Profil yang menampilkan ciri-ciri seorang konselor yang dikenal sejak lama. Tahun 1994 Graves telah menunjukkan bahwa seorang konselor hendaknya memiliki integritas dan vitalitas, gesit, dan terampil, memiliki kemampuan menilai dan memperkirakan secara tajam, standar personal yang tinggi, terlatih dan berpengalaman luas. Dowson (1948) melihat bahwa konselor perlu memiliki ciri-ciri objektif, menghormati anak, memahami dirinya sendiri, matang dalam menilai dan memperkirakan, mampu mendengar dan menyimpan rahasia, merupakan manusia sumber, teguh dalam pendirian, mempunyai rasa humor, mampu mengeritik secara membangun, serta memiliki kepribadian yang matang dan terintegrasikan.
Pada waktu itu telah juga dikenal 24 ciri yang menonjol dari seorang konselor, diantaranya: jujur, setia, sehat, berkepribadian dan berwatak baik, memiliki filsafat hidup yang mantap serta memiliki sikap bahwa apa yang dilakukannya itu (yaitu pekerjaan konseling) merupakan suatu hal yang harus dilakukannya.
Konselor juga digambarkan sebagai orang yang memiliki sifat-sifat kewanitaan atau keibuan (Farson, 1954), seperti lembut, menyenangkan, suka memberi dan tidak banyak menuntut, dan sebagainya. Rumusan yang diberikan oleh ASCA (1964) tentang sifat dasar npekerjaan konselor ialah sebagai �misi dengan keterkaitannya yang mendalam terhadap nilai-nilai kemausiaan�.
Myrick dan Witmer (1972) mengemukakan lima macam peranan konselor, yaitu sebagai konselor (dalam arti khusus), sebagai konsultan, sebagai anggota tim kerja, sebagai pengelola, serta sebagai sumber informasi dan layanan bagi masyarakat.
Munro, Manthei dan Small (1979) mengutarakan beberapa hal yang menyangkut profil konselor. Mereka menyatakan bahwa walaupun tidak ada pola yan tegas tentang sifat-sifat atau ciri-ciri kepribadian yang harus dimiliki oleh konselor yang efektif, tetapi sekurang-kurangnya seorang konselor haruslah memiliki sifat-sifat luwes, hangat, dapat menerima orang lain, terbuka, dapat merasakan penderitaan orang lain, mengenal dirinya sendiri, tidak berpura-pura, menghargai orang lain, tidak mau menang sendiri, dan objektif. Penelitian terhadap ciri-ciri kepribadian ini amat sulit karena adanya berbagai faktor, seperti ketidaksamaan bahasa, masalah-masalah pembandingan dan pengukuran dan masalah pemakaian hasil penelitian itu sendiri.
Dalam usaha menguraikan sifat-sifat konselor yang efektif, cara yang paling baik adalah dengan memadukan hasil-hasil penelitian, pendapat para ahli, pengalaman pribadi, dan akal sehat. Barang kali suatu cara yang lebih berguna untuk menunjukkan sifat-sifat kepribadian itu menonjol, yaitu konselor sebagai model, hubungan konseling dan keberanian konselor untuk melakukan konseling.
Sumber : http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/profil-seorang-konselor.html
Tags : Profil Konselor, Konselor
Post a Comment