oleh :Dr. Eddy Nurtjahya, M.Sc (Dosen FPPB UBB) |
MENDIKBUD M Nuh di sebuah stasiun televise swasta beberapa hari lalu, menyatakan bahwa kebocoran soal UN merupakan persepsi, dan 75 persen siswa terdorong untuk mempersiapkan diri belajar lebih keras karena UN ini, dan berita dari Kemendikbud menyebut 58 persen siswa mengalami stress karena pelaksanaan UN SMA/MA dan SMK tahun ini. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kelulusan 100 persen menjadi target dan pengukur keberhasilan kinerja dinas pendidikan kabupaten/kota. Beberapa pengamat pendidikan mencatat upaya mencapai harapan itu di beberapa daerah dilakukan melalui proses yang tidak mendidik. Kejujuran pelaksanaan di sebagian daerah ditengarai tidak dijunjung tinggi. Sebagian pendidik dan orang tua di beberapa daerah yang menyesalkannya. Pendidikan, yang mengikuti pengajaran guru, selama hampir tiga tahun dengan penerapan kedisiplinan, ketekunan, dan kejujuran, tiba-tiba menjadi tidak berarti di akhir masa pendidikan dan pengajaran. Prosedur standar pengawasan Setiap ruang ujian diawasi oleh dua orang pengawas ruang yang berasal dari sekolah lain atau pengawas silang. Pengawas ruang menjelaskan ke siswa 15 menit sebelum pelaksanaan ujian dan mengingatkan pentingnya penulisan data pribadi, kode sekolah, dan mengingatkan untuk tidak membawa alat elektronik kedalam ruang, melakukan dengan jujur dan mengingatkan akan berakhirnya waktu ujian, lima menit sebelum berakhir. Pada UN SMA/MA dan SMK yang baru lalu, terdapat satu orang pengawas satuan pendidikan dari perguruan tinggi. Selain pengawas ruang dan siswa, orang lain tidak diperkenankan masuk, dan karenanya tulisan �Dilarang masuk selain peserta ujian dan pengawas� Ditempel di bagian depan setiap ruang. Pengawas ruang tidak diperkenankan membawa telpon seluler. Di dalam POS tertulis sanksi bagi siswa dan pengawas ruang yang melanggar. Selain itu, untuk menghindari menyontek terdapat lima tipe soal: A, B, C, D, E, unutk SMA/MA dan SMK atau empat untuk SMP/MTs di setiap pelaksanaan ujian. Dan setiap hari, denah tipe soal yang disediakan menyertai soal ujian, berubah. Perubahan denah tempat duduk disebutkan menyebabkan kegelisahan siswa terutama pada hari pertama penyelenggaraan UN. Kelancaran dan keamanan pelaksanaan ujian dipantau oleh satuan pengawas pendidikan atau lebih dikenal dengan pengawas independen dan petugas dari kepolisian sektor terdekat. Namun demikian pada pelaksanaan UN SMA/MA dan SMK minggu lalu, dilaporkan adanya temuan penggunaan HP oleh segelintir siswa di sebuah daerah di Pulau Sulawesi. Padhal HP disebut dilarang dan semestinya selalu disampaikan lima menit sebelum pelaksanaan ujian oleh guru pengawas ruang. Alat elektronik dilarang dibawa masuk oleh siapapun termasuk guru pengawas ruang sesuai di POS (prosedur operasional standar) UN Tahun 2012. Cara klasikal yang tidak mandiri alias kerjasama atau KS istilah gaulnya, beresiko kelihatan, namun tidak tertutup kemungkinan masih menjadi pilihan yang jitu di sebagian sekolah di sebagian daerah. Namun perlu juga mencermati komentar berita tv swasta diatas yang menuliskan bahwa "guru diam saja". Karena duduk di depan, bisa saja tidak meragukan gerak-gerik yang mencurigakan, atau tidak tertutup kemungkian �pembiaran�. Pengawasan ruang guru oleh yang bukan dari sekolah yang bersangkutan, pengawasan silang, dimaksudkan untuk menghindari kerjasama antara guru pengawas ruang dan siswa dalam bentuk pembiaran pencontekan. Pemicu kekuranganTingkat kelulusan 100 persen adalah alasan klasik. Dengan komposisi gabungan nilai rapot untuk mata pelajaran yang diuji secara nasional dan ujian sekolah (US) sebanyak 40 persen dan UN 60 persen, siswa telah menabung nilai demi kelulusannya. Faktor lain yang berkembang kemudian adalah, selain tingkat kelulusan juga nilai UN yang tinggi. Ada target bahwa perbedaan nilai antar siswa semakin kecil. Tentu adalah bangga bagi suatu sekolah jika terdapat siswa yang memperoleh nilai UN tertinggi. Target yang semestinya menjadi salah satu motivasi bagi sekolah untuk membekali siswa lebih baik dan siap dalam UN, tidak jarang berujung pada upaya membantu siswa dalam pelaksanaan ujian. Pembentukan karakter menjadi salah satu cirri pendidikan akhirnya menjadi impian saja. Pengalaman siswa dengan kondisi demikian secara bersama-sama dengan teman sekelas, dengan teman se sekolah, dan dengan teman semua sekolah lain di daerahnya, dan di daerah dan di kabupaten dan provinsi lain akan menanamkan keyakinan yang salah bagi siswa-siswa. Tindakan yang dilakukan oleh sebagian guru pengawas, dan/ atau pengawas satuan pendidikan, dan/ atau pihak-pihak lain pada kondisi seperti ini tentu akan diamini siswa sebagai hal yang positif, suatu bentuk tanggung jawab dan solidaritas pihak lain yang tinggi, dan celakanya jika diakui sebagai bentuk kegiatan yang mulia.Evaluasi NasionalJika UN 2012 berjalan dengan jujur, maka nilai UN mampu menjawab pertanyaan seberapa besar perbedaan pengajaran yang dilakukan diseluruh negeri. Data ini tentunya diperlukan sebagai bekal peningkatan sebagian sekolah di sebagian daerah. Banyak manfaat yang dapat dipetik baik oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota, sekolah dan masyarakat sekitar dalam peningkatan pengajaran di sekolah- sekolah yang belum memenuhi standar yang ada. Namun jika data yang diperoleh tidak benar, para pemangku kepentingan, termasuk perusahaan dan masyarakat luas tidak dapat berperan serta dalam meningkatkan pendidikan dan pengajaran dengan jitu pada sekolah yang seharusnya membutuhkan. Keberadaan pengawas satuan pendidikan pun tidak akan berarti banyak dalam upaya mendukung tingkat kejujuran UN sekurang-kurangnya tanpa komitmen dari guru pengawas ruang, dan pihak sekolah.Uji petik yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA dan Kejuruan, Kemendikbud pada pelaksanaan UN di Babel minggu lalu dapat menjadi salah satu solusi untuk memotret tingkat pendidikan dan pengajaran apa adanya di Babel, asalkan mempertimbangkan sampling yang mewakili seluruh propinsi. Contoh harus mewakili lokasi sekolah, kecamatan, kabupaten, sekolah negeri dan swasta, dan jumlah minimal ulangan kelas, program IPA dan IPS untuk SMA, dan selama empat hari pelaksanaan ujian. Pengambil sampel harus dapat memotret secara keseluruhan selama pelaksanaan ujian termasuk kepatuhan terhadap rambu-rambu yang ada baik untuk siswa, pengawas ruang, pengawas satuan pendidikan, dan sekolah. Sekalipun tidak dapat di generalisir beberapa kejadian yang sempat menjadi berita utama disurat kabar saat pelaksanaan UN tahun ini, cukup dimengerti keraguan beberapa pimpinan universitas akan peran UN sebagai salah satu pengganti ujian masuk perguruan tinggi yang pernah menjadi berita hangat beberapa waktu lalu. Campus Talks! Bapos, Jumat (27/04/2012) |
Post a Comment