TOKEK DAN BUNGLON


Pagi melahirkan mentari
saat tokek dan bunglon bangkit
dari peraduan mereka dan berlari
menyambut hari.

Hari ini selayak pagi - pagi lain
mereka harus berjibaku dengan waktu
mencari sepotong makanan
untuk bertahan hidup

untuk hari itu saja.
karena esok adalah urusan nanti
sedang hari ini adalah urusan yang tidak
bisa ditunda lagi.

Namun siapa sangka jika yang seperti ini
adalah sumber bagi kebahagiaan abadi?
kebahagiaan adalah saat kita
mampu meninggalkan keinginan - keinginan
akan esok hari yang masih gelap.

Maka, tanpa menunggu lagi
berjalanlah keduanya beriringan
tanpa suara tanpa canda
serius benar keadaannya.

kegaduhan adalah kedunguan
dengannya akan lepas rejeki langit
yang sebelumnya di depa mata sudah.

Berdetik - detik
Bermenit - menit
Berjam - jam.

Mengapa pula buruan itu tidak nampak batang hidungnya?

Apa pula salah mereka?
begitu dalam benak
kata - kata yang hadir,
sehingga Tuhan begitu murka?
menahan rejeki yang mereka tunggu
sekian lama?

Di tengah kegalauan
kepayahan dan putus asa,
berhentilah mereka di tanah lapang
sambil merenung - renung,
apa akan dilakukan jika hari ini
benar - benar tak dapat makan?

namun malang tak dapat ditolak
untung tak dapat diraih

tak dapat makanan, bahaya kiranya yang menghadang.

tak dinyana tak diduga
terbanglah rendah si alap - alap yang perkasa
menerkamkan kukunya yang tajam
menghambur ke dua mahluk yang dirundung lapar.

tokek berguling ke kanan
bunglon ke kiri.
alhamdulillah kali ini mereka luput dari maut.

namun alap - alap bukan penyerah.
sayapnya berputar dan kembali ia menebarkan maut.

di saat paling genting itulah
bunglon merubah kulitnya ke warna tanah
bingung alap - alap dibuatnya karena
buruan hilang dalam sekejap mata.

tapi tidak juga
itu masih ada satu yang berlari tunggang langgang.
harus cepat harus cermat.
buruan itu harus segera disergap.

beruntunglah tokek
di depan ada batu bolong
cukuplah untuk tubuhnya yang tak terlalu besar.
masuklah ia ke sana meninggalkan alap - alap
yang pergi bercakar hampa.

dalam keterengah - engahan
dilihatnya bunglon perlahan kembali merubah kulitnya
di kejauhan sana.
dalam keheningan itu tokek belajar
satu hal,
kadang untuk bertahan hidup
ia harus berpura - pura!

Post a Comment

Previous Post Next Post