Latest News

Sunday, March 8, 2009

YANG SAYA HORMATI: BABU NGEBLOG


Babu, siapakah dia?. Seperti debu di jalanan, ia diabaikan. Kelas proletar seperti mereka tidak akan merubah sejarah sebagaimana keturunan priyayi. Jika priyayi ditakdirkan sebagai penentu kebijakan, babu adalah bulan - bulanan kebijakan. Sampai kapanpun babu tidak akan pernah menjadi ndoro seperti sebuah lakon wayang; Petruk dadi Ratu. Tidak akan pernah. Mereka aspal untuk mobil para priyayi.
Namun itu tidak benar saudara. Dan anda sudah serta merta menjadi orang yang tidak beradab jika anda berpandangan sedemikian itu. Saya menjamin anda menjadi orang yang tidak beradab kalau anda berpandangan seperti itu. Jika anda seorang yang kaya yang memiliki seorang pembantu, perbedaan antara anda dan pembantu anda adalah hanya pada kekayaan. Alloh memberikan kekayaan kepada anda. Dan anda harus mensyukuri itu. Dan mungkin Alloh tidak memberikan kekayaan yang sama kepada pembantu anda. Sehingga mereka tidak bisa bersekolah setinggi anda. Kekayaan yang tidak mereka miliki membuat mereka bekerja di rumah anda. Dan karena itu mereka mulia. Mereka bekerja untuk menghidupi diri mereka sendiri, bahkan mungkin keluarga dan sanak famili mereka. Mereka mulia karena bekerja. Kemuliaan yang tidak dimiliki oleh para pengemis yang menggantungkan diri mereka ke belas kasihan orang lain.
Maka, bukan karena mereka bekerja untuk anda kemudian anda memiliki posisi yang lebih tinggi dari mereka. Bukan berarti anda berhak untuk menyakiti fisik dan batin mereka. Bukan karena mereka bekerja untuk anda kemudian anda punya hak berbuat semena - mena kepada mereka. Anda harus menghargai mereka sebagaimana mereka menghargai anda.
Sejenak mari kita berpikir mengenai sebuah kemungkinan yang bisa saja terjadi pada kita semua. Bayangkanlah jika pembantu kita juga dianugerahi kekayaan yang sama dengan kita. Bayangkanlah jika mereka memiliki kecerdasan yang sama dengan mereka. Dengan kekayaan dan kecerdasan yang dianugerahkan Alloh pada mereka, mereka bersekolah ke jenjang yang paling tinggi. Kemudian mereka bekerja dan malah menjadi atasan kita. Bukankah hal sedemikian ini bukan suatu yang mustahil bagi Alloh? Maka, mari kita syukuri apa yang diberikan Alloh pada kita dengan berbuat baik kepada semua jenis manusia.
Inilah murid saya yang pintar. Dia pandai sekali dalam pelajaran bahasa Inggris. Ketika lulus SMP. Saya bertanya kepadanya tentang kelanjutan sekolahnya. Dengan menangis ia berkata bahwa ia tidak mungkin meneruskan sekolah karena orang tuanya tidak memiliki uang untuk membiayainya. Saya mendengar kabar ia ke Jakarta, menjadi pembantu rumah tangga. Suatu saat, sang majikan menemukan anak yang diasuh oleh pembantu bekas murid saya itu berbicara dengan bahasa Inggris. Bertanyalah sang majikan kepada anaknya mengenai siapa yang mengajarinya berbicara dengan bahasa asing itu. Ternyata si pembantulah yang mengajarinya di tiap waktu ia menjaganya. Insyaflah sang majikan tentang kecerdasan si pembantu. Alloh menganugerahkan kebaikan kepada sang majikan yang dengan kebaikan itu ia memberhentikan si pembantu untuk menjadi pembantu dan menyekolahkannya dan mengharapkan agar sang pembatu tetap mengajari anaknya dengan berbagai hal yang baik. Terakhir saya dengar, bekas murid saya, si pembantu pintar itu, telah duduk di bangku kuliah.
Dan ini kisah tentang seorang TKW di Hongkong. Saya menemukan blognya subuh tadi. Pembantu di Hongkong itu Ngeblog!!!. Tulisannya bagus dan dia rutin membuat postingan untuk blognya itu. Dia menulis cerpen, puisi, dan pengalamannya selama bekerja di Hongkong, baik yang menyenangkan hingga yang menyakitkan hatinya. Dan tahukah anda, bagaimana ia menamai blognya? Ia menamai blognya dengan dua kata:Babu Ngeblog. Ia tidak malu dengan profesinya itu. Bahkan menurut saya, Ia bangga dengannya karena ia bekerja, karena ia tidak menggantungkan hidupnya kepada belas kasihan orang lain.
Dan tahukah anda mengapa ia tidak malu dengan profesinya bahkan ia menamai blognya dengan menyertakan kata BABU? Ia tidak malu karena ia memiliki kecerdasan. Silahkan anda simak tulisan - tulisannya di sini.
Kepada mbak Rie rie, sang babu yang ngeblog, maafkan saya jika ada yang kurang berkenan. Bukan maksud saya untuk berbuat demikian. Salam dan hormat saya kepada anda.

No comments:

Post a Comment

Tags

Recent Post