahaan, memposisikan pemasaran dan mengidentifikasi pesaing. Namun, bahkan, aktivitas - aktivitas itulah yang sebenarnya memerlukan kecerdasan. Pengusaha menganggap diri mereka memiliki pandangan yang luas, sangat kontras dengan kesempitan pandangan yang dimiliki rekan mereka yang berprofesi sebagai ilmuwan. Mereka bisa melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh ilmuwan. Memang pengalaman memiliki andil di sini, tapi hal ini juga bisa dipandang sebagai sebuah bentuk kecerdasan.


Maka, nampaknya tidak ada orang yang paling pintar di dunia ini. Sangat mungkin seseorang cakap di satu bidang namun tidak cakap di bidang yang lain. Dan ini, bukan sesuatu yang memalukan.

Friday, December 11, 2009

Kesan Pertama Begitu Menggoda


Menurut anda bagaimana orang berikut ini?
Klik gambar untuk memperbesar.

Tampankah? Anda tertarik? Kalau ya, anda tidak sendiri. Harry Daugherty bertahun lalu juga tertarik kepada orang ini dan yakin kalau orang seperti inilah yang akan memunculkan martabat presiden Amerika.
Warren Harding, si tampan, itu akhirnya menjadi presiden Amerika yang ke 29. Namun, ketampanan seringkali tidak dapat mewakili kemampuan seseorang.
Warren Harding menjadi presiden selama dua tahun, lalu mati karena stroke dan sejarawan kebanyakan sepakat bahwa ia adalah presiden Amerika paling buruk.

Image Source: Wikipedia

Wednesday, December 9, 2009

Diam - diam


Terkenang kembali kisah teman saya di SD dulu. Teman saya itu, seorang putri, seorang yang sangat pandai di mata pelajaran kesenian. Dia pandai menyanyi dan menari. Namun sayang,ia tak begitu pandai di mata pelajaran matematika dan bahasa Indonesia. Karena itulah, selain karena postur tubuhnya yang gendut, ia sering diolok � olok oleh teman kami sekelas.
Mungkin karena tidak betah diolok � olok, suatu hari ia berkata: �Kalau kalian terus menerus mengolokku, sesungguhnya itu merupakan kerugian bagi kalian�. Kami tertawa mendengarnya. Ia meneruskan: �Saya pernah membaca tentang kekalahan pasukan Mesir melawan pasukan Israel. Pasukan Mesir meremehkan pasukan Israel sehingga mereka tidak waspada disaat pasukan Israel terus menghimpun kekuatan. Hingga akhirnya pasukan Israel menggempur pasukan Mesir habis � habisan.�
�Dengan terus mengolokku, kalian akan mempercayai pikiran kalian bahwa saya tidak akan pernah bisa matematika dan bahasa Indonesia. Padahal, diam � diam saya terus belajar. Dan di saatnya nanti, saya akan mengalahkan kalian semua.�
Kami, semua tertawa terbahak mendengar perkataannya yang sok itu.
Tapi, ternyata perkataannya terbukti benar. Saat itu kami di kelas empat. Di kelas lima, teman saya yang sering menjadi bahan olok � olokan itu menjadi jauh lebih pintar dibandingkan dengan kami semua. Dia tidak terkejar, dia lulus dengan nilai paling baik.

Tuesday, December 8, 2009

Kepekaan


�They keep telling me I should talk less, mind my own business and be more modest�
Orang tua Anne Frank meminta ia agar lebih banyak diam, mengurusi urusannya sendiri � yang berarti tidak menyibukkan diri dengan urusan orang lain, dan berlaku lebih sederhana.
Betapa hebatnya nasihat ini. Dengan banyak diam, kita akan lebih selamat dari bahaya-bahaya yang mungkin akan menimpa kita diakibatkan oleh salah bicara. Betapa sering orang membuat kesalahan persepsi atas suatu pembicaraan. Kadang pembicaraan kita ditanggapi secara salah oleh orang lain. Dengan banyak diam, kita selamat.
Mengurusi urusan kita sendiri? Ya, jika kita sibuk mengurusi urusan � urusan kita sendiri, banyak hal yang bisa kita selesaikan dan pribadi kita pun menjadi lebih baik. Mengurusi urusan - urusan orang lain hanya akan menumpulkan kita dari kekurangan � kekurangan yang harusnya kita perbaiki.
Berlaku sederhana berarti mengurangi jarak yang mungkin akan tercipta antara kita dengan orang lain. Tidak semua orang bernasib baik. Tidak semua orang memiliki kekayaan yang sama. Tak semua orang memiliki kepandaian yang setara. Dengan berlaku sederhana dalam segala hal, kita menempatkan diri kita untuk dapat diterima di semua kalangan. Ini menguntungkan.

Friday, December 4, 2009

Ketekunan adalah Kunci


Dalam Blink, Malcolm Gladwell menulis tentang ilmuwan psikologi yang tenar, Silvan Tomkins. Alkisah, seorang kolega Tomkins, Paul Ekman, mengundang Tomkins ke kediamannya dan memutarkan sebuah film tentang dua suku di Papua Nugini.
Suku pertama bernama suku Suku Luar Selatan yang ramah dan cinta damai. Sedang suku yang kedua bernama suku Kukukuku yang kejam, senang bermusuhan dan memiliki ritual homoseksual.
Ekman tidak memberitahukan sedikitpun tentang keadaan kedua suku itu. Di tengah � tengah terputarnya film itu, Tomkins meminta agar film dihentikan. Lalu dengan sangat luar biasa Tomkins berujar tentang suku Luar Selatan: �Mereka ini lembut, pemaaf dan cinta damai�. Sedang ketika menunjuk suku Kukukuku ia berujar: �Suku ini adalah sebuah suku yang kejam, dan banyak bukti yang menunjukkan mereka itu homoseks�.
Tomkins sama sekali tidak mengetahui tentang kedua suku itu sebelumnya. Ia bisa mengetahui dari wajah mereka!
Saya pernah mendengar tentang Professor Manabusato yang dengan tepat menebak apa yang akan dilakukan oleh murid � murid yang direkam di video yang ditontonnya. Padahal ia baru pertama kali menonton video itu.
Saya pernah membaca tentang Waki�, guru Imam Syafi�i yang dengan tepat mengatakan bahwa Imam Syafi�I pernah melakukan kemaksiatan sebelum bertemu dengannya.
Ini bukan perkaran ghaib. Ini bukan perdukunan. Ilmu seperti ini dapat dikuasai melalui ketekunan dalam belajar yang luar biasa.
Ketekunan adalah kunci dalam belajar.

Wednesday, December 2, 2009

Homeschooling


Pada hari jum�at tanggal 21 Agustus 1942, Anne Frank menulis di buku hariannya: �Father wants to start tutoring me then, but we have to buy all the books first�
Anne Frank menulis kalimat ini di dalam tempat persembunyiannya. Dia tidak bisa ke sekolah karena ia dan keluarganya harus bersembunyi dari tentara NAZI.
Meski berada dalam keadaan yang sempit seperti itu, orang tua Anne Frank tetap memperhatikan pendidikan anak � anaknya. Dalam keadaan waspada dan ketakutan pendidikan tetap merupakan sesuatu yang penting.
Pelajaran bagi kita semua.

Tuesday, December 1, 2009

How To Teach English Untuk Guru Bahasa Inggris


PUSTEKOM bekerja sama dengan British Council membangun situs untuk guru - guru bahasa Inggris SD, SMP dan SMA/SMK. Situs ini bernama How To Teach English yang beralamatkan di http://h2te.depdiknas.go.id.

Menurut Kepala PUSTEKOM: "h2te dikembangkan dan diselenggarakan berbasis komunitas. Artinya, h2te adalah miliki guru atau dengan kata lain dari, oleh dan untuk guru Bahasa Inggris. Dengan demikian, akselerasi pertambahan konten akan sangat cepat dari waktu ke waktu. h2te diharapkan akan menjadi model bagi komunitas guru mata pelajaran yang lain."

Tunggu apa lagi? Mari segera kita kesana

Monday, November 30, 2009

Tidak Ada yang Gratis


�In the future, I am going to devote less time to sentimentality and more time to reality� (Anne Frank, September 1942)
Saya pernah membaca tulisan seorang teman yang ditulisnya di halaman pertama dari bukunya yang saya pinjam. Tulisan itu berbunyi: �Hari � hari kemarin, adalah janji�janji kita. Hari - hari ini adalah pembuktian dan realitas dan esok adalah kemenangan. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.�
Kehidupan yang kita jalani adalah nyata. Yang terjadi, entah baik, entah buruk adalah nyata. Dan kita bertanggung jawab sepenuhnya atas apapun yang terjadi kepada kita. Maka jika ada hal buruk yang menimpa kita, kita harus hadapi. Kita tidak boleh mengeluh dan menyalahkan orang lain atas kejadian buruk yang menimpa kita.
Yang paling penting adalah kita masih hidup. Dan kehidupan menuntut kita untuk terus berbuat. Terus berbuat. Tanpa jeda tanpa rehat. Istirahat adalah hanya ketika kita telah bercerai dengan kehidupan.
Menyalahkan berbagai hal di luar kita atas semua yang terjadi pada kita hanya akan menumpulkan potensi kita untuk terus berbuat. Gebukan demi gebukan memang harus kita rasakan dan hayati. Setiap kita harus berlatih untuk mengubah derita menjadi sumber semangat untuk berbuat.
Tidak ada yang gratis di luar sana. Ada harga yang harus dibayar atas semua hal yang ingin kita nikmati. Dan Tuhan menjual dengan harga yang mahal untuk kehidupan yang baik.

Sunday, November 29, 2009

BEDA ANTARA ENGKAU DAN AKU


�Sometimes old people have really old-fashioned ideas, but that doesn�t mean I have to go along with them�
Kata � kata di atas diucapkan oleh Hello Silberberg, teman lelaki Anne Frank. Saya membayangkan jika kalimat itu diucapkan oleh anak � anak saya.
Terkadang kita sebagai orang tua menginginkan anak � anak kita melakukan ini dan itu dan melarang ini dan itu dan menurut kita itulah yang terbaik bagi mereka.
Namun, anak � anak kita juga dibentuk oleh lingkungan dimana mereka sering menghabiskan waktu. Ingat, mereka tidak dua puluh empat jam bersama kita. Itulah yang terkadang membuat kita dan mereka berbeda pandangan.
Ini masalah yang sangat serius menurut saya. Jika tidak diatur dengan baik, ini akan menjadi sumber pertikaian antara orang tua dengan anak � anak mereka.
Dalam masalah � masalah yang prinsip, kita harus teguh. Tidak hanya dengan memerintahkan mereka, namun juga dengan menjadi model bagi mereka. Namun untuk masalah � masalah yang �boleh�, nampaknya kita memang harus lebih toleran dengan keinginan mereka.
Tetapi, tidak mudah memang.

Saturday, November 28, 2009

Hukuman Fisik versus Hukuman Edukatif


�Anne Frank, as punishment for talking in class, write an essay entitled: �Quack, Quack, Quack,� said Mistress Chatterback.�
Mr. Keesing, guru matematika Anne Frank menghukum Anne Frank karena ia telah banyak bicara ketika pelajaran matematika sedang berlangsung. Tapi, hukuman yang diberikan kepada Anne Frank bukan berbentuk hukuman fisik melainkan hukuman yang lebih edukatif; membuat essai yang berjudul : �Quack, Quack, Quack,� said Mistress Chatterback.�
Bayangkan, pertama, Anne Frank mendapatkan hukuman ini ketika tahun 1942. Saya mendengar dari rekan � rekan guru yang sudah senior bahwa hukuman yang diterima oleh murid yang tidak disiplin pada jaman dahulu adalah disetrap atau dipukul dengan penggaris kayu. Dan ini diterima sebagai sebuah proses edukasi.
Kedua, ketika Anne Frank mendapatkan hukuman ini, ia berumur sekitar 13-an tahun. Seorang anak yang berumur sekian, telah terbiasa dengan tugas � tugas essai. Tidak heran jika kemudian, diari yang ia tulis diterbitkan dan begitu populer hingga saat ini.
Kita, sudah ketinggalan sekian puluh tahun.

Friday, November 27, 2009

Pertanggungjawaban Pemimpin


"Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintakan pertanggungjawabannya atas yang dipimpinnya. Seorang imam adalah pemimpin dan dia akan dimintakan pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarganya dan dia akan dimintakan pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah suaminya dan dia akan dimintakan pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang pembantu adalah pemimpin atas harta majikannya dan dia akan dimintakan pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang anak adalah pemimpin atas harta ayahnyadan ia akan dimintakan pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Dengan demikian, setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintakan pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya"
Berita tentang seorang nenek yang ditahan gara - gara mencuri kakao. Berita tentang seorang bapak yang dipenjara gara - gara mencuri semangka. Berapa harga tiga buah kakao? Berapa harga sebuah semangka jika dibandingkan dengan milyaran rupiah yang dimakan para koruptor? Sedang dari berita juga kita tahu bahwa sekian banyak kasus korupsi, banyak yang ujung - ujungnya divonis bebas. Rasul bersabda dengan sabda yang indah sekaligus mengerikan di atas. Apakah kita tidak takut?

Wednesday, November 25, 2009

Banyak Melarang Sama Dengan Bencana


Jerman di bawah Nazi pernah memberlakukan serangkaian larangan bagi warga Yahudi yang tinggal di sana. Larangan - larangan ini begitu membatasi ruang gerak warga Yahudi sehingga menimbulkan dampak psikologis yang sangat dahsyat. Jacque, teman Anne Frank, pernah berkata kepadanya: "I don't dare do anything anymore, 'cause I'm afraid it's not allowed"
Betapa bahayanya larangan - larangan ini bagi perkembangan anak - anak kita. Bayangkan, jika seorang anak tidak berani melakukan sesuatu karena takut jika itu merupakan hal yang terlarang, maka lambat laun ini akan membuatnya tidak berani lagi untuk mencoba berbagai hal yang baru yang mungkin saja berguna baginya.
Saya kira larangan - larangan itu suatu saat memang perlu kita terapkan. Namun bukan seperangkat larangan - larangan yang begitu mengikat ruang gerak anak. Bukan asal melarang. Segala sesuatu dilarang. Dan, larangan - larangan yang kita terapkan pada anak - anak kita mesti dibarengi dengan alasan mengapa larangan itu harus dipatuhi. Alasan yang jelas dan dapat dimengerti oleh mereka.

Monday, November 23, 2009

Metode Montessori Efektif?

Tentang Albert de Mesquita, teman Anne Frank yang lain, dia menulis: "Albert de Mesquita came from Montessori School and skipped a grade. He's really smart." Pertanyaan saya, apakah metode Montessori benar - benar efektif? Banyak statemen yang menyatakan demikian. Menurut sebuah sumber, metode Montessori efektif karena:
  1. Banyak bahan yang meningkatkan keingintahuan anak - anak seperti bangun geometri, tabung - tabung , segitiga susun, kotak warna dan lain sebagainya. Bahan - bahan ini menarik perhatian siswa dan membantu guru dalam mengajar.
  2. Metode ini menekankan pada pembangunan rasa percaya diri siswa. Pembahasan baru tidak dilaksanakan sebelum pembahasan yang sebelumnya dipahami betul oleh siswa.
  3. Ada cinta dan penghargaan di dalam metode montessori antara guru dan siswa. Anak - anak gembira dalam sekolah yang memakai metode montessori.
  4. Kemampuan untuk berkonsentrasi dan dorongan untuk terus belajar adalah dua hal yang terus menerus ditekankan untuk dicapai siswa disamping kemampuan lainnya.
  5. Tak ada nilai merah. Nilai merah akan menurunkan mental anak.
Dan masih banyak yang lainnya. Bisa jadi metode ini memang memiliki andil untuk mencerdaskan siswa.

CANTIK SAMA DENGAN BODOH?


Anne Frank dalam The Diary of A Young Girl menulis tentang seorang temannya yang berinisial G.Z.: ��.is the prettiest girl in our class. She has a nice face but is a kind of dumb.
Membaca tulisannya ini saya jadi teringat lelucon yang menyangkut pautkan Einstein. Alkisah Einstein didatangi seorang wanita yang berminat menjadi istrinya dengan alasan agar ia bias mendapatkan keturunan yang secantik dirinya tapi memiliki kecerdasan sang jenius. Dijawab oleh Einstein: �Yang saya khawatirkan keturunan kita nanti memiliki wajah seperti saya dan mewarisi kebodohanmu�
Apakah yang cantik itu selalu identik dengan kebodohan? Apakah sudah terbukti bahwa orang yang cerdas cenderung tidak memiliki kecantikan yang sempurna? Jangan berargumentasi dengan film � film James Bond yang bertaburan bintang � bintang cantik yang juga cerdas.
Tapi ketika Anne Frank menuliskan diarynya di atas, ia masih berusia belasan. Mestinya ia menuliskannya secara jujur.
Lalu, apakah benar jika kebodohan memiliki korelasi dengan kecantikan fisikal? Orang yang cantik, pasti tidak terlalu pintar?
Banyak yang berpendapat seperti itu. Tapi jika kita kaitkan dengan usaha untuk menjadi cerdas, nampaknya memang ada hubungan antara wajah yang cantik dengan kebodohan. Orang yang cantik atau tampan dan menyadari jika dirinya cantik atau tampan, terlebih jika mendapatkan sanjungan terus menerus dari orang � orang yang ada di sekelilingnya, merasa cukup dengan ketampanan atau kecantikannya lalu berhenti berusaha untuk mengembangkan dirinya. Maka, meskipun ia cerdas pada awalnya, karena kecerdasannya tidak mendapatkan perhatian yang serius, kecerdasan ini menjadi tumpul.
Nah, bagaimana menurut anda?

Saturday, November 21, 2009

SEMANGAT, SEMANGAT, SEMANGAT!


Sudah dengar berita tentang seorang kakek berusia 81 tahun yang ikut ujian setara SD? Pasti anda akan heran sekali. Untuk apa? Jika ia memiliki ijazah SD, ia akan memiliki kesempatan untuk menjadi karyawan tetap di masjid Istiqlal sebagai petugas kebersihan. Selain itu, ia ingin membuktikan kepada anak cucunya bahwa ia bukan seorang buta huruf.
Usia sekian bagi sebagian kita mungkin dianggap sebagai usia dimana saatnya kita menikmati hidup. Tidak perlu lagi bekerja susah - susah. Maka kehebatan kakek ini adalah:
Pertama, ia memiliki semangat kemandirian yang besar. Untuk terus bertahan hidup dengan mengandalkan kekuatan dan kemampuannya sendiri. Mungkin saja ia memiliki anak - anak yang bersedia untuk mengurusnya di hari tua. Bisa saja bukan? tapi alasan pertamanya mengikuti ujian kesetaraan SD adalah agar ia diangkat menjadi karyawan tetap sehingga ia akan mendapatkan gaji setara UMR. Kakek ini tidak mau bergantung kepada orang lain untuk bertahan hidup.
Kedua, ia ingin membuktikan kepada anak cucunya bahwa ia bukan seorang yang buta huruf. Buta huruf selalu identik dengan kebodohan. Kakek ini tidak mau dianggap bodoh hanya karena ia tidak memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis.
Semangat untuk menjaga harga diri seperti ini perlu kita tiru dan tularkan kepada semua orang. Saya teringat kisah Salman al Farisi, sahabat Rasululloh, yang diangkat menjadi gubernur tetapi ia menggantungkan hidupnya dengan berjualan keranjang hasil karyanya sendiri. Mengapa beliau melakukan hal ini? ini adalah masalah harga diri yang harus ditegakkan.
Kemandirian akan membuat kita berdiri tegak. Memandang lurus ke depan saat bersama orang lain dan bukannya tertunduk. Hanya harga diri yang akan membuat kita bertahan hidup sebagai manusia.

Thursday, November 19, 2009

SINETRON MENGANCAM BAHASA INDONESIA


Sinetron disinyalir mengancam bahasa Indonesia. Nampaknya memang begitu. Bahasa � bahasa prokem begitu cepat populer ketimbang bahasa Indonesia yang baku. Lambat laun bahasa baku akan hilang dan digantikan oleh bahasa prokem. Sebagaimana bahasa daerah yang tidak berkembang atau malah punah Karena penggunaan bahasa lain yang lebih dominan.
Selain dari tercampurnya bahasa yang baku, ternyata sinetron memiliki dampak social yang lebih dahsyat.
Suatu saat saya masuk ke kamar kecil sekolah. Di luar kamar kecil itu terdapat kran � kran tempat anak � anak mengambil wudhu untuk shalat. Saat itu musim hujan. Dan seperti keadaan di desa lainnya, musim hujan selalu membuat tanah lempung menjadi becek dan menempel di sepatu anak �anak. Agar tidak mengotori kelas, anak �anak itu akan mencuci sepatu mereka di kran sebelum masuk ke kelas.
Saya yang di dalam kamar kecil tidak diketahui oleh dua orang siswi yang tengah bercakap � cakap: �Lagi ngapain gitu lhoh?�
Dijawab oleh temannya: �Sedang nyuci sepatu gitu lhoh
�Kenapa dicuci gitu lhoh?�
�Kena jeblok gitu lhoh
Saya tersenyum dalam hati. Saat itu kata gitu lhoh memang lagi musim. Semua orang berkata dengan menambahkan kata itu. Siswi saya yang di desa juga terpengaruh.
Sangat lucu. Siswi saya yang terbiasa berkata dengan bahasa Jawa lalu menggunakan bahasa Indonesia yang gaul. Namun sayang, kebiasaan menggunakan bahasa Jawa tidak bisa begitu saja dihilangkan. Maka ketika seharusnya ia mengatakan �lumpur� ia mengatakan �jeblok�. �Jeblok� adalah bahasa lokal untuk kata �lumpur�.
Ya, kita memang perlu waspada dengan bahaya sinetron dalam merusak bahasa Indonesia. Tapi pengaruhnya dalam merusak moral yang sesuai dengan nilai �nilai lokal perlu lebih kita waspadai.
Dulu sinetron � sinetron kita begitu sarat dengan pesan � pesan moral. Mengapa sekarang begini rusak?

Sunday, November 8, 2009

APA SIH HEBATNYA MENJADI BLOGGER?


Apa yang membanggakan dengan menjadi seorang blogger?
tidak ada.
hanya menulis, menulis apa saja yang menjadi minatnya
apa hebatnya?



jika engkau menciptakan lapangan pekerjaan
engkau hebat.
jika engkau mampu memecahkan persoalan bangsa,
engkau hebat.
jika engkau mampu membuat sebuah mesin yang hemat bahan bakar,
engkau hebat.
jika engkau mampu mendaur ulang sampah secara efektif dan murah,
engkau hebat.
jika engkau mampu membagi - bagikan berjuta buku gratis yang bermutu,
engkau hebat.
jika engkau mampu membuat metode belajar yang super menyenangkan,
engkau hebat.
jika engkau benar - benar mampu menyediakan sekolah gratis yang bermutu bagi orang miskin,
engkau hebat.
jika engkau mampu menyadarkan koruptor,
engkau hebat.
jika engkau mampu membuat pil yang dengannya orang bisa tahan lapar seharian dan ia sudah cukup memenuhi kebutuhan gizi tubuh,
engkau hebat.
jika engkau mampu membuat software yang multiguna dan gratis,
engkau hebat.
jika engkau mampu menyediakan satu komputer untuk satu siswa di seluruh negeri ini,
engkau hebat.
jika engkau mampu menghentikan pembajakan karya cipta,
engkau hebat.
jika engkau mampu membuat negara lain tunduk dan hormat pada negara kita,
engkau hebat.
jika apapun yang engkau lakukan dapat membuat semua orang hidup sejahtera,
engkau hebat.

tapi engkau, blogger.
apa hebatnya?
memang engkau menulis bermacam - macam hal seolah engkau tahu segala
tapi apa hebatnya berwacana?
berwacana saja?

sejak aku menulis kali pertama
aku sadar sebenarnya
memang tak hebat menjadi blogger
namun lihatlah,
yang suka memancing, mereka memancing
yang suka menongkrong, mereka menongkrong
yang suka membaca, mereka membaca
yang suka menonton, mereka menonton

maka apa salahnya bagi mereka yang suka menulis untuk menulis?
apa hebatnya menjadi blogger?
tak ada! kutegaskan.

tapi aku bersumpah
pasti
ada manfaatnya menjadi blogger
semua ada masanya
sekarang berwacana
esok berkarya

atau
sekarang berwacana
sekarang pula berkarya

Saturday, November 7, 2009

PUISI KEMARIN

Puisi kemarin, puisi kini, siapa yang tahu apa yang akan terjadi esok hari?
Hari - hari kemarin, adalah pelajaran yang tak harus kita lupakan.
Hari - hari ini adalah saat untuk beraksi

Dan biarkan esok tetap menjadi misteri


The word cloud was made in: http://www.wordle.net/

Thursday, November 5, 2009

BARTER


Temanku pernah berseloroh: �Tiap kali aku membeli sesuatu di took anu, dan jika uang yang kugunakan untuk membayar masih bersisa sedikit, penunggu toko pasti memberikan aku beberapa buah permen sebagai pengembaliannya. Permen itu tentu saya terima sebagai kembalian. Tapi tak pernah permen � permen itu aku makan. Semua kusimpan dalam kotak di kamar tidurku.�
�Mengapa?� tanyaku.
�Coba dengarkan dulu. Jika seharusnya saya mendapatkan uang tiga ratus rupiah sebagai uang pengembalian, namun penjaga toko memberikan tiga permen sebagai ganti dari uang tiga ratus rupiah itu, maka, jika saya berhasil mengumpulkan tiga ratus permen, saya dapat menukarkan permen itu ke toko untuk mendapatkan uang sebesar tiga puluh ribu rupiah. Lumayan kan?�Tentu teman saya hanya bercanda. Tapi, betapa kita semua sering mengalami hal ini: uang kembalian yang seharusnya kita terima ditukar dengan permen.
Bahkan, di tempat saya, uang kembalian itu kadang ditukar dengan amplop! Mengapa?
Tak ada uang kecil katanya.
Tapi jika Departemen Perdagangan melarang praktek penukaran uang pengembalian dengan permen, masihkah kita mendapatkan permen sebagai �uang kembalian�?

Sumber Gambar: Kompas

Monday, November 2, 2009

PERLUKAH SOAL PILIHAN GANDA DITINJAU ULANG?

Soal pilihan ganda yang diterapkan untuk mengevaluasi proses pendidikan di Indonesia kini dikatakan tidak akan membuat pendidikan kita menjadi maju. Soal - soal semacam ini hanya akan membuat siswa kita trampil menghafal tapi tidak trampil menalar.
Perlukah soal pilihan ganda ditinjau ulang?


Bagaimana jika kita hubungkan antara soal pilihan ganda itu dengan buku Outliers-nya Malcolm Gladwell?
Apa hubungan antara soal pilihan ganda dengan prestasi atlet kita?
Silahkan anda baca tulisan saya mengenai itu di MENGAPA PENDIDIKAN KITA TAK MAJU � MAJU?
Pendidikan kita yang seperti sekarang ini memerlukan perbaikan dan masukan berharga dari para pakar - pakar pendidikan yang kita miliki.
Semuanya adalah demi pendidikan yang bermutu yang akan mensejahterakan negara kita.

Saturday, October 31, 2009

CATATAN BEBERAPA HARI INI


Saya kembali menulis di Kompasiana setelah beberapa bulan vakum. Format baru kompasiana yang lebih personal menarik saya. Dengan menulis di kompasiana, berarti kita tergabung dengan komunitas yang memiliki minat tertentu. Disesuaikan dengan minat kita. Entah di pendidikan, atau di politik dan lain � lain. Tulisan � tulisan kita memiliki kesempatan dibaca lebih banyak. Begitu juga dengan tanggapan yang akan kita terima. Anda boleh mencobanya.Saya semakin jarang menulis di blog ini. Apa sebab? Menurut pengamatan saya, memposting setiap hari di blog, akan menurunkan posisi kita di hasil pencarian. Dengan menuliskan kata kunci artikel pendidikan di http://google.co.id, blog saya berada di posisi no 5 halaman pertama hasil pencarian. Tapi jika saya memposting setiap hari, posisi saya turun bahkan bisa sampai ke halaman 2 dari hasil pencarian. Untuk itulah saya hanya akan memposting tiga atau empat kali dalam seminggu. Jika ada hal yang perlu saya tulis, mungkin akan saya tulis di kompasiana.Google Page Rank saya naik menjadi 3 beberapa hari ini. Horeee.Saya menemukan foto siswa saya yang berdandan untuk mengikuti lomba story telling beberapa tahun yang lalu, di komputer sekolah. Saya lama mencari � cari foto itu. Dan baru kemarin ketemu secara kebetulan saja. Siswa saya ini memakai baju dari karung goni buatan saya yang saya gambari dengan ukiran dayak menggunakan cat tembok. Sayang, kami belum menang saat itu.





Friday, October 23, 2009

AKUN FACEBOOK DENGAN NAMA KITA


Berawal dari Kompasiana. Ketika saya bermaksud untuk membuat link ke akun facebook saya di Kompasiana, berkali - kali saya gagal. Apa sebab? Karena URL dari akun facebook saya tidak dengan nama saya, melainkan seperti ini: www.facebook.com/people/Eko-Wurianto/1048547202. Kompasiana tidak bisa menerima URL yang semacam ini. URL yang bisa diterima adalah yang semacam ini: http://www.facebook.com/eko.wurianto
Saya bingung, bagaimana ya membuat URL yang semacam ini? Setelah browsing, saya menemukan jawabannya. Di http://rahmat-set.web.ugm.ac.id diterangkan caranya sebagai berikut:
Pertama, masuklah ke akun Facebook kita.
Kedua, buka jendela baru di browser, lalu ketikkan url berikut: http://www.facebook.com/username/
Ketiga, ubah URL akun facebook kita di halaman facebook yang muncul.
Keempat, jadilah akun facebook dengan nama kita. Mudah dan cepat. Terima kasih untuk http://rahmat-set.web.ugm.ac.id

PESTA BLOGGER 2009


Jika bisa, tentu saja saya akan hadir di:



besuk. Menimba ilmu kepada para blogger senior dan berbincang dengan mereka tentu pengalaman yang sangat menarik.

Tapi tentu saja saya tidak bisa.
Saya hanya bisa berucap:
Selamat Berpesta

Monday, October 19, 2009

MENGGAMBAR YOK!


Sedang iseng otak - atik Flash. Malam ini saya membuat sesuatu untuk menggambar. Coba anda klik dan drag gambar pensil di bawah ini untuk menggambar apapun yang anda suka.



Jika anda ingin menghapus, cukup anda tekan tombol Delete atau BackSpace.

Ya, sekedar iseng saja.

Saturday, October 17, 2009

KELUHAN SI MACAN PUTIH


Buku �The White Tiger� merupakan sebuah buku yang berisi kisah dan keluhan seorang India yang ditulis di surat � surat yang dikirimkan kepada seorang Perdana Menteri China.
Penulis, Aravind Adiga, lulusan universitas Columbia dan Universitas Oxford yang bekerja di Time, memberi judul The White Tiger bukunya sebagai symbol atas keeksklusifan dirinya dibandingkan dengan orang India di sekitarnya. Macan putih yang tinggal di hutan merupakan hewan yang sangat langka, dengan symbol macan putih ini, seolah penulis ingin menunjukkan bahwa Balram halwai, sang tokoh, merupakan orang yang jarang ditemui karena kemampuannya dalam membaca dan menulis di saat orang � orang yang sepertinya di lingkungan tempat tinggalnya tidak dapat menulis dan membaca.
Melalui surat yang ia tulis, Balram ingin menunjukkan bahwa kebesaran India yang tersiar hingga ke Negara � Negara manca, bukan sesuatu yang tanpa cela. Di sana � sini masih terdapat kekurangan � kekurangan yang bisa jadi tertutup dari dunia luar.
Balram mengisahkan bahwa di tempatnya terdapat seorang �juragan� yang memonopoli tanah. Orang � orang yang miskin harus membayar kepada sang juragan jika mereka ingin menggembalakan ternah, menanami tanah atau menggunakan air.
Balram harus meninggalkan studinya dan bekerja pada si juragan itu untuk membayarkan hutang � hutang keluarganya kepada sang tuan tanah. Dengan bekerja kepada sang tuan tanah, berarti ia harus mengerjakan pekerjaan � pekerjaan yang membutuhkan otot dan melelahkan.
Untung saja ia bernasib lebih baik. Juragannya membutuhkan seorang sopir dan bukan kebetulan jika ia bisa menyopir-neneknya membiayai kursus menyopir hingga ia bisa menyopir- sehingga ia bisa meninggalkan pekerjaan kasarnya yang dulu ia lakukan.
Namun, tetap saja ia merupakan orang upahan yang bekerja kepada seorang majikan. Dan pikiran sebagai seorang buruh yang harus bekerja sebaik � baiknya kepada majikan membuat Balram tidak pernah menghargai pekerjaannya. Karena itulah hak � haknya sebagai pekerja pun sering dilanggar.
Dengan menulis surat kepada Perdana Menteri China itu, ia tidak hanya membeberkan keburukan dari negaranya. Namun, ia juga berharap bahwa di masa mendatang anak � anak India akan mendapatkan pendidikan yang lebih baik sehingga mereka akan dapat menjalani hidup dengan lebih baik.

Thursday, October 15, 2009

REKAM JEJAK


Bagian yang sangat saya sukai dari buku Seven Habits of Highly Effective People karya Stephen Covey adalah bab �Merujuk Pada Tujuan Akhir�.
Stephen menulis gambaran di awal bab tentang bagaimana jika tiba waktunya bagi kita untuk mati. Kita ingin dikenang sebagai apa? Demikian tulis Stephen. Apakah kita ingin dikenang sebagai orang yang rajin, baik hati, dermawan, ringan tangan dalam menolong sesama atau ingin dikenang sebagai orang yang pemalas, culas, kikir dan mementingkan diri sendiri?
Tentu, tiap orang menginginkan agar orang � orang yang masih hidup mengenang mereka sebagai orang yang baik dalam segala hal. Tidak ada seorang pun yang menginginkan ia dikenang sebagai pribadi yang berperingai buruk.
Image source: http://www.sxc.hu

Karena itulah, tulis Covey, tiap orang harus merintis jalan hidup mereka sendiri yang positif. Agar tiap orang yang masih hidup nantinya melihat jalan itu sebagai jalan hidup mereka. Agar tiap orang yang masih hidup menjadi saksi.
Menurut Covey, cara ini merupakan cara yang efektif dalam memperbaiki sikap seseorang agar menjadi lebih baik.
Tapi sebagai muslim, pengakuan sesama manusia, tidaklah cukup.
Setiap muslim harus berlaku baik di sepanjang hidup mereka agar Alloh meridhoi mereka. Dan ridho Alloh tidak akan mereka dapatkan selama mereka tidak mengikhlaskan perbuatan baik yang mereka lakukan. Seorang Muslim berbuat baik agar Alloh meridhoi mereka. Bukan agar dikenang manusia sebagai pribadi yang baik.
Dan saya rasa keikhlasan dalam berbuat baik � semata � mata agar mendapatkan ridho Alloh, berbeda dengan yang ditulis oleh Covey, jauh lebih efektif dalam membentuk pribadi yang baik.

Wednesday, October 14, 2009

BLOG ACTION DAY: ONE STUDENT ONE TREE


I teach at a secondary school in the village. The school where I teach is fifteen kilo meters from my house and is in the mountainous area. The road to reach the school where I teach is not easy; winding and sometimes impassable.
Climate change is not a serious issue for my students. Yes, because they live in mountainous area that is certainly not hot. But climate change still has influence there.
In the dry season, water is very hard to get. Sometimes my students do not wash when they go to school because of lack of water. However, if the heavy rains come, there are many cases of landslides.
The students of course understand that the lack of water in the dry season and landslides in the rainy season due to fewer trees. They have gained knowledge about this since they were still studying in primary school. But the willingness to replant is still very low.
Many teachers have advised students on the importance of planting trees and keeping them for life. However, this advice was never implemented.
Fortunately, some time ago, Pacitan Regent proclaimed reforesting areas that need reforestation. The Thousand Trees Program launched by The Regent made us ask each student to bring a tree to be planted on a hill that is almost bare.
We do not stop there. We keep planting Trees in every inch of ground. I hope one day our situation will be better.

GABUNGLAH KE BLOG ACTION DAY 2009!


Robin Beck dari Blog Action Day, mengajak Blogger untuk membantu mendukung Blog Action Day 2009. Berikut ajakannya:

Bagi anda yang tidak tahu, Blog Action Day ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan setiap Oktober 15 di mana blogger di seluruh dunia bersatu untuk menulis tentang satu hal pada satu hari. Kami menganggapnya sebagai satu blogfest besar untuk selamanya, dan tujuan kami adalah untuk memicu perbincangan tentang suatu permasalahan penting di seluruh web.
Topik tahun ini adalah perubahan iklim, dan kami, sejauh ini telah memiliki lebih dari 4.000 blogger dari 123 negara yang mendaftarkan diri, termasuk blog � blog besar dunia.

Tujuan kami dalam menyelenggarakan acara Blog Action Day 2009 adalah agar ia menjadi sebuah acara perubahan sosial terbesar di web sebagai bukti dari kepedulian global tentang krisis iklim. Untuk mencapai tujuan ini, kami ingin mengundang seluruh komunitas Blogger untuk terlibat dan berkomitmen untuk menulis satu postingan tentang perubahan iklim di blog anda pada 15 Oktober.

Anda dapat mendaftarkan blog Anda di sini.

Selain bergabung dengan ribuan blogger lain, dengan mengikuti program ini anda juga akan mendukung pekerjaan dari lusinan nirlaba terkemuka yang juga berpartisipasi - termasuk Oxfam, 350.org, The Nature Conservancy, Greenpeace, The United Nations Foundation, dan lebih dari empat puluh organisasi yang berafiliasi dengan kampanye TckTckTck.

Anda dapat mempelajari lebih lanjut mengenai isu perubahan iklim dan melihat contoh topik yang mungkin akan Anda tulis di www.blogactionday.org. Di sana Anda juga dapat menemukan cara-cara lain untuk terlibat dengan mengambil tindakan bersama organisasi nirlaba terkemuka dan juga memposting widget yang hebat ke blog Anda.

Terima kasih untuk dukungannya. kami berharap anda semua menjadi bagian dari acara ini!

Monday, October 12, 2009

KESEDERHANAAN ORANG YANG TAK 'SEDERHANA'


Dalam film Smart People yang saya tonton di MetroTV beberapa waktu lalu, Vanessa Wetherhold, anak dari tokoh utama berkata: �Theresa Sternbridge practically runs a soup kitchen and she's always seen posing in photos with crack babies and dying, old, crusty ladies. And do you know why? She scored in the 45th percentile on her SAT. People like you and me don't need to compensate.�
Di belahan dunia manapun, anda akan menemukan orang yang hebat yang berpenampilan biasa � biasa saja. Terkadang kita bahkan tidak percaya bahwa orang yang berada di depan kita adalah si anu, seorang seniman besar. Si polan seorang pemimpin perusahaan terkenal. Karena penampilannya tidak mencerminkan penampilan dari seorang yang hebat.
Yang terekam dalam benak kita, seorang yang hebat dan kehebatannya itu tersiar sampai ke pelosok negeri adalah seorang yang berpenampilan glamor atau setidak � tidaknya berbeda dengan orang kebanyakan. Maka, ketika kita bertemu mereka itulah timbul ketidak percayaan bahkan mungkin kecurigaan jika kita sedang ditipu.
Mengapa orang � orang hebat itu malah sedemikian sederhananya?
Kemungkinan pertama: mereka sudah merasa cukup dengan kehebatan mereka. Tanpa perlu tambahan sesuatupun, semua orang sudah tahu dan kenal dengan mereka.
Kemungkinan kedua: waktu � waktu mereka sudah habis terkuras untuk membangun kehebatan diri mereka sehingga mereka tidak memiliki waktu lagi untuk �memoles� diri.
Ya, nampaknya dua kemungkinan itu benar adanya. Orang � orang hebat benar � benar paham bahwa kehebatan mereka jauh lebih memukau daripada polesan luar yang akan segera pudar dan dilupakan. Baju semahal dan sebaik apapun akan segera menjadi usang. Manusia setampan atau secantik apapun akan segera menjadi tua dan rapuh. Kehebatan orang � orang hebat membuat mereka sadar bahwa kehebatan pribadi jauh lebih abadi daripada tampilan � tampilan luar.
Dan satu kehebatan menuntut kehebatan yang lain. Oleh karena itulah orang � orang hebat biasanya adalah mereka yang tidak pernah berhenti berkarya. Sekali mereka tampil dengan prestasi yang melahirkan pengakuan khalayak, mereka terus tertantang untuk mendapatkan pencapaian puncak. Ini membutuhkan banyak waktu. Karena itulah, mana sempat mereka untuk memikirkan polesan � polesan luar?
Maka, setiap saat kita harus selalu ingat bahwa, kehebatan akan melahirkan kesederhanaan. Dan kekerdilan akan selalu melahirkan ke-neko-neko-an.
Saya sangat yakin anda semua adalah pengguna Google � atau setidaknya anda pernah menggunakannya. Saat ini Google tengah melakukan uji coba tampilan halaman mukanya yang lebih minimalis. Pada tampilan baru, saat pengunjung mengetik alamat situs www.google.com, yang akan muncul hanya logo, kotak pencarian, dan dua tombol pencarian di bawahnya atau hanya logo dan kotak pencarian. Tampilan lengkap baru akan keluar begitu mouse diarahkan ke halaman tersebut.
Tampilan yang sangat sederhana itu tentu tidak akan membuat para pengguna Google berpaling kepada mesin pencari lain. Mengapa? Karena semua orang sudah tahu kehebatan Google. Coba bayangkan, di tahun 2007 saja, proses pencarian yang menggunakan Google tercatat mencapai 37,1 miliar pencarian setiap bulannya. Bandingkan dengan Yahoo! Yang �hanya� 8,5 miliar dan Microsoft pada angka 2,2 miliar.

Jangan pernah tertipu dengan penampilan. Kesederhanaan seringkali menyimpan �ketaksederhanaan�.

TENGGANG RASA


Pagi ini, saya naik bis yang penuh sesak. Tak satupun jendela bis yang dibuka karena hujan angin turun dengan lebat di luar sana. Udara menjadi sangat pengap tentu saja. Namun, di tengah suasana pengap itu, tiba � tiba saja seorang tua mengeluarkan rokok dari saku bajunya. Menyalakan korek api dan menyulut rokok serta menghisap dalam � dalam rokonya itu. Dan, menyemburlah asap yang tebal dari dalam mulutnya. Memenuhi seluruh ruangan bis.
Tentu saja asap rokok itu membuat suasana tidak nyaman di dalam bis menjadi semakin tidak nyaman. Beberapa orang menutupi hidungnya dan seorang ibu yang berada tepat di belakang orang tua itu mengipas � ngipaskan tangannya untuk mengusir asap. Tapi, bapak itu tadi Nampak tidak mempedulikan keberatan orang � orang di sekitarnya jika ia merokok. Tetap saja ia dengan nyaman menghisap dan menyebarkan racun dari dalam mulutnya.
Kejadian pagi itu membuat saya teringat dengan kejadian serupa beberapa tahun yang lalu. Saat itu, saya dan beberapa teman naik bis malam dari Malang menuju Surabaya. Tepat di depan tempat duduk teman saya, duduk seorang bapak yang merokok dengan nikmatnya. Teman saya yang saya tahu persis tidak tahan dengan asap rokok menegur bapak itu dengan sopan agar mematikan rokoknya karena ia merasa terganggu
Tanpa disadari oleh teman saya, bapak itu marah � marah bukan kepalang. Katanya: �He mas, ini bis mas, bukan mobil pribadi. Ya seperti inilah bis. Kalau ingin yang nyaman. Sana naik mobil pribadi. Jangan naik bis�. Seterusnya ia terus menggerutu. Untung teman saya tidak melayani kemarahan orang itu. Ketika terdapat tempat duduk yang kosong, teman saya itu langsung berpindah tempat.
Saya sangat heran dengan logika berpikir bapak yang ditegur oleh teman saya itu. Menurutnya, dengan mengatakan perkataannya di atas, fasilitas umum adalah tempat untuk berbuat semaunya. Kalau ingin tidak terganggu, pilih fasilitas pribadi. Sungguh suatu logika berpikir yang terbalik.
Ketika kita berada di fasilitas umum, Kita berbagi dengan orang lain. Karena orang lain sudah pasti berbeda dengan kita, maka kita harus mau menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang bisa jadi tidak disukai oleh orang lain. Kalau kita tetap nekat melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan bagi orang lain, sudah pasti orang lain tidak menyukai kita.
Kalau kita hidup di lingkungan yang padat penduduk. Dan di waktu siang, saat semua orang tidur siang, kita memutar lagu keras � keras. Tentu akan mengganggu hak orang lain. Jika kemudian ada seorang yang keberatan dengan tindakan kita itu dan meminta agar mematikan music yang kita putar, apakah kita akan berkata: �Ini rumah padat penduduk mas. Kalau mau yang tenang, sana bikin rumah di hutan?�
Ketika akhirnya teman saya yang tidak tahan asap rokok itu duduk di dekat saya, ia berkata kepada saya: �Tas saya berada persis di atas bapak itu, jika nanti turun, saya akan berpura � pura menjatuhkan tas saya itu di atas kepalanya. Kalau ia marah, saya akan jawab: �Ini bis umum pak, kalau ingin yang nyaman, naik bis pribadi sana.�
Saya tertawa terpingkal.

Saturday, October 10, 2009

BODOH KOK PD?


Seorang rekan pernah mengeluh tentang perlakuan seseorang terhadapnya. �Bayangkan� kata teman saya, �orang itu bertanya kepada saya tentang alasan mengapa saya mengatur istri saya sedemikian rupa. Ia terheran � heran melihat saya melarang ini itu kepada anak � anak saya. Apa urusan dia pikir saya. Saya bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi dan yang akan terjadi dengan keluarga saya. Baik dan buruknya keluarga saya adalah tanggung jawab saya. Mengapa ia turut campur? Sedang saya sendiri tidak melihat ia sebagai orang yang sukses dalam memimpin keluarganya.�
Rekan saya itu begitu emosional. Tangannya yang tergenggam bergetar. Nafasnya memburu.
�Saya rasa ia orang yang bodoh�, lanjutnya. �Hanya orang yang bodoh yang mengurusi urusan orang lain, yang ia tidak memiliki wewenang walaupun sekedar membicarakannya. Namun saya sungguh heran. Mengapa orang yang bodoh selalu memiliki kepercayaan diri yang saya kira lebih ya? Apa kebodohan membuatnya tidak menyadari jika ia adalah orang yang bodoh?�
�Bayangkan, setelah mengurusi urusan saya ia kemudian membanding � bandingkan saya dengan dirinya. Ia katakan bahwa ia memberi kebebasan kepada anak dan istrinya. Dan dengan begitu ia bahagia. Saya tidak pernah mengajak orang lain untuk berbuat hal yang serupa saya lakukan. Mengapa orang lain jadi gerah dengan apa yang saya lakukan?�
Saya diam saja mendengarkannya. Saya rasa saya hanya perlu mendengarkannya tanpa harus berkomentar ini itu.
Setelah ia berhenti berbicara dan terlihat lebih lega, baru saya bicara kepadanya:
�Oke, apakah engkau mengatakan apa yang engkau katakan kepada saya baru saja kepada orang yang sok pintar itu?�
�Tidak, saya rasa tak ada gunanya berbicara dengan orang yang bodoh�
�Apa yang kau lakukan telah tepat. Lalu apakah engkau marah?�
�Tentu saja.�
�Mengapa engkau tidak memarahinya dan mengatakan bahwa yang ia tanyakan kepadamu bukanlah urusannya?�
�Sudah saya katakan, tak ada gunanya berbicara dengan orang bodoh. Bahkan kemarahan pun tak akan membuatnya menjadi pintar.�
�Oke,� kata saya, �Saya sependapat denganmu. Ia memang orang yang bodoh. Ia bodoh karena menganggap orang lain tidak lebih pintar dari dirinya. Dan saya juga memujimu karena tidak meladeni orang bodoh sepertinya. Tapi, coba engkau pikir, mengapa orang yang bodoh itu engkau biarkan mempengaruhi emosimu? Mengapa orang secerdas engkau bisa terus memikirkan perkataan orang yang bodoh sehingga engkau marah - marah sedemikian?�
�Tentu saja ia berlaku demikian. Karena itulah yang dilakukan oleh orang � orang yang bodoh. Biar saja ia melakukan semua yang akan menunjukkan kebodohannya sendiri. Tapi jangan sampai kau biarkan kebodohannya mempengaruhi perasaanmu. Jangan karena kebodohannya engkau turut menjadi bodoh karena begitu gampangnya terpancing�.
Teman saya diam. Sepertinya ia memahaminya.
�Minum kopinya. Keburu dingin.�, kataku.
�Sepertinya aku tak berminat.� Jawabnya.
�Lihat.� Kataku, �Sekarang orang bodoh itu mampu merubah lidahmu menjadi tidak mampu menikmati kopi yang sedap ini.�

Ia tertawa. Kami tertawa bersama.

Mengapa kita rela orang � orang bodoh itu mempengaruhi kualitas hidup kita?
Mari kita minum kopinya.

Image Source: Courtney MacRae

Friday, October 9, 2009

TJAWANG RADIO


Every time I see and hear Konidin advertising on television, I'll always remember Tjawang radio. It is the sound of the narrator that made me remember the radio which frequently heard noisy and must be filled with four batteries to catch the broadcast.
Tjawang transistor radio was a radio being produced by the company of Thayeb Gobel in 1954. This legendary radio - the president Sukarno once asked Thayeb Gobel, "why do you choose a transistor radio business? 'He said," so that you can make up a speech to the people in the villages, in far places, remote foothills, on far islands although these places had no electricity, sir. "- becomes memories of the past and embedded in my brain.

Some of my neighbors had Tjawang radio. Call him Kang Udin (deceased). He is a loyal listener of Saur Sepuh radio drama. He and I sometimes sat on the porch listening to the radio play and talked to each other when the ad played. Sometimes Kang Udin bought greeting cards in RKPD, and we will be faithful waiting for the card was read by a radio announcer at the music program in the afternoon. Radio Tjawang which the battery must often be dried under the sun to keep her voice firm - about hanging out battery, it looks like Mahar does on Laskar Pelangi - was my and Kang Udin�s loyal friend when television was still very rarely owned.
Then there mbah Bokari. My other neighbor who had a Tjawang radio. Mbah Bokari was very happy with the leather puppet show on the radio all night long. I was on elementary school at the time, often sleeping in his house because I wanted to listen to the puppet play with him. In the afternoon, mbah Bokari used to tell me about the play - shadow puppet plays in which he had seen and heard on the radio. The story made me interested to listen to the broadcast of all night long shadow puppets on the radio. But yes it was, the story which I did not understand that makes me fall asleep and never fully listened to.
Kang Udin and Mbah Bokari�s Tjawang radios were a part of my beautiful childhood memory. Radio Tjawang that played either a pop song or a puppet show or klenengan had been straight recorded in my memory. And when the narrator of Konidin ads played on television - the ad narrator's voice, in my opinion, like a radio announcer in my childhood and voices that appear similar to the sound of a Tjawang transistor radio - Tjawang radio comes back on my memory.

My childhood was not an easy time as now. At that time we had always imagined the 2000 year that was said would be very modern. At that time we had always said that later in the 2000 year, the radio would be far more sophisticated and more pleasant than Tjawang radio.

However, it is now, I miss the Tjawang radio which is very hard to find.

Moral: enjoy and be happy with our current situation. Under any circumstances. Because it could be a time we will miss in the future.

Untuk membaca terjemahan bahasa Indonesianya, silahkan klik: Radio Transistor Tjawang

Image Source: kedaibarangantik.blogspot.com

RADIO TRANSISTOR TJAWANG


Setiap kali saya melihat dan mendengar iklan Konidin di televisi, saya pasti selalu ingat dengan radio Tjawang. Suara dari narratorlah yang membuat saya menjadi teringat radio yang sering terdengar �kemrosok� dan harus diisi dengan empat batrei untuk bisa digunakan untuk menangkap siaran radio ini.
Radio transistor Tjawang adalah sebuah radio yang mulai diproduksi oleh perusahaan Thayeb Gobel di tahun 1954. Radio yang legendaries ini � konon presiden Soekarno pernah bertanya kepada Thayeb Gobel, �mengapa memilih usaha radio transistor?� jawabnya, �supaya pidato bapak dapat sampai kepada orang-orang di desa, di tempat jauh yang terpencil di kaki-kaki gunung, di pulau-pulau meskipun di tempat-tempat tersebut belum ada listrik, pak.� � menjadi kenangan masa lalu yang begitu melekat dalam ingatan.
Beberapa tetangga saya memiliki radio Tjawang. Sebutlah Kang Udin (almarhum). Dia adalah pendengar setia drama radio saur sepuh. Saya dan dia kadang duduk di teras rumahnya sambil mendengarkan drama radio itu lalu saling berkomentar ketika didendangkan iklan. Kadang kang Udin membeli kartu ucapan di RKPD, dan kami akan setia menunggu kartu ucapan itu dibacakan oleh penyiar radio di acara music di sore hari. Radio Tjawang yang batreinya seringkali harus dijemur agar suaranya tetap kencang ini � perihal menjemur baterei, persis dengan Mahar di film Laskar Pelangi � menjadi teman setia saya dan kang Udin di saat televisi masih sangat jarang dimiliki.
Lalu ada mbah Bokari. Tetangga saya yang lain yang memiliki radio Tjawang. Mbah Bokari ini sangat suka dengan siaran wayang kulit semalam suntuk di radio. Saya yang bersekolah di SD saat itu, seringkali tertidur di rumahnya karena ingin sekali mendengarkan wayang kulit bersamanya. Di siang harinya, mbah Bokari ini sering bercerita kepada saya tentang lakon � lakon dalam wayang kulit yang pernah ia tonton dan dengarkan di radio. Ceritanya membuat saya tertarik untuk ikut mendengarkan siaran wayang kulit semalam suntuk di radio itu. Namun ya itu tadi, jalan cerita yang tidak saya pahami itu membuat saya tertidur dan tidak pernah tuntas mendengarkannya.
Kang Udin dan Mbah Bokari dengan radio Tjawangnya masing � masing adalah bagian dari masa kecil saya yang sangat indah. Radio Tjawang yang entah mendendangkan lagu pop atau klenengan ataupun wayang kulit telah terekam lekat dalam ingatan saya. Dan saat narrator iklan Konidin terdengar di televisi � suara narrator iklan itu, menurut saya, sangat mirip dengan penyiar radio di masa kecil saya dan suara yang muncul juga mirip dengan suara yang dihasilkan dari sebuah radio transistor Tjawang � muncullah kembali radio Tjawang.

Masa kecil saya, bukanlah masa serba mudah seperti sekarang. Di waktu itu kami selalu membayangkan tahun 2000 yang konon katanya akan sangat modern. Di waktu itu kami selalu berkata bahwa nanti di tahun 2000, radio pasti akan jauh lebih canggih dan lebih enak didengar daripada radio Tjawang.

Namun, ternyata kini, saya merindukan radio Tjawang yang kini sangat sulit didapatkan.

Moralnya: nikmati dan berbahagialah dengan keadaan kita yang sekarang. Bagaimanapun keadaannya. Karena, bisa jadi masa � masa itu akan kita rindukan di masa � masa mendatang.

Wednesday, October 7, 2009

HARD WORK BROTHER!


Do you sometimes feel stupid? I'll bet. Often we feel very stupid in a state. Sometimes we or anyone else compare us with others in achieving something. Then label us stupid, more stupid, less intelligent, or clever and intelligent, quick, slow, and others. And we must remember that: other people will not let us become better from day to day. They will always try to keep us in our current situation so the smart, the nimble will have no competitors. And they will still feel as the best among others.
So we must realize that: ANY NEGATIVE THINGS SAID BY OTHERS ABOUT OURSELVES ARE THE PROJECTION OF OTHER PEOPLE�S WEAKNESS WHO DO NOT WANT TO GET RIVALS. NOT THE REFLECTION OF OUR STATE OF THE TRUTH.

Try to refer the life story of great people of all time. Not all successful people were known as having the potential of success from the beginning. But what they try is a locomotive which delivers them to the gates of success. Look at Masatoshi Koshiba and take lessons from him.
According to him, when high school Koshiba had been insulted by his teacher as a child who would not be able to understand the physics. This insult had also been experienced by Einstein and Edison, you remember?.

This insult hurt him and made him study hard to understand the physics well. He was desperate to join physics class even though his mark on physics was bad. And he was able to enter the University of Tokyo. Thanks to his hard work.
He also graduated from the University of Tokyo. PASS WITH THE LOWEST GRADE!

But he was not discouraged. With the burning passion he continued his study physics at the University of Rochester. He entered the university armed with a letter of recommendation from A professors at the University of Tokyo, which reads: "HIS RESULTS ARE NOT GOOD, BUT HE'S NOT THAT STUPID"
His hard work brought him .Phd degree from Universitar of Rochester. Then he returned to Tokyo University to teach there. Imagine, from a graduate with the lowest score, he returned to the university as a professor. It�s the result of hard work.

However, a professor at his university was not his peak achievement. A few years later Koshiba received Nobel Prize due to his efforts to find neutrino.

From NO ONE to THE GREAT ONE.

Other people may look at us and even insult us as fools. But our hard work will embarrass them someday.

Einstein reportedly once saying: "If relativity proved true, the Germans will say I am a German, Swiss people will remember me as a citizen of Swiss and the French will call me the great scientist. But if not, the French will say I am a Swiss, the Swiss will say I am German and the Germans will say I am Jewish. "

Hard work brother. We need to prove anything with hard work. And let's together embarrass them.

Untuk membaca terjemahannya silahkan anda Klik: KERJA KERAS SAUDARA

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai Neutrino, silahkan anda Klik: fisik@net

Monday, October 5, 2009

KERJA KERAS SAUDARA!


Apakah terkadang anda merasa bodoh? Saya rasa pasti. Seringkali kita merasa sangat bodoh di sebuah kondisi. Terkadang kita atau orang lain membanding � bandingkan kita dengan orang lain dalam pencapaian sesuatu. Lalu memberi label bodoh, lebih bodoh, kurang pintar, atau pintar dan cerdas, cekatan, lamban dan lain � lain. Dan yang harus kita ingat adalah bahwa: orang lain tidak akan membiarkan kita menjadi lebih baik dari hari ke hari. Selalu mereka akan berupaya agar kita tetap berada di keadaan kita yang sekarang ini sehingga yang cerdas yang cekatan itu tidak memiliki pesaing. Dan mereka akan tetap merasa sebagai orang yang terbaik diantara sesama.
Maka harus kita sadari bahwa: SEGALA SESUATU YANG NEGATIF YANG DIKATAKAN OLEH ORANG LAIN TENTANG DIRI KITA MERUPAKAN PROYEKSI DARI KELEMAHAN ORANG LAIN YANG TIDAK INGIN MENDAPATKAN SAINGAN. BUKAN REFLEKSI DARI KEADAAN KITA YANG SEBENARNYA.

Cobalah anda simak kisah hidup dari orang � orang besar sepanjang masa. Tidak semua orang yang sukses itu dikenal sebagai orang yang memiliki potensi sukses sedari awal. Tapi apa yang mereka usahakanlah yang menjadi lokomotif yang menghantarkan mereka ke gerbang kesuksesan. Cobalah simak Masatoshi Koshiba dan ambil pelajaran darinya.
Menurut penuturannya, Koshiba ketika SMA pernah dihina oleh gurunya sebagai anak yang tidak akan mampu memahami fisika. Hinaan seperti ini juga pernah dialami oleh Einstein dan Edison, anda ingat?.

Hinaan ini membuatnya sakit hati dan belajar keras untuk dapat memahami fisika dengan baik. Dia nekat masuk kelas fisika meskipun nilai � nilai fisikanya jelek. Dan ia pun mampu masuk ke Universitas Tokyo yang tersohor itu berkat kerja kerasnya yang tanpa lelah.

Ia pun lulus dari Universitas Tokyo. LULUS DENGAN NILAI TERENDAH!

Tapi ia tak patah semangat. Dengan semangat membara ia melanjutkan studi fisikanya di Universitas Rochester. Dia memasuki universitas itu dengan berbekal surat rekomendasi dari dosennya di Universitas Tokyo yang berbunyi: �HIS RESULTS ARE NOT GOOD, BUT HE�S NOT THAT STUPID� (NILAI � NILAINYA MEMANG TIDAK BAIK, TAPI IA TAK BODOH � BODOH AMAT).

Kerja kerasnya kembali membawanya mendapatkan gelar Phd. dari Universitar Rochester. Lalu ia kembali ke Universitas Tokyo untuk mengajar di sana. Bayangkan, dari lulusan dengan nilai terendah, ia kembali ke universitas tempat ia belajar dulu sebagai guru besar. Semua dengan sebab kerja keras.

Namun, menjadi professor di alma maternya ternyata belum merupakan prestasi puncaknya. Beberapa tahun kemudian Koshiba mendapatkan hadiah nobel berkat usahanya menemukan neutrino.

Dari NO ONE menjadi THE GREAT ONE.

Orang lain boleh memandang kita bahkan menghina kita sebagai orang bodoh. Tapi kerja keras kita akan mempermalukan mereka suatu saat nanti.

Konon Einstein pernah berucap: �Jika relativitas terbukti benar, orang Jerman akan mengatakan saya seorang Jerman, orang Swiss akan mengenang saya sebagai warga negara Swiss dan orang Perancis akan menyebut saya ilmuwan besar. Tetapi jika salah, orang Perancis akan mengatakan saya orang Swiss, orang Swiss akan mengatakan saya orang Jerman dan orang Jerman akan mengatakan saya Yahudi.�
Kerja keras saudara. Semua perlu kita buktikan dengan kerja keras. Dan mari bersama � sama kita permalukan mereka.

Tags

Recent Post