Jika acara televisi mengandung muatan edukasi yang cukup, televisi akan menjadi media pembelajaran yang sangat efektif. Sayangnya, muatan edukasi dalam mayoritas program televisi tidak sedemikian halnya. Banyak dari tayangan � tayangan televisi yang berdampak negatif.
Anda masih ingat dengan anak yang mati karena di-smack down oleh temannya? TV yang menayangkan smack down, mempola pikiran anak � anak kita bahwa berbuat serupa dengan tokoh yang mereka tonton dan kemudian mereka idolakan itu adalah perbuatan yang �jantan�, keren. Luapan emosi mempengaruhi anak � anak kita dan tanpa sadar mereka telah berbuat yang membahayakan teman dan dirinya sendiri.
Anda masih ingat dengan berita tentang keluarga yang bunuh diri karena himpitan ekonomi? tak lama berselang setelah berita itu terpancarkan ke seluruh TV yang ada di ruang keluarga kita, kita melihat perbuatan serupa dengan alasan serupa kembali muncul di berita televisi. Berita yang ditonton, dengan pemberitaan yang luar biasa dan berulang, telah memberikan inspirasi orang yang memiliki kesumpekan hidup untuk menirunya.
Anda pasti tidak bisa menghitung lagi berita tentang artis yang gonta � ganti pasangan, anda pasti juga tidak bisa mengingat lagi tentang berapa kali sebuah produk mengeluarkan versi terbaru mereka. Anda pasti heran dengan tingginya angka perceraian di lingkungan anda. Anda, mungkin, juga tidak sadar kalau telah berganti HP beberapa kali selama setahun belakangan. Apakah Televisi merupakan salah satu pemicunya? Benar, TV adalah salah satu pemicu hal itu.
Beberapa saat lalu ada beberap program televisi yang mendapatkan peringatan karena acara mereka dinilai dapat membuat pengaruh negatif bagi pemirsanya. Tapi apakah dengan serta merta anda melihat perubahan pada acara yang dimaksud? Tidak! Mengapa tidak? Karena acara dengan bentuk seperti itu lah yang, katanya, diminati oleh pemirsa. Rating adalah dewa bagi stasiun televisi. Walau dikatakan jelek sebuah program, jika ratingnya tinggi, jalan terus. Anjing menggonggong kafilah berlalu.
Katakanlah bahwa memang acara serupa itulah yang diinginkan oleh pemirsa televisi, lalu dimana peran televisi sebagai media pembelajaran? Kita harus ragu jika ada televisi yang mengklaim dirinya sebagai televisi yang mendidik, tapi siang dan malam mereka hanya menayangkan penyanyi yang menari dengan erotis.
Maka matikan televisi anda. Ambillah buku. Ambillah Koran. Ambillah apa saja yang bisa anda baca. Duduk dan membacalah. Buku jauh lebih bersahabat daripada televisi kita. Mereka mencerahkan kita, tidak mengeruhkan.
Untuk membaca artikel terkait, silahkan klik TONTONAN di sini.
Anda masih ingat dengan anak yang mati karena di-smack down oleh temannya? TV yang menayangkan smack down, mempola pikiran anak � anak kita bahwa berbuat serupa dengan tokoh yang mereka tonton dan kemudian mereka idolakan itu adalah perbuatan yang �jantan�, keren. Luapan emosi mempengaruhi anak � anak kita dan tanpa sadar mereka telah berbuat yang membahayakan teman dan dirinya sendiri.
Anda masih ingat dengan berita tentang keluarga yang bunuh diri karena himpitan ekonomi? tak lama berselang setelah berita itu terpancarkan ke seluruh TV yang ada di ruang keluarga kita, kita melihat perbuatan serupa dengan alasan serupa kembali muncul di berita televisi. Berita yang ditonton, dengan pemberitaan yang luar biasa dan berulang, telah memberikan inspirasi orang yang memiliki kesumpekan hidup untuk menirunya.
Anda pasti tidak bisa menghitung lagi berita tentang artis yang gonta � ganti pasangan, anda pasti juga tidak bisa mengingat lagi tentang berapa kali sebuah produk mengeluarkan versi terbaru mereka. Anda pasti heran dengan tingginya angka perceraian di lingkungan anda. Anda, mungkin, juga tidak sadar kalau telah berganti HP beberapa kali selama setahun belakangan. Apakah Televisi merupakan salah satu pemicunya? Benar, TV adalah salah satu pemicu hal itu.
Beberapa saat lalu ada beberap program televisi yang mendapatkan peringatan karena acara mereka dinilai dapat membuat pengaruh negatif bagi pemirsanya. Tapi apakah dengan serta merta anda melihat perubahan pada acara yang dimaksud? Tidak! Mengapa tidak? Karena acara dengan bentuk seperti itu lah yang, katanya, diminati oleh pemirsa. Rating adalah dewa bagi stasiun televisi. Walau dikatakan jelek sebuah program, jika ratingnya tinggi, jalan terus. Anjing menggonggong kafilah berlalu.
Katakanlah bahwa memang acara serupa itulah yang diinginkan oleh pemirsa televisi, lalu dimana peran televisi sebagai media pembelajaran? Kita harus ragu jika ada televisi yang mengklaim dirinya sebagai televisi yang mendidik, tapi siang dan malam mereka hanya menayangkan penyanyi yang menari dengan erotis.
Maka matikan televisi anda. Ambillah buku. Ambillah Koran. Ambillah apa saja yang bisa anda baca. Duduk dan membacalah. Buku jauh lebih bersahabat daripada televisi kita. Mereka mencerahkan kita, tidak mengeruhkan.
Untuk membaca artikel terkait, silahkan klik TONTONAN di sini.
Post a Comment