Menulis adalah salah satu jalan untuk berbagi informasi, menyampaikan pendapat dan berekspresi. Rangkaian kata-kata yang ditulis dengan tepat bahkan berkali lipat lebih efektif dalam mempengaruhi orang dibandingkan dengan kata-kata yang disampaikan secara lisan. Kefektifan ini terjadi karena informasi tertulis bisa ditransformasikan ke orang banyak diberbagai tempat dalam satu waktu. Sedangkan upaya dokumentasi atas tulisan juga sangat mudah. Betapa banyak sumber tertulis yang diwariskan oleh pendahulu-pendahulu kita. Yang dari informasi tertulis itu kita belajar dan mengetahui apa yang terjadi di masa lalu.
Kelebihan transformasi informasi secara lisan adalah bersamaan dengan tersampaikannya pesan, tersampaikan juga emosi pembicara yang akan membuat pesan menjadi lebih berbobot dan membantu pendengar untuk meresapi makna pesan untuk kemudian menerimanya sebagai kebenaran yang patut dianut. Contoh untuk apa yang saya paparkan di atas adalah pidato-pidato Presiden Indonesia yang pertama, Ir. Soekarno. Banyak orang yang terpukau dengan pidato Sang Presiden setiap kali beliau membawakannya di atas podium � demikian informasi sejarah yang sampai kepada kita. Banyak para saksi yang mengatakan bahwa faktor yang membuat pidato Presiden Soekarno seringkali memukau adalah kefasihan beliau dalam berkata-kata dan pemilihan kata yang tepat. Sebenarnya, lebih dari itu, Presiden Soekarno juga memuati tiap kata-kata itu dengan emosi yang mendalam. Seperti pepatah, sesuatu yang berasal dari hati akan diterima di hati, sedang sesuatu yang hanya berasal dari mulut juga hanya akan mampir di telinga. Ir. Soekarno paham benar dengan hal ini dan beliau adalah salah seorang yang berhasil dalam menerapkannya.
Muatan emosi dalam informasi tertulis bukannya tidak ada. Tetapi kadarnya tentu lebih besar di informasi yang disampaikan secara lisan jika dibandingkan dengan informasi tertulis. Beberapa saat lalu, saya mengikuti �Kuliah� yang disampaikan oleh Bill Gates, pendiri Microsoft Corporation. Saya pernah membaca buku yang ditulis dengan sangat apik oleh Bill Gates. Buku itu membawa semangat baru dalam diri saya. Tetapi, saya mendapatkan semangat yang meluap-luap ketika mengikuti �kuliah� dia tentang pentingnya teknologi informasi bagi pendidikan di televisi secara langsung. Belakangan saya tahu bahwa emosi tidak hanya termuat dalam kata-kata yang dia ucapkan. Melainkan juga melalui manner si pembicara. Sekali lagi, itulah kelebihan dari informasi yang disampaikan secara lisan.
Cuma, seperti yang telah saya tulis di muka, informasi tertulis tetap punya kelebihan lain. Informasi tertulis mudah didokumentasikan oleh kebanyakan orang dan juga mudah untuk diwariskan. Informasi lisan, kebalikannya tidak semua orang bisa mengikuti pidato seseorang. Tidak tiap orang bisa merekam isi pidato itu untuk kemudian didengar atau ditonton ulang. Sedang informasi tertulis memiliki kemungkinan untuk dibaca dan dipelajari orang banyak bahkan untuk betahun-tahun ke depan.
Untuk itu sudah selayaknya bagi guru untuk belajar dan mengembangkan keterampilan menulis. Tulisan-tulisan yang merupakan cetakan gagasan dari guru untuk dipelajari oleh orang lain. Tulisan-tulisan yang akan membawa banyak manfaat bagi orang lain. Meskipun seperti yang sering kita dengar, untuk menulis dan membuat tulisan yang bagus tidaklah mudah. Banyak para guru yang mengatakan bahwa mereka telah menulis dan mengirimkannya kepada beberapa media masa, bahkan kepada majalah Media Pendidikan kita tercinta ini, tapi tidak juga di muat. Kenyataan ini membuat para guru putus asa dan berhenti menulis.
Berhenti di tengah jalan seperti ini tentu tidak baik bagi perkembangan kualitas tulisan seorang. Penulis terbaik sekalipun pasti pernah berkali-kali mengalami kegagalan. Tapi hanya sedikit guru yang benar-benar memahami bahwa untuk menjadi penulis yang baik diperlukan proses yang lama. Diperlukan juga motivasi, masukan-masukan atau kritikan yang konstruktif terhadap tulisan yang telah dibuat. Sayangnya, mekanisme ini belum berjalan. Media masa pun tentu tidak pernah memberitahu mengapa tulisan seseorang tidak dimuat. Apalagi memberi masukan.
Tetapi seiring perkembangan teknologi informasi, masih ada yang bisa kita lakukan untuk mengasah keterampilan menulis kita. Bayangkanlah, bagaimana jika kita menerbitkan sendiri tulisan � tulisan kita agar bisa dibaca oleh orang di seluruh dunia? Bahkan orang-orang tidak hanya membaca tulisan kita tetapi juga mengkritisi atau memberi masukan mengenai tulisan kita. Bisakah? Melalui Blog tentu bisa.
Apakah Blog itu ? Blog adalah sebuah ruang dalam internet yang disediakan oleh sebuah domain secara gratis yang bisa kita fungsikan sebagai website pribadi. Dalam blog, kita bisa menuliskan pemikiran-pemikiran kita terhadap segala sesuatu untuk mendapatkan tanggapan dari orang yang telah membacanya. Tanggapan-tanggapan itu bisa berupa kritikan terhadap isi artikel ataupun model penulisannya atau bahkan pujian terhadap tulisan anda.
APJII melaporkan bahwa sampai akhir tahun 2007, terdapat 25 juta orang Indonesia yang menggunakan internet. Artinya, jika kita menulis dan menerbitkan tulisan kita melalui blog, akan ada banyak orang yang membaca dan memberi tanggapan terhadap tulisan itu. Tapi ingat, 25 juta itu adalah angka yang ada di Indonesia. Kalau kita membicarakan pengguna internet yang ada di seluruh dunia, tentu akan lebih banyak lagi.
Kemudian Internet World Stats December 2007 Report juga melaporkan bahwa banyak orang Indonesia yang telah memanfaatkan blog untuk menyampaikan pikiran-pikiran mereka secara tertulis. Rinciannya, terdapat 247.000 orang yang memiliki blog di blogspot, 125.000 di Wordpress dan 75.000 di penyedia blog lain. Jika seperempat saja dari pengguna blog itu menyambangi blog anda dan membaca serta mengomentari dan memberi masukan terhadap tulisan anda, bayangkanlah beberapa orang yang akan terinspirasi tulisan anda dan betapa banyak masukan positif bagi perkembangan kualitas tulisan anda.
Selain itu blog juga memotifasi anda untuk terus menulis. Begitu anda tahu bahwa ada sekian orang yang telah membaca artikel anda, semangat menulis anda akan terus terjaga. Semakin sering anda menulis semakin baik tulisan anda.
Selebihnya, saya mengharapkan bahwa guru yang telah menulis di blog kemudian membuat komunitas blogger yang akan saling membaca, saling mengkritik, saling memberi masukan terhadap tulisan-tulisan yang dibuat sesama anggota komunitas. Transformasi pemikiran yang beraneka ragam ini akan terus mengasah ketrampilan menulis guru dan juga mengasah kekritisan guru.
Maka, tunggu apalagi? Segera mendaftarlah ke Blogger.com, ke wordpress.com atau ke multiply.com untuk memiliki blog anda sendiri. Kemudian menulislah dengan merdeka. Suatu saat nanti anda akhirnya akan menemukan diri anda sebagai penulis yang jauh lebih baik.
Post a Comment