Memutus Budaya Copy Paste



Kemajuan teknologi telah meringankan beban kerja manusia di segala lini. Kehidupan manusia saat ini berkali lipat lebih mudah daripada satu dekade sebelumnya. Ini perlu kita syukuri. Hanya, harus selalu kita sadari bahwa keringanan yang didapat dari kemajuan teknologi itu merupakan buah dari ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Sebuah penemuan disusul penemuan baru yang lebih baik. Demikianlah.

Sayangnya, kebanyakan dari kita tidak tahu atau tidak menyadari hal ini. Kemudahan�kemudahan yang kita dapatkan seringkali malah melenakan kita. Karena merasa bahwa segala sesuatu telah tersedia dan ��Ready to use�, kita cenderung terus menerus mengkonsumsi, hanya mengkonsumsi, dan lupa untuk memproduksi. Celakanya, kita tidak lagi sekedar lupa, sekarang kita malah malas memproduksi.
Lebih celaka lagi saat rasa malas ini kini juga telah menjadi-jadi dalam dunia pendidikan. Tunggu sebentar, saya tidak sedang membahas tentang para siswa yang lancung di ujian. Yang menuliskan materi-materi pelajaran dalam kertas-ketas kecil, dibangku-bangku, atau bahkan dipaha-paha mereka, untuk dijiplak saat ujian. Saya sedang membicarakan tentang para pendidik. Yang melakukan tindak penjiplakan. Saya dan anda pasti sudah tahu. Praktek tindak tak tepuji ini sudah seringkali terjadi dan menjadi rahasia umum. Berpikirlah dengan cara ini: keringanan hidup yang kita nikmati adalah hasil dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan, mulanya, di pelajari di sekolah dari para guru. Nah, jika para guru tidak lagi bisa menjadi teladan dalam mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan, bisakah murid � murid mengembangkan ilmu pengetahuan yang akan berguna bagi kehidupan manusia?

PENGUBAH DUNIA

Akio Morita, seorang pendiri SONY Corporation, menulis dalam bukunya: �Made in Japan��; �Ibuka dan aku seringkali mengatakan bahwa konsep perusahaan kami adalah sebagai penemu, perusahaan pandai yang akan membuat teknologi tinggi yang baru dengan cara cerdik�. Morita benar-benar jujur dengan apa yang ditulisnya. SONY Corporation bukanlah perusahan penjiplak yang hanya membuat dan memasarkan produk-produk yang diproduksi oleh perusahaan lain. Tapi SONY membuat inovasi-inovasi yang melahirkan produk-produk yang benar-benar baru. Anda telah mendengar kata �� walkman�? SONY adalah penemu dan yang memasarkan walkman untuk yang pertama kalinya.
SONY telah membuat �walkman� di akhir tahun lima puluhan. Sejak sekian tahun dari sekarang Jepang telah membuktikan kepada dunia bahwa mereka bukan bangsa penjiplak. Sedang kita, para guru, bahkan sampai saat ini tanpa malu-malu banyak menjiplak karya-karya orang lain, dengan sedikit perubahan, kemudian kita akui sebagai karya kita. Apakah ini patut?. Maka, tidak berkelebihan kiranya, jika demikian, KOMPAS (26 Mei 2008) menulis bahwa masyarakat kita meragukan kebangkitan indonesia.

AMATI, TIRU, MODIFIKASI
�Sebuah ide adalah kombinasi baru dari elemen-elemen lama�, Gordon Dryden menulis. Senada dengan pernyataan Dryden ada sebuah adagium yang menyatakan bahwa: �Tidak ada yang baru dibawah matahari�. Ini mestinya memacu kita semua untuk tidak cukup menjadi plagiator. Sebab yang perlu kita lakukan hanyalah memodifikasi dari apa yang telah ada menjadi sesuatu yang benar-benar baru. Ketahuilah,�walkman� adalah kombinasi dari �earphone� dengan �radio transistor.�
Jika anda tertarik dengan penemuan tentang pengaruh musik klasik tehadap kecerdasan otak, mengapa anda tidak melakukan eksperimen atas gamelan jawa?. Bisa jadi gamelan jawa juga mempunyai dampak positif bagi otak. Meskipun tidak penting bagi anda untuk membuktikan hal itu. Sebab, tulisan yang anda buat sendiri dari hasil eksperimen, lebih penting. Karya tulis yang merupakan karya orisinil anda sendiri. Jika anda terpukau dengan tulisan tentang kritik terhadap kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM, Mengapa anda tidak menulis tentang betapa sulitnya posisi pemerintah ketika harga minyak dunia membumbung tinggi?. Akhirnya, anda mempunyai karya tulis anda sendiri.
Maka, sebenarnya, anda tidak perlu menjiplak. Anda bisa menulis karya anda sendiri. Saat ini, kita harus berusaha untuk memutus budaya plagiat. Jangan sampai berkepanjangan. Meskipun untuk itu, diperlukan usaha yang kuat.
Untuk membaca lebih jauh mengenai ketrampilan menulis, silahkan klik di Menulis
di sini. Juga di portofolio guru


Post a Comment

Previous Post Next Post