Kemerdekaan bagi para pejuang kita jaman dahulu adalah tujuan suci yang harus diperjuangkan dengan mandi keringat, berkubang air mata, bersimbah darah. Kemerdekaan bagi mereka adalah ladang dunia untuk mendapatkan surga. Kemerdekaan bagi mereka adalah sebuah impian tentang anak cucu yang hidup lebih layak, lebih bahagia tanpa merasakan pedih perihnya menjadi orang jajahan. Karena itulah meski bermandi keringat, mereka tidak mengeluh. Meski kering air mata, mereka tidak menyerah. Meski berlumur darah mereka tidak menjadi cengeng. Malah, yang terjadi, keringat menguatkan otot, air mata menguatkan tekad, darah menyuburkan semangat. Di tiap jengkal tanah yang kita pijak, terekam jejak heroik mereka.
Kemerdekaan bagi para koruptor adalah bagaimana agar kekayaan mereka terus bertumpuk entah apapun caranya. Kemerdekaan bagi mereka adalah jika mereka dapat membeli apapun bagi diri mereka dan keluarga mereka. Kemerdekaan bagi mereka adalah jika mereka bisa membeli hakim dan pengacara. Bahkan jika seandainya bisa, mereka akan membeli kematian agar dapat menaklukkannya dan menyimpannya di bawah kolong tempat tidur dalam keadaan terikat erat agar ia tidak bisa menghampiri mereka. Karena itulah mereka mau kehilangan rasa malu. Untuk itulah mereka tidak merasa rugi karena bangkrut harga diri. Untuk alasan itulah mereka membunuh nurani mereka sendiri.
Kemerdekaan bagi anak � anak berandal adalah jika tidak ada lagi norma. Merdeka adalah jika mereka mampu berkiblat ke barat. Menyemir pirang rambut mereka yang hitam, menggantungkan anting di tiap sudut tubuh. Kemerdekaan bagi mereka adalah jika sekolah adalah rumah untuk bersenang � senang. Kemerdekaan adalah tiadanya teguran saat mereka bergaul kelewat batas. Kemerdekaan adalah jika mabuk, madat, main perempuan diperkenankan.
Kemerdekaan bagi penikmat adalah jika mereka mampu membeli alat � alat canggih nan mahal. Adalah jika mereka mampu merawat tubuh agar putih mengkilap. Kemerdekaan adalah kepemilikan kuda berbensin yang tiada dua. Merdeka berarti apapun yang ada di benuanya orang � orang maju, ada dan mereka nikmati di tanah yang masih berserakan manusia yang hanya mampu makan sehari sekali.
Masih ada kemerdekaan bagi mereka � mereka yang lain. Tapi tentu perlu berjuta � juta halaman untuk menuliskannya.
Saya sendiri. Saya sendiri tidak bisa menuliskan apa kemerdekaan bagi saya. Khawatir jika tidak mampu menulis jujur. Mungkin anda tidak perlu tahu apa makna kemerdekaan itu bagi saya. Saya tidak gampang berbagi. Namun, mungkin anda lain. Apa arti kemerdekaan bagi anda?
Apakah anda menginginkan kemerdekaan sebagaimana para koruptor? Sebagaimana berandal? Sebagaimana penikmat sejati?
Kemarin sore saya bertemu seorang tua. Pengusaha kaya. Tapi tak nampak kekayaan itu padanya. Ia kelihatan biasa saja. Seperti orang � orang pada umumnya. Hanya, ringan ia berbagi. Ringan ia memberi. Sayang saya lupa bertanya kepadanya tentang makna kemerdekaan ini baginya.
Untuk membaca artikel terkait, silahkan klik belum merdeka di sini.
Kemerdekaan bagi anak � anak berandal adalah jika tidak ada lagi norma. Merdeka adalah jika mereka mampu berkiblat ke barat. Menyemir pirang rambut mereka yang hitam, menggantungkan anting di tiap sudut tubuh. Kemerdekaan bagi mereka adalah jika sekolah adalah rumah untuk bersenang � senang. Kemerdekaan adalah tiadanya teguran saat mereka bergaul kelewat batas. Kemerdekaan adalah jika mabuk, madat, main perempuan diperkenankan.
Kemerdekaan bagi penikmat adalah jika mereka mampu membeli alat � alat canggih nan mahal. Adalah jika mereka mampu merawat tubuh agar putih mengkilap. Kemerdekaan adalah kepemilikan kuda berbensin yang tiada dua. Merdeka berarti apapun yang ada di benuanya orang � orang maju, ada dan mereka nikmati di tanah yang masih berserakan manusia yang hanya mampu makan sehari sekali.
Masih ada kemerdekaan bagi mereka � mereka yang lain. Tapi tentu perlu berjuta � juta halaman untuk menuliskannya.
Saya sendiri. Saya sendiri tidak bisa menuliskan apa kemerdekaan bagi saya. Khawatir jika tidak mampu menulis jujur. Mungkin anda tidak perlu tahu apa makna kemerdekaan itu bagi saya. Saya tidak gampang berbagi. Namun, mungkin anda lain. Apa arti kemerdekaan bagi anda?
Apakah anda menginginkan kemerdekaan sebagaimana para koruptor? Sebagaimana berandal? Sebagaimana penikmat sejati?
Kemarin sore saya bertemu seorang tua. Pengusaha kaya. Tapi tak nampak kekayaan itu padanya. Ia kelihatan biasa saja. Seperti orang � orang pada umumnya. Hanya, ringan ia berbagi. Ringan ia memberi. Sayang saya lupa bertanya kepadanya tentang makna kemerdekaan ini baginya.
Untuk membaca artikel terkait, silahkan klik belum merdeka di sini.
Post a Comment