Latest News

Sunday, March 1, 2009

MAHASISWA DALAM OBROLAN


SEJAK SD sampai SMK, nyaris tidak saya dengar berita tentang mahasiswa yang melakukan keributan. Tawuran hanya berlaku pada anak � anak SMA saja. Sampai berdarah � darah bahkan mati pula. Namun semenjak kuliah hingga sekarang, berita tentang mahasiswa yang tawuran, saling lempar batu diantara mereka jauh lebih santer terdengar ketimbang tawuran yang dilakukan oleh adik � adik SMA mereka. Ada apa dengan mahasiswa kita?

Teman saya berpendapat bahwa mahasiswa yang suka tawuran sekarang ini, adalah anak SMA yang suka tawuran di masa lalu. Di dalam diri mereka memang telah tumbuh gen suka tawur sehingga terus terbawa hingga di usia dimana seharusnya mereka malu jika mereka melakukan hal itu. Apalagi, mahasiswa mestinya telah bergesekan dengan berbagai pemikiran yang mereka pelajari dari buku � buku karangan para tokoh dunia yang membuat mereka lebih kritis dan lebih analitis dalam menghadapi masalah. Ini tidak. Benar juga, pikir saya.

Namun, teman saya yang lainnya tidak sependapat dengan hal itu. Menurutnya, apa yang terjadi pada mahasiswa sekarang ini dikarenakan mereka lalai dengan berbagai hal yang bermanfaat sehingga mereka sibuk dengan berbagai hal yang tidak bermanfaat bagi mereka. Kata teman saya itu, jika anaknya nanti tiba saatnya untuk kuliah dia tidak akan mengkuliahkannya di Jogja. Karena, katanya, Jogja sudah terkenal dengan pergaulan anak kos yang kelewat bebas. Pergaulan bebas itu adalah salah satu contoh akibat ketidak pedulian mahasiswa pada berbagai hal yang bermanfaat bagi mereka.

Mahasiswa sekarang jarang ada yang betah berjam � jam membaca buku. Namun, mereka piawai sekali jika disuruh chatting atau mencari teman baru di Friendster. Mahasiswa sekarang kemana � mana bawa laptop. Bukan untuk mengerjakan tugas � tugas kuliah. Tapi, untuk mencari hotspot. Maaf, ini pendapat teman saya.
Barangsiapa lalai dari berbagai hal yang bermanfaat bagi dirinya, pasti dia akan disibukkan dengan berbagai hal yang tidak bermanfaat. Ini sudah hukum alam, kata teman saya menegaskan. Lalu, apakah sistem pendidikan kita mempunyai andil dalam menciptakan semua ini? Entahlah, jawab teman saya.

Bagaimana menurut anda?

No comments:

Post a Comment

Tags

Recent Post