Sudah dengar berita tentang seorang kakek berusia 81 tahun yang ikut ujian setara SD? Pasti anda akan heran sekali. Untuk apa? Jika ia memiliki ijazah SD, ia akan memiliki kesempatan untuk menjadi karyawan tetap di masjid Istiqlal sebagai petugas kebersihan. Selain itu, ia ingin membuktikan kepada anak cucunya bahwa ia bukan seorang buta huruf.
Usia sekian bagi sebagian kita mungkin dianggap sebagai usia dimana saatnya kita menikmati hidup. Tidak perlu lagi bekerja susah - susah. Maka kehebatan kakek ini adalah:
Pertama, ia memiliki semangat kemandirian yang besar. Untuk terus bertahan hidup dengan mengandalkan kekuatan dan kemampuannya sendiri. Mungkin saja ia memiliki anak - anak yang bersedia untuk mengurusnya di hari tua. Bisa saja bukan? tapi alasan pertamanya mengikuti ujian kesetaraan SD adalah agar ia diangkat menjadi karyawan tetap sehingga ia akan mendapatkan gaji setara UMR. Kakek ini tidak mau bergantung kepada orang lain untuk bertahan hidup.
Kedua, ia ingin membuktikan kepada anak cucunya bahwa ia bukan seorang yang buta huruf. Buta huruf selalu identik dengan kebodohan. Kakek ini tidak mau dianggap bodoh hanya karena ia tidak memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis.
Semangat untuk menjaga harga diri seperti ini perlu kita tiru dan tularkan kepada semua orang. Saya teringat kisah Salman al Farisi, sahabat Rasululloh, yang diangkat menjadi gubernur tetapi ia menggantungkan hidupnya dengan berjualan keranjang hasil karyanya sendiri. Mengapa beliau melakukan hal ini? ini adalah masalah harga diri yang harus ditegakkan.
Kemandirian akan membuat kita berdiri tegak. Memandang lurus ke depan saat bersama orang lain dan bukannya tertunduk. Hanya harga diri yang akan membuat kita bertahan hidup sebagai manusia.
Post a Comment