Membaca artikel di koran KOMPAS hari ini tentang Norman Kamaru dikaitkan dengan negara India, saya tergelak sekaligus termenung. Coba renungkan beberapa baris tulisan yang saya ambil dari artikel yang merekam sisi lain India saat dirayakannya Republic Day (Hari Republik) tanggal 26 Januari 2011 lalu yang dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ny Ani Yudhoyono dan rombongan itu:
Pertanyaannya, Jika budaya India begitu berpengaruh, kapan Indonesia sebagai negara yang memiliki budaya yang kaya bisa mempengaruhi dunia?
Satu, Di tempat parkir kendaraan tempat diselenggarakannya acara, disediakan tempat buang air kecil yang terbuka, segala macam gerak dan gaya pria yang sedang buang air bisa terlihat.Coba bayangkan, sebuah negara yang masih memiliki kaum pariah - sebuah kasta yang lebih rendah dari kasta sudra - budayanya begitu mendunia hingga ketika seorang polisi menari diiringi lagu India, pemberitaan televisi kita beberapa hari ini didominasi olehnya.
Dua, Pada saat Parade kolosal Hari Republik itu, Pameran kekuatan militer, seni, industri, dan kisah sejarah bisa disaksikan. Ketika pasukan berkuda kebesaran tradisional berlalu, para wartawan Indonesia terbahak-bahak karena pasukan berkuda ini diikuti orang-orang berseragam kuning berlari-lari di belakangnya. Orang-orang berseragam kuning ini bertugas memunguti kotoran kuda.
Tiga, Ketika para wartawan memasuki sebuah lorong istana negara India, banyak yang harus menahan nafas karena bau pesing yang ada di lorong itu.
Pertanyaannya, Jika budaya India begitu berpengaruh, kapan Indonesia sebagai negara yang memiliki budaya yang kaya bisa mempengaruhi dunia?
Post a Comment