Siang itu sangat terik. Seorang lelaki duduk di bawah pohon apel yang sedang berbuah untuk sekedar melarikan diri dari panas matahari. Bersandar ia di dahannya yang besar dan kokoh sambil memandangi buah apel yang sudah ranum siap dipanen. Terbayang dalam benaknya, betapa enak jika di siang terik ini dia bisa mencicipi barang satu dua buah apel. Pasti rasa buah itu akan beberapa kali lebih enak jika dibandingkan dengan ketika dimakan dalam cuaca yang tidak panas. Saat dia tenggelam dalam bayangan kenikmatan itulah tiba � tiba jatuhlah sebuah apel yang ranum benar � benar dekat dengan tempat dimana ia duduk. Diambilnya buah itu, digosok � gosoknya dengan ujung pakaiannya dan siap untuk memakannya. Tapi, beberapa detik sebelum dimakan, terlintas dalam pikirannya. Mengapa apel itu jatuh ke tanah? Tidak jatuh ke langit atau melayang � layang di udara saja? Kini dia tenggelam dengan pikiran itu. Lupa dengan apel yang akan dimakannya beberapa menit sebelumnya. Lelaki itu adalah Isaac Newton. Penemu Teori Relativitas yang termasyhur.
Suatu saat, sebuah perusahaan sedang melakukan rapat untuk menemukan cara baru dalam membuka kaleng makanan. Cara yang telah dipraktekkan saat itu cenderung tidak efisien dan sulit. Cara baru yang lebih sederhana dan harus murah pasti akan menarik minat konsumen dan mendatangkan keuntungan berlipat bagi perusahaan. Setelah beberapa jam berdiskusi dan belum juga menemukan cara itu, mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak. Minum kopi dan makan makanan kecil. Tiba � tiba terdengar salah seorang rekan mereka berbicara dengan setengah berteriak. Mengapa tidak membuat kaleng yang bisa dibuka seperti ketika kita mengupas pisang? Rekan mereka tadi sedang makan pisang saat lintasan pemikiran itu mampir. Kembali mereka berdiskusi dengan gairah baru. Riwayat ini disebut � sebut sebagai awal mulanya kaleng dibuka dengan membuka cincin penarik yang dipasang diatas lempengan, yang segera membuka jika kita menariknya.
Tiga kisah nyata diatas merupakan contoh dari sekian banyak contoh tentang bagaimana sebuah penemuan baru ditemukan. Umumnya, berbagai hal baru yang bermanfaat bagi kehidupan manusia ditemukan dengan cara mengkait � kaitkan sesuatu yang ditemui dan dialami dengan benda � benda yang nantinya berguna. Sesuatu yang ditemui itu terkadang merupakan sesuatu yang remeh dan diabaikan orang. Lihatlah Sutjipto, seorang politikus, yang mengkaitkan kotak korek api dengan konstruksi bangunan. Atau kaitan antara pisang dengan pembuka kaleng. Tapi jika anda memikirkan kegunaan teori relativitas bagi perkembangan manusia selanjutnya, anda akan berpendapat bahwa sebetulnya tidak ada yang remeh di dunia ini. Mengutip perkataan seorang tokoh dalam novel rekaan, The Jurassic Park, bahwa Tuhan Telah Menciptakan Segala Sesuatu dengan Sangat Detil, nampaknya sudah saatnya bagi kita untuk mengkait � kaitkan segala yang kita temui dengan kemungkinan � kemungkinan yang akan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Mulai saat ini, berusahalah untuk mengkait � kaitkan. Jika anda menemukan sampah organik, kemungkinan apa yang bisa kita ciptakan darinya. Apakah anda akan menguburkannya ke dalam tanah dan membiarkannya menjadi pupuk? Bagaimana jika anda merebusnya? Bagaimana jika kita menumbuknya sampai lembut? Bagaimana jika disimpan dalam tong? Baru saja kita dapatkan berita tentang orang yang membuat pot bunga cantik dari bahan Styrofoam.
Jika anda ingin mandi air panas di cuaca dingin yang lama tapi anda tidak ingin memboroskan uang anda untuk membeli bahan bakar minyak yang sekarang mahal, Apakah sabun bisa membantu anda mewujudkan keinginan anda itu? Bagaimana dengan getah pohon � pohon tertentu. Pinus misalnya, bisakah?
Jika anda telah memiliki informasi yang cukup untuk mewujudkan keinginan anda, tentu semuanya akan jauh lebih mudah. Seorang siswa SMP menemukan alat detektor tsunami. Meskipun sederhana dan belum teruji, teori yang digunakannya perlu kita apresiasi. Di masa � masa mendatang kehidupan manusia membutuhkan banyak hal untuk membuat segala sesuatunya menjadi lebih cepat, lebih nyaman dan lebih aman. Serta, tentu saja, lebih murah dan aman bagi lingkungan. Selama ini orang � orang Eropa dan Amerika lah yang menjadi pelopor dalam berbagai inovasi. Bagaimana dengan kita? Sistem pendidikan kita yang harus menjawabnya
Untuk membaca artikel yang berkaitan dengan artikel ini, silahkan klik ingin berubah di sini.
Suatu saat, sebuah perusahaan sedang melakukan rapat untuk menemukan cara baru dalam membuka kaleng makanan. Cara yang telah dipraktekkan saat itu cenderung tidak efisien dan sulit. Cara baru yang lebih sederhana dan harus murah pasti akan menarik minat konsumen dan mendatangkan keuntungan berlipat bagi perusahaan. Setelah beberapa jam berdiskusi dan belum juga menemukan cara itu, mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak. Minum kopi dan makan makanan kecil. Tiba � tiba terdengar salah seorang rekan mereka berbicara dengan setengah berteriak. Mengapa tidak membuat kaleng yang bisa dibuka seperti ketika kita mengupas pisang? Rekan mereka tadi sedang makan pisang saat lintasan pemikiran itu mampir. Kembali mereka berdiskusi dengan gairah baru. Riwayat ini disebut � sebut sebagai awal mulanya kaleng dibuka dengan membuka cincin penarik yang dipasang diatas lempengan, yang segera membuka jika kita menariknya.
Tiga kisah nyata diatas merupakan contoh dari sekian banyak contoh tentang bagaimana sebuah penemuan baru ditemukan. Umumnya, berbagai hal baru yang bermanfaat bagi kehidupan manusia ditemukan dengan cara mengkait � kaitkan sesuatu yang ditemui dan dialami dengan benda � benda yang nantinya berguna. Sesuatu yang ditemui itu terkadang merupakan sesuatu yang remeh dan diabaikan orang. Lihatlah Sutjipto, seorang politikus, yang mengkaitkan kotak korek api dengan konstruksi bangunan. Atau kaitan antara pisang dengan pembuka kaleng. Tapi jika anda memikirkan kegunaan teori relativitas bagi perkembangan manusia selanjutnya, anda akan berpendapat bahwa sebetulnya tidak ada yang remeh di dunia ini. Mengutip perkataan seorang tokoh dalam novel rekaan, The Jurassic Park, bahwa Tuhan Telah Menciptakan Segala Sesuatu dengan Sangat Detil, nampaknya sudah saatnya bagi kita untuk mengkait � kaitkan segala yang kita temui dengan kemungkinan � kemungkinan yang akan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Mulai saat ini, berusahalah untuk mengkait � kaitkan. Jika anda menemukan sampah organik, kemungkinan apa yang bisa kita ciptakan darinya. Apakah anda akan menguburkannya ke dalam tanah dan membiarkannya menjadi pupuk? Bagaimana jika anda merebusnya? Bagaimana jika kita menumbuknya sampai lembut? Bagaimana jika disimpan dalam tong? Baru saja kita dapatkan berita tentang orang yang membuat pot bunga cantik dari bahan Styrofoam.
Jika anda ingin mandi air panas di cuaca dingin yang lama tapi anda tidak ingin memboroskan uang anda untuk membeli bahan bakar minyak yang sekarang mahal, Apakah sabun bisa membantu anda mewujudkan keinginan anda itu? Bagaimana dengan getah pohon � pohon tertentu. Pinus misalnya, bisakah?
Jika anda telah memiliki informasi yang cukup untuk mewujudkan keinginan anda, tentu semuanya akan jauh lebih mudah. Seorang siswa SMP menemukan alat detektor tsunami. Meskipun sederhana dan belum teruji, teori yang digunakannya perlu kita apresiasi. Di masa � masa mendatang kehidupan manusia membutuhkan banyak hal untuk membuat segala sesuatunya menjadi lebih cepat, lebih nyaman dan lebih aman. Serta, tentu saja, lebih murah dan aman bagi lingkungan. Selama ini orang � orang Eropa dan Amerika lah yang menjadi pelopor dalam berbagai inovasi. Bagaimana dengan kita? Sistem pendidikan kita yang harus menjawabnya
Untuk membaca artikel yang berkaitan dengan artikel ini, silahkan klik ingin berubah di sini.
Post a Comment