Senjata Bagi Keterbatasan


Saya tengah membaca sebuah buku yang berjudul A Life Less Ordinary yang ditulis oleh Baby Halder. Buku ini menarik karena ditulis oleh seorang pembantu rumah tangga di India. Di tengah berita � berita mengenaskan tentang nasib TKW kita di negeri jiran, buku ini serasa di awang � awang. Bayangkan seorang pembantu rumah tangga yang menulis buku?
Halder memang bukan seorang pembantu rumah tangga biasa. Pengalaman hidupnya penuh dengan penderitaan yang diakibatkan oleh ulah ayahnya yang tidak bertanggung jawab. Namun, meskipun tidak bertanggung jawab, saya terkesima dengan nasihat yang diberikannya kepada Halder: �Whatever you do, don�t forget to study.�
Meski dalam kesengsaraan Halder sangat cinta belajar. Ia menulis: �I love school as much as I hated home.� Rumah bukan tempat yang nyaman baginya. Namun, luar biasanya, ia malah menyukai sekolah. Ia mencoba menghilangkan penderitaan hidup yang ia tanggung dengan terus belajar. Nampaknya ini yang merubah jalan hidup Halder.
Lalu, setelah dewasa, dan beranak tiga, ia bekerja di Delhi sebagai pembantu rumah tangga dari seorang cendekiawan yang bernama Dr. Prabodh Kumar Srivastava, seseorang yang menemukan bakat menulis Halder dan yang mendorongnya untuk menulis.
Lalu, apa senjata untuk keterbatasan itu? Sekolah dan belajar.

Post a Comment

Previous Post Next Post