Itulah pertanyaan yang menggelayuti pikiran saya ketika saya sedang bernostalgia dengan masa SD saya. Saya ingat sekali, setiap habis libur panjang, saya selalu diberikan tugas itu. Membuat sebuah tulisan tentang aktivitas yang saya jalani selagi libur yang entah mengapa pada saat itu disebut mengarang.
Dahulu saya cukup takut untuk melakukannya. Karena waktu libur saya biasanya dihabiskan untuk aktivitas-aktivitas yang kurang berguna. Tetapi ketika kini saya telah SMA dan sebentar lagi akan kuliah, saya merasa ada efek positif yang benar-benar membekas, bahkan menjadi pintu masuk bagi perkembangan minat saya selanjutnya. Ya! Itulah mengarang, membahasakan visual menjadi verbal.
Saya menjadi lebih bisa mengungkapkan sesuatu, menyampaikan peristiwa, menceritakan pengalaman, dll. Selain itu, tugas mengarang ini pula yang membuat saya semakin percaya diri untuk mengejar mimpi dan berkarier di bidang penulisan.
Tetapi mengapa, sejak saat itu saya sudah tidak pernah lagi merasakannya, baik di SMP maupun di SMA. Bahkan adik saya yang sekarang duduk di kelas 4 SD pun sepertinya tidak pernah diberikan tugas ini lagi. Lalu� Kemana pelajaran mengarang?
Sebagai seorang pelajar saya tidak punya jawaban yang cukup memuaskan untuk pertanyaan ini. Meski begitu, saya ingin sekali agar setiap orang khususnya para penuntut ilmu (baca:pelajar) tetap mengarang meski tak lagi dibebankan. Ada beberapa alasan mengapa mengarang menjadi sangat penting khususnya bagi pelajar:
- Mengarang membuat pelajar terbiasa berkata melalui proses berpikir, tidak hanya spontan seperti saat mengobrol biasa
- Mengarang membuat pelajar berani beropini dan berekspresi tanpa perasaan-perasaan penahan seperti takut dan malu
- Mengarang membuat pelajar berkata lebih tersistematis baik lewat lisan maupun tulisan
- Mengarang membuat siswa lebih tertarik pada dunia penulisan dan aktivitas-aktivitas lain yang berkaitan dengannya seperti membaca
- Mengarang membuat siswa lebih peka terhadap hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitarnya
- Mengarang menjadi saluran perjuangan paling mudah bagi pelajar yang masih terbatas akses pergaulannya
Selain itu, kini teknologi telah semakin berkembang. Anda tidak perlu lagi repot-repot mengirim karangan anda ke media. Karena anda bisa punya media sendiri: itulah blog. Jadi, kini anda tak harus menunggu tugas mengarang dari guru atau diterimanya karangan anda di media. Karena anda bisa menjadi... seorang blogger.
Anda ingat perkataan saya di poster Catatan Dunia Pendidikan Indonesia? �Sudah saatnya blogging menjadi budaya pelajar Indonesia.�
Salam Kreatif - Kritis,
Pratama
Post a Comment