Sejenak mari kita duduk - duduk di sini. Tertawa bersama. Menertawakan diri sendiri.
Marilah kita tertawa karena ada guru yang stress setelah sekolah tempat ia mengajar berubah status menjadi SBI. Ia stress karena harus belajar bahasa Inggris. Guru SBI harus mampu berbahasa Inggris dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa - siswanya.
Baiklah. Cukup tertawanya. Simpan tawa anda untuk kabar berikutnya: Penasihat Pendidikan British Council, Itje Chodidjah mengatakan bahwa "Perancis yang sudah memulai program SBI sejak 13 tahun lalu sampai hari ini hanya 145 SBI, kenapa di Indonesia bisa di atas 500?"
Ayo Ngguyu, ha ... ha...ha..... Dendang Waljinah. Nek ngguyu mbok aja seru - seru.
Lha wong Malaysia saja mencabut kebijakan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar untuk pelajaran matematika dan sains mulai 2012. Apa sebab? Berbagai survei menunjukkan hasil bahwa banyak pelajar enggan dan kurang tertarik pada pelajaran matematika dan sains karena bahasa pengantarnya bahasa Inggris!
Coba anda perhatikan alasan mengapa Malaysia mencabut kebijakan itu!
Para pelajar Malaysia enggan belajar matematika dan sains karena bahasa pengantarnya bahasa Inggris. Nah sekarang bagaimana lagi dengan pelajar kita jika ternyata standar bahasa Inggris guru dan kepala sekolah RSBI pada umumnya rendah, bahkan sebanyak 60 persennya berada pada level paling rendah kemampuan berbahasa?
Apa yang kita cari dengan SBI saudara - saudara. Mari kita renungkan setelah kita tertawa terbahak hari ini.
Post a Comment