Belajar untuk Tidak Sekadar Mengerti


Sudah jamak kita ketahui, di Dunia Pendidikan Indonesia saat ini, khususnya di sekolah formal, siswa hanya diajarkan untuk sekadar mengerti. Guru-guru menjejali kita dengan berbagai ilmu pengetahuan. Berbagai pelajaran. Berharap kita akan mengamalkannya jika telah lulus nanti. Yakin tuh? Saya ragu. Karena di sekolah, kita hanya dituntut untuk sekadar mengerti.

Lalu, setelah kita diajarkan berbagai mata pelajaran, kita disuruh mengerjakan soal-soal ujian. Niatnya sih untuk mengetes seberapa mengerti kita tentang mata pelajaran tersebut. Tetapi bukankah kita belajar kembali menjelang ujian? Apakah dengan cara itu ilmu pengetahuan bisa nempel di otak? Atau hanya kita ingat-ingat menjelang ujian?

Ritual ujian, apalagi ujian nasional, saya rasa telah disalahpahami oleh para siswa. Mereka mengejar nilai, pada guru-guru mereka berharap mereka mengerti dan bisa menerapkannya di kemudian hari. Bahkan, Finlandia, negara dengan pendidikan terbaik pun mengatakan bahwa ujian hanya akan mengacaukan pola pikir siswa dari makna dan tujuan sebenarnya dari belajar.

Lihat! Untuk memastikan siswa benar-benar mengerti saja, masih sulit. Apalagi membuat siswa belajar lebih dari sekadar mengerti. Padahal tingkatan pengetahuan itu ada empat. Mengerti >> Menganalisis >> Merekonstruksi >> Mencipta.

Ibarat HP, jika mengerti itu hanya tahu, oh ini HP, bisa buat ini itu. Jika menganalisis itu bisa tahu detail bagian-bagian HP tersebut, bahkan mempretelinya. Jika merekonstruksi itu bisa membuat kembali (meniru) bagian-bagian HP yang telah dipreteli itu (Bangsa China telah sampai pada tahap ini). Jika mencipta itu mampu menambahkan hal baru dari rekonstruksi yang telah kita lakukan.

Meski begitu, tak ada guna jika kita hanya mengutuk masalah ini. Kita harus mencari solusi bersama dan menerapkannya mulai dari diri kita sendiri. Ada beberapa saran dari saya:
  • Selalu belajar mandiri dengan sumber-sumber lain setelah diajarkan sesuatu dari sekolah
  • Berusaha mengerti alur logika dan asal muasal dari pengetahuan yang kita dapatkan
  • Menyambungkan pelajaran yang kita dapat dengan kejadian di kehidupan sehari-hari
  • Mempraktikkan sekecil apa pun ilmu dan keterampilan yang kita dapatkan
  • Menjadikan mengarang sebagai sarana untuk menyampaikan ide dan opini
Sebagai siswa yang tak punya daya untuk mengubah sistem, kita tetap punya tanggung jawab untuk mengubah keadaan ini. Setidaknya dengan mengubah diri kita sendiri dahulu. Membiasakan lima hal di atas untuk meningkatkan tingkat pengetahuan kita. Untuk tidak sekadar mengerti, tetapi juga mampu mencipta!

Salam Kreatif - Kritis,
Pratama

Post a Comment

Previous Post Next Post