Ketakutan Kita


Pernah tidak anda mendengar kata � kata berikut ini:
�Aku sungguh tidak betah kerja di sana. Semua orang bersaing secara tidak sehat. Saling sikut saling jegal. Setiap orang yang kelihatan menonjol, pasti dicari � cari kesalahannya. Semua orang menunggu kesalahan yang mereka buat untuk dijadikan bahan menjatuhkan. Betul �betul menjemukan.�
Karena setiap orang yang menonjol pasti ditunggu � tunggu kesalahannya untuk dijatuhkan, sebab itulah banyak orang yang berdiam diri, tidak mau berusaha untuk mengeksplorasi kelebihan � kelebihannya. Semua orang menjadi pasif. Statis, tidak bergerak kemana � mana.
Semua orang sebenarnya memiliki potensi yang sama untuk berhasil. Yang membedakan di antara mereka hanyalah kegigihan dan ketekunan untuk mencapai keberhasilan. Orang yang tekun dan gigih, kita tidak sedang menafikan kecerdasan kognitif di sini, pasti akan berhasil. Cuma, sayangnya, tidak semua orang memiliki kesabaran untuk menjadi tekun. Ketidak sabaran inilah yang menyebabkan mereka menjadi culas. Iri dan dengki ketika orang lain lebih berhasil daripada dirinya. Padahal keberhasilan yang didapat itu merupakan hasil dari susah payah mereka sendiri.
Lalu, bagaimana sikap kita jika kita berada dalam kondisi yang sedemikian itu? Marianne Williamson menasehati kita dengan kata � kata indah. Kata - kata indah yang ditujukan bagi mereka yang hanya diam, tidak berbuat apa � apa karena takut akan berhadap � hadapan dengan rekan mereka sendiri yang culas. Berikut yang dikatakannya:
Ketakutan kita yang paling dalam bukanlah bahwa kita ini tidak mampu. Sebaliknya, ketakutan kita yang paling dalam adalah bahwa kita amat sangat berkuasa. Cahaya kita, dan bukan kegelapan kita lah yang menakutkan kita. Kita bertanya pada diri sendiri: Siapa aku ini, untuk menjadi begitu cerdas, tampan, berbakat, dan hebat? Lho, memangnya siapa kamu sehingga merasa tidak pantas untuk itu? Kamu adalah ciptaan Alloh. Perilakumu yang mengecil � kecilkan diri itu sama sekali tidak ada gunanya bagi dunia ini. Sama sekali tidak bijak bila kamu mengerutkan dirimu hanya agar orang lain tidak merasa kecil dan tak aman berada di sekitarmu. Kita semua ini dimaksudkan untuk bersinar cemerlang, sebagaimana anak � anak memang begitu. Kita dilahirkan untuk menyatakan kemuliaan Alloh yang berada di dalam diri kita; ya, bukan hanya ada di dalam diri beberapa orang di antara kita, tetapi dalam diri setiap orang di antara kita. Dan bila kita membiarkan cahaya kita bersinar cemerlang, secara tidak sadar kita mengizinkan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Ketika kita terbebas dari ketakutan kita, kehadiran kita secara otomatis membebaskan orang lain.

Sudahlah, lakukan yang terbaik. Biarkan orang yang culas dengan keculasan mereka.

Post a Comment

Previous Post Next Post