BANGSA BODOH


Tetangga saya yang janda patut berbangga. Anaknya, konon kabarnya, bekerja sebagai seorang desainer mobil mewah di Jerman. Saya belum pernah bertemu dengan sang anak. Dia jarang � jarang pulang. Tetapi kabar itu sangat santer terdengar. Teman � teman sekolahnya yang dulu banyak memberikan kesaksian bahwa anak bu janda itu memang terkenal pintar sejak SMA. Setelah lulus kuliah, dia bekerja di sebuah perusahaan yang kemudian menyekolahkannya ke luar negeri. Sayangnya, dia malah tertarik untuk bekerja di luar negeri.
Anda mungkin juga pernah mendengar kabar serupa dari orang � orang di sekitar anda. Atau mungkin anak atau kerabat anda sendiri. Kita juga punya Habibie yang disegani oleh orang Jerman. Kemarin, saya membaca Koran yang berisi tentang orang Semarang yang ternyata ahli Radar dan kini dia menetap di Jerman. Saya yakin banyak orang � orang Indonesia yang bekerja di luar negeri dan disegani karena kompetensinya. Maka, jika Taufik Ismail menulis puisi �Aku Malu Jadi Orang Indonesia�, kita sebenarnya tidak perlu malu.
Kita bangsa yang kaya. Sumber daya alam kita melimpah. Jepang atau Korea tidak ada apa � apanya dibandingkan kita. Kita mempunyai berjuta anak � anak yang cerdas. Kita tidak perlu malu. Cuma, kalau kemudian kita tidak lebih baik dari Jepang dan Korea, masalahnya tentu bukan karena kita bangsa yang bodoh. Kita hanya belum pandai mengelola.
Sumber daya alam kita yang kaya, bahkan bukan kita yang menikmatinya. Tapi orang � orang luar negeri. Kita menjadi kuli di rumah sendiri. Selain itu, banyak juga saudara � saudara kita yang rakus. Kerakusan membuat mereka lupa bahwa mereka hidup di tengah � tengah orang lain. Banyak uang yang seharusnya untuk kita bersama, mereka simpan untuk diri mereka sendiri. Mereka menjadi salah satu sebab tidak majunya bangsa kita.
Beberapa orang mengatakan bahwa Jepang dan Korea menjadi seperti sekarang ini malah karena kemiskinan sumber daya alam mereka. Kemiskinan menempa mereka menjadi bangsa yang ulet dan disiplin. Kita sudah terlanjur sadar bahwa kita orang kaya sehingga kita bergaya hidup santai dan kurang berusaha. Sepertinya ada benarnya. Ada orang Jepang yang menikah dengan orang Indonesia berkata bahwa dia senang tinggal di Indonesia karena suasananya santai, tidak seperti tanah kelahirannya.
Kita bukan bangsa yang bodoh, sekali lagi. Kita orang � orang yang cerdas. Yang dilahirkan oleh orang � orang yang cerdas dan akan melahirkan orang � orang yang cerdas. Kita hanya perlu menata diri. Orang � orang kita tidak perlu bekerja untuk memajukan Negara lain jika di sini mereka mempunyai ruang untuk mewadahi kecerdasan mereka. Jika mereka dihargai sesuai dengan kemampuan yang mereka punyai. Tapi jika kita tidak memiliki ruang dan kita tidak mampu menghargai mereka dengan selayaknya, sepertinya kita tetap akan kehilangan orang � orang yang akan mensejajarkan bangsa kita dengan bangsa � bangsa lain di dunia.


Untuk membaca artikel terkait, silahkan klik STIGMA di sini.


Post a Comment

Previous Post Next Post