Latest News

Wednesday, May 7, 2008

Mutu Pendidikan Indonesia, Diakui Dunia ( 1 )



Semua jenjang sekolah di negeri ini memulai aktifitas pembelajarannya jam tujuh pagi. Semua siswa masuk ke kelasnya masing-masing dengan tertib. Tak seorangpun yang terlambat. Tiap pagi, anak-anak sekolah itu dijemput sebuah bis yang senyaman busway. Angkutan sekolah yang mewah ini, berjalan cepat tanpa hambatan di jalur khusus. Jalur khusus yang lurus mulus. Bukan yang rusak dan berlubang di tiap sentinya.
Bis sekolah ini kemudian memasuki halaman sekolah yang lebarnya sama dengan dua kali lapangan bola. Halaman seluas itu dipenuhi dengan pohon mahoni, sawo, dan klengkeng. Pohon mangga dan durian juga ada. Tanah dimana pohon-pohon itu tumbuh, kecuali tanah untuk jalan tentunya, terdapat rumput hijau yang tebal. Rata tersebar, tidak sebagian-sebagiannya. Di bawah pohon yang rindang teduh, beberapa diantaranya, terdapat kran-kran air yang siap minum. Bebarapa tahun lalu air kran jenis ini hanya ada di Singapura, dibaca, dilihat orang-orang dari media masa. Tapi saat ini, telah ada di depan mata.
Bis berhenti cukup di halamannya. Murid � murid lalu berhamburan keluar. Menggendong tas � tas di punggung � punggung mereka dan berjalan menuju kelas. Ya, mereka berjalan saja ke arah kelas. Dengan berjalan menempuh sekian meter menuju kelas, tanpa terasa, karena dibarengi gelak tawa, canda, mereka telah berolahraga. Memasok oksigen ke otak, membantu kinerjanya agar lebih siap memproses informasi baru yang mereka dapat dari sang guru.
Demikian para murid, begitu pula sang guru. Bedanya para guru berjalan dari rumah mereka masing � masing. Tidak dari halaman sekolah. Benarkah? Untuk apa berbohong. Para guru itu berjalan dari rumah mereka, karena rumah mereka berjarak sepuluh meter saja dari komplek sekolah. Peraturan di negeri ini, ketika seseorang menjadi guru, mereka harus bersedia tinggal di rumah dinas yang disediakan oleh negara. Mereka harus tinggal di sana sampai mereka pensiun.
Meskipun bukan rumah mewah, tapi cukup besar dan luas. Ada empat kamar tidur. Satu ruang keluarga, satu ruang tamu, dapur, tiga kamar mandi, satu ruang perpustakaan lengkap dengan bukunya. Taman, ada di depan, dibelakang juga. Listrik dan air ditanggung Negara. Juga telepon. Bahkan Negara menanggung juga biaya langganan dua Koran nasional dan sambungan internet.
Guru ditempatkan dalam sebuah komplek yang berdekatan dengan sekolah agar kinerja mereka maksimal. Walaupun itu hanya salah satu faktor saja sebenarnya. Jarak yang dekat membuat guru tidak mungkin terlambat mengajar.
Rumah � rumah dinas guru selalu berpindah tangan dari seorang guru yang pensiun kepada guru yang menggantikannya. Selanjutnya, para guru pensiunan itu akan menempati rumah yang masih juga dibangunkan Negara untuk mereka. Fasilitas � fasilitas sama dengan rumah dinas dan rekening � rekening, dalam batas penggunaan tertentu, juga ditanggung oleh Negara. Cuma, bangunan � bangunan rumah bagi para pensiunan guru itu, model dan catnya tidak boleh dirubah. Ini ketentuan Negara. Bangunan rumah ini juga berada di lingkungan yang didiami penduduk dengan profesi beda � beda. Tidak sama dengan rumah dinas yang bertetanggakan sesama guru. Karena model dan warna yang sedemikian, rumah � rumah itu dijuluki sebagai Rumah Guru.
Uang pensiunan yang diterima oleh guru yang sudah purna tugas adalah dua pertiga dari jumlah gaji guru ketika masih aktif. Pendidikan anak dari seorang guru dibiayai dari harta Negara. Seorang anak guru terbebas dari biaya pendidikan sejak dari SD sampai dengan Universitas. Hanya saja, ketentuan ini berlaku dalam jangka waktu proses pendidikan yang wajar. Artinya, jika seorang anak guru belum lulus dari sebuah sekolah atau universitas setelah tiga atau empat tahun, biaya pendidikan akan dikembalikan kepada orang tua.
Anda tahu berapa gaji guru di Negara ini? Gaji guru sebulan cukup untuk biaya hidup selama tiga bulan. Guru, sangat makmur di Negara ini. Banyak anak � anak muda yang mengidamkan jadi guru kelak di kemudian hari. Para ibu menina bobokan anak � anaknya dengan nyanyian � nyanyian tentang harapan mereka agar sang anak menjadi guru. Doa � doa dilantunkan siang dan malam agar anak � anak mampu mengangkat martabat keluarga melalui profesi guru. Tapi untuk menjadi guru tidaklah mudah. Seorang pelamar harus lulusan dari sebuah universitas yang terakreditasi dan minimal mempunyai IPK tiga setengah. Ada serangkaian tes yang harus dilalui. Mulai dari tes tulis, lisan sampai praktek. Pengujinya pun tidak cukup satu. Untuk lulus tes, seorang pelamar harus mendapatkan sertifikat kelulusan dari semua penguji yang memang sudah diakui kredibilitasnya. Memang berat. Tapi ini semua dilakukan untuk menjaga mutu guru.
Tapi seorang yang telah lulus tes guru tidak serta merta menjadi guru dengan berbagai fasilitas diatas. Mereka harus menjalani masa training selama dua tahun. Masa training ini tidak kalah beratnya. Jika dalam masa training ini seseorang dinyatakan tidak layak, dia tidak akan menjadi seorang guru selamanya. Tidak sistem saudara atau titip � titipan disini. Yang benar � benar layak akan menjadi guru, yang tidak layak tidak akan menjadi guru meskipun dia adalah bagian dari keluarga yang berpengaruh ataupun kaya.
Di Negara ini tidak ada pendidikan gratis. Tapi biaya pendidikan sangat terjangkau. Seorang anak yang sangat miskinlah satu � satunya yang dapat mengenyam pendidikan gratis. Biaya yang dibayar oleh seorang murid tidak untuk membiayai sekolah. Biaya sekolah ditanggung Negara. Uang dari para murid itu digunakan untuk membeli buku � buku yang nantinya akan mengisi perpustakaan sekolah. Maka kalau anda sempat mampir di perpustakaan sekolah mana saja, saya pastikan anda akan ternganga � nganga. Perpustakaan sekolah, umumnya megah dua tiga lantai, berpendingin dan rak � raknya setinggi tiga sampai empat meter. Didalamnya terdapat juga seratusan komputer yang tersambung dengan jaringan internet. Para siswa bebas menggunakannya selama dua puluh empat jam non stop. Benar, perpustakaan buka selama dua puluh empat jam penuh. Dijaga oleh para penjaga dengan sistem shift yang disiplin.
Inilah sedikit yang bisa ditampung oleh dua lembar kertas mengenai pendidikan di negeri ini. Masih diperlukan satu rem kertas lagi untuk menuliskan keseluruhannya. Yang sedikit ini sebagai gambaran saja. Lain kali kita akan membacanya lebih jauh dan lebih lengkap. Masih tentang ini, pendidikan negeri kita yang belum ada duanya di dunia.
Silahkan baca lanjutannya di pendidikan bermutu di sini.


No comments:

Post a Comment

Tags

Recent Post