Hidayatullah.com--Sekolah Menengah Moderen Dubai mengajarkan murid-muridnya di kelas taman kanak-kanak untuk menjaga tubuh mereka, termasuk bagian paling pribadi, dengan cara menutupi, menjaga kebersihan dan keamanannya.
Dalam selebaran yang dibagikan, dikatakan bahwa sesi "keamanan pribadi" akan diadakan secara bergantian di ruang-ruang kelas bagi murid taman kanak-kanak. Bagian pertama pertemuan itu akan mengajarkan anak tentang keamanan diri.
"Alasan mengapa sebagian tubuh ditutupi adalah karena itu merupakan bagian yang sangat penting, sangat peka dan bisa terluka jika tidak ditutupi. Misalnya: mengapa jantung itu tersembunyi ... itu mengapa alat kelamin/bagian-bagian pibadi ... juga ditutupi," tulis selebaran itu.
Di situ juga tertulis, nama-nama alat kelamin disebutkan secara jelas untuk mengurangi kecanggungan atas bagian-bagian tubuh yang intim. Mitos yang menyebut bahwa bagian-bagian intim itu adalah "memalukan" dan "menjijikkan" juga dijernihkan.
Aman dan tidak aman
Anak-anak diajarkan bahwa bagian intim dari tubuhnya boleh disentuh hanya ketika mandi dan selesai buang hajat, oleh orangtua, guru atau pengasuh lainnya seperti perawat dan bibi mereka.
Anak-anak juga diajarkan untuk tidak pernah telanjang bulat di depan orang selain mereka (orangtua, guru dan pengasuh) dan tidak menunjukkan atau menyentuh organ intimnya meskipun saat bermain.
Metode yang digunakan untuk menjelaskan masalah tersebut antara lain lewat boneka, permainan peran dan diskusi. Sentuhan yang aman dan tidak aman dibicarakan. Sentuhan aman misalnya tepukan di punggung, tos tangan, dan bersalaman. Sedangkan sentuhan yang tidak aman misalnya tepukan atau sentuhan di pantat, dada, ciuman di bibir dan menggelitik.
Di bagian tubuh mana anak-anak disentuh dan "apa rasa yang ditimbulkan dari sentuhan itu" juga dibicarakan. Hal itu untuk menjelaskan mana sentuhan yang aman-aman saja dan mana yang tidak.
Dalam catatan untuk orangtua yang terdapat dalam selebaran ditulis, jika anak mengalami sentuhan yang tidak aman, maka mereka harus berkata "hentikan--saya tidak suka" dengan suara keras dan menjauh dari keadaan yang demikian, serta segera memberitahukan orangtua, guru atau orang dewasa lain yang ada di sekitarnya.
Menurut Dr R. McCarthy, psikolog di Klinik Konseling dan Perkembangan di Dubai, secara umum anak usia taman kanak-kanak terlalu muda untuk pelajaran seks, yang jika diajarkan bisa merusak keluguan mereka. "Kita harus berhati-hati dalam mengajarkan mereka tentang apa yang aman dan yang tidak," ujarnya.
Pada pertengahan Januari lalu, orangtua seorang siswa berusia empat tahun menduga anaknya mendapatkan pelecehan seks dari sopir bus sekolah dan dua kondekturnya. Kasus ini menjadi salah satu latar belakang mengapa anak-anak TK itu diajarkan untuk menjaga aurat mereka.*
Sumber :http://www.hidayatullah.com/
Post a Comment