Latest News

Sunday, May 11, 2008

Mutu Pendidikan Indonesia, Diakui Dunia ( 2 )



Bagaimana dengan praktek pembelajaran di sekolah � sekolah Indonesia?. Anda akan menemukan suatu lingkungan yang benar � benar punya gairah tinggi untuk belajar. Mari kita lihat pertama dari guru � gurunya. Semua guru mempunyai jam belajar yang sangat banyak. Rata � rata seorang guru mengajar selama dua belas jam sehari. Setelah itu mereka mengasah atau menambah ilmu mereka. Perpustakaan penuh dengan guru sampai jam tujuh malam. Di sana para guru menelaah berbagai buku yang berkaitan dengan pelajaran yang mereka ampu ataupun ilmu � ilmu diluar bidang mereka. Mereka tidak hanya asyik berkutat dengan bidang ilmu mereka saja.
Sejak satu dekade terakhir, paradigma para guru telah berubah total. Sebelumnya, mereka merasa cukup dengan ilmu mereka. Tak ada kepedulian mereka terhadap ilmu di luaran. Tapi kini jauh berbeda. Ini sejak mereka mengetahui dan memahami hasil penelitian Profesor Marian Diamond. Mereka benar-benar mengikuti hasil eksperimen Profesor Marian Diamond terhadap sejumlah tikus. Dalam eksperimen itu Profesor Diamond membagi tikus-tikus yang dimilikinya ke dalam dua kelompok. Satu kelompok ditempatkan pada sebuah lingkungan yang benar-benar banya sebuah ruang kosong. Sedang kelompok yang satunya lagi ditempatkan dalam sebuah ruang yang kaya dengan mainan-mainan.
Setelah beberapa saat berada dalam ruangan, kedua kelompok tikus ini dilepaskan menuju suatu labirin yang rumit. Tikus yang berasal dari kotak kosong tanpa sesuatupun nampak kebingungan keluar dari labirin. Sedang kelompok tikus yang berasal dari kotak yang kaya dengan mainan perangsang otak, mampu keluar dari labirin itu dengan cepat. Kesimpulan Profesor dari eksperimen ini adalah bahwa otak akan mampu bekerja secara optimal saat otak itu menerima stimulasi secara intens.
Guru-guru di negeri ini, kemudian menganalogikan orang yang merasa cukup dengan ilmunya dan merasa puas bekerja dalam lingkup bidang ilmunya sebagaimana tikus yang berada di kotak yang �miskin�. Untuk menjadi orang yang berotak cemerlang seseorang harus menstimulasi otaknya dengan hal-hal baru. Hal-hal di luar kebiasaan yang telah merekan lakukan. Maka, anda tidak perlu heran ketika menyaksikan guru bahasa sedang berdiskusi dengan guru fisika mengenai Nanoteknologi dalam bahsa Inggris yang fasih. Di lain saat, anda juga menemukan seorang guru matematika berlatih dengan keras melempar cakram, dipandu oleh seorang guru olah raga. Anda juga pasti takjub ketika melihat seorang guru kesenian, di sela-sela jadwal mengajarnya, mengamati organ dalam seekor katak di laboratorium IPA.
Tetapi begitulah, tiap guru berhasrat tinggi untuk belajar hal-hal baru. Tiap menit yang berlalu pasti dipenuhi dengan aktifitas menuntut ilmu penuh ketekunan. Dalam gedung perpustakaan yang sepi seringkali seorang murid menjumpai hal-hal yang tidak lazim, yang dilakukan oleh seorang guru. Ada guru, sudah lanjut usianya, menaiki tangga untuk mendapatkan buku di rak paling atas. Sampai di atas dibuka-bukanya buku yang telah diambil untuk memastikan bahwa buku yang berada di tangannya itu adalah buku yang tepat. Tapi disaat dia membaca separagraf yang menarik hatinya dan paragraf-paragraf berikutnya tambah mengusik kengintahuannya, tanpa sadar dia telah membaca buku dengan berdiri di atas anak tangga selama berjam-jam.
Ada juga sebuah kisah yang menarik tentang seorang guru yang tengah asyik menelaah buku. Sebuah buku tebal tengah dibacanya. Beberapa jam telah dihabiskannya. Tiba-tiba saja sebuah rak buku yang kakinya keropos dimakan usia ambruk disamping tempat duduknya. Anehnya sang guru tetap tidak bergeming dari tempat duduknya. Melanjutkan sisa bukunya tanpa sadar bahwa nyawanya bisa saja terancam jika rak yang sarat dengan buku itu menimpa dirinya.
Kedua kondisi yang dialami oleh kedua guru itu adalah kondisi flow. Yaitu suatu kondisi dimana otak telah melakukan fungsinya secara optimal, sehingga hal-hal di luar itu terabaikan. Untuk mencapai keadaan flow diperlukan latiha yang berat dan lama. Seseorang perlu tekun dan mencintai apa yang dilakukannya untuk bisa meraih ini. Bahagianya, kalau seseorang bekerja dalam keadaan flow, bisa dipastikan hasil kerjanya akan luar biasa bagus. Guru-guru di negeri ini hampir delapan puluh persen telah terbiasa belajar dan bekerja dalam kondisi flow.
Sekarang mari kita tengok keadaan para pelajarnya. Tidak ada yang aneh dari para pelajar ini. Mereka tidak terjebak dalam aktifitas belajar yang terlalu ketat sehingga seolah tak ada waktu untuk melakukan hal-hal lain. Selain belajar, anak-anak muda dari sekolah di negeri ini masih bisa bersosialisasi di tempat-tempat umum bersama-sama teman sebayanya. Berolah raga juga masih meraka lakukan secara teratur. Pendeknya, para pelajar itu tidak kehilangan masa muda karena harus terus belajar dalam waktu yang lama.
Tetapi lihatlah saat mereka harus menyelesaikan tugas akademis, entah belajar untuk menghadapi ujian atau membuat laporan-laporan. Seorang siswa bisa belajar atau mengerjakan tugas selama hampir 20 jam non-stop. Hanya tersisa empat jam saja untuk tidur dan melakukan aktifitas lain. Mereka benar-benar bekerja keras tanpa keterpaksaan. Nampaknya �virus� flow juga telah menjangkiti mereka. Di saat-saat sibuk seperti ini anda akan banyak menemukan siswa yang tertidur di perpustakaan atau laboratorium. Tapi tidak lama kemudian petugas perpustakaan dan laboratorium pasti menemukan mereka dan membangunkan mereka. Para siswa itu akan berterima kasih, pergi ke kamar mandi dan kembali bekerja atau pulang jika pekerjaan mereka telah selesai.
Pemandangan menyejukkan juga bisa kita lihat di halaman sekolah yang nyaris mirip hutan kecil. Ada siswa-siswa yang duduk di rerumputan membaca buku atau mengerjakan tugas menggunakan laptop, milik sendiri atau mereka pinjam dari perpustakaan secara gratis. Ada juga sekelompok kecil siswa yang duduk di bawah pohon teduh, berdiskusi tentang suatu permasalahan. Dan di sebuah pojok ada juga sekelompok yang tengah berlatih drama atau musik. Iklim belajar yang sedemikian kondusif ini semakin meneduhkan halaman yang memang sudah teduh.
Demikian kesan saya tentang pendidikan di negeri yang diteladani negeri-negeri yang lain di berbagai belahan dunia ini. Yang saya tulis ini adalah kesan yang bisa saya tangkap. Bisa jadi ada banyak hal lain yang belum saya ketahui. Maka berkunjunglah ke negeri ini dan lihatlah dengan mata kepala anda sendiri. Bisa jadi anda akan temukan kesan-kesan lain yang belum bisa saya tangkap. Tapi, anda dan saya pasti sepakat bahwa kesan anda atau kesan saya tentang pendidikan di negeri ini adalah kesan yang benar-benar positif.
Silahkan baca sindiran saya terhadap pendidikan Indonesia di mutu pendidikan di sini.


No comments:

Post a Comment

Tags

Recent Post