Bagian yang sangat saya sukai dari buku Seven Habits of Highly Effective People karya Stephen Covey adalah bab �Merujuk Pada Tujuan Akhir�.
Stephen menulis gambaran di awal bab tentang bagaimana jika tiba waktunya bagi kita untuk mati. Kita ingin dikenang sebagai apa? Demikian tulis Stephen. Apakah kita ingin dikenang sebagai orang yang rajin, baik hati, dermawan, ringan tangan dalam menolong sesama atau ingin dikenang sebagai orang yang pemalas, culas, kikir dan mementingkan diri sendiri?
Tentu, tiap orang menginginkan agar orang � orang yang masih hidup mengenang mereka sebagai orang yang baik dalam segala hal. Tidak ada seorang pun yang menginginkan ia dikenang sebagai pribadi yang berperingai buruk.
Karena itulah, tulis Covey, tiap orang harus merintis jalan hidup mereka sendiri yang positif. Agar tiap orang yang masih hidup nantinya melihat jalan itu sebagai jalan hidup mereka. Agar tiap orang yang masih hidup menjadi saksi.
Menurut Covey, cara ini merupakan cara yang efektif dalam memperbaiki sikap seseorang agar menjadi lebih baik.
Tapi sebagai muslim, pengakuan sesama manusia, tidaklah cukup.
Setiap muslim harus berlaku baik di sepanjang hidup mereka agar Alloh meridhoi mereka. Dan ridho Alloh tidak akan mereka dapatkan selama mereka tidak mengikhlaskan perbuatan baik yang mereka lakukan. Seorang Muslim berbuat baik agar Alloh meridhoi mereka. Bukan agar dikenang manusia sebagai pribadi yang baik.
Dan saya rasa keikhlasan dalam berbuat baik � semata � mata agar mendapatkan ridho Alloh, berbeda dengan yang ditulis oleh Covey, jauh lebih efektif dalam membentuk pribadi yang baik.
Post a Comment