Radiasi Nuklir sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Paparan zat radiaktif tingkat tinggi itu dapat memicu sejumlah gangguan kesehatan seperti rambut rontok, matinya sel syaraf, kejang dan kematian mendadak, gangguan peredaran darah, penyakit jantung, serta kerusakan sistem reproduksi.
Efek sesaat radiasi bahkan dapat memicu kanker tiroid, juga perkembangan sel-sel kanker lainnya pada tahun-tahun berikutnya. "Namun, efek radiasi ini sangat tergantung kadar dan tipe zat radiaktifnya," kata Profesor Donald Olander, pakar nuklir dari Universitas California, Berkeley.
Menghadapi ancaman itu, Pemerintah Jepang telah meminta sekitar 180 ribu warga dalam radius 20 kilometer dari pusat reaktor mengungsi. Sedikitnya 140 ribu warga yang bermukim di dekat zona aman juga diminta tak keluar rumah dan menutup semua ventilasi rumah.
Demi mencegah efek buruk radiasi, pemerintah setempat mulai mendistribusikan pil potassium iodide dan masker penutup hidung kepada warga di sekitar zona bahaya.
Juru bicara pemerintah Yukio Edano mengatakan bahwa negara kini memasuki darurat nuklir selepas gempa dan tsunami. Ia mengatakan, tingkat radiasi di sekitar salah satu reaktor yang bocor mencapai 400 ribu mikrosiverts per jam. Ini empat kali lipat dari batas radiasi aman bagi tubuh
Badan Keselamatan Nuklir, otoritas yang menangani masalah nuklir di Jepang, mengatakan, setidaknya 160 orang diduga terpapar radiasi nuklir. Sementara itu, kantor berita Jiji tanpa mengutip sumber mengatakan, 19 orang telah terpapar radiasi nuklir.
Pihak Pemerintah Jepang sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait korban yang terpapar radiasi nuklir. Juru Bicara Pemerintah Jepang Edano mengatakan, radiasi yang disebabkan ledakan memang melampaui batas normal. Namun, hal tersebut tak memiliki ancaman langsung terhadap kesehatan manusia.
Warga pun mulai memeriksakan diri apakah mereka terpapar oleh radiasi nuklir. "Awalnya saya khawatir dengan gempa bumi. Namun, kini saya khawatir dengan radiasi. Saya tinggal di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Saya ke sini untuk memeriksakan diri, apakah saya baik-baik saja," kata Kenji Koshiba, pekerja konstruksi di pusat gawat darurat di Koriyama.
Hingga saat ini, Pemerintah Jepang sebagaimana dilansir Reuters telah mengevakuasi 110.000 orang yang tinggal di wilayah dengan radius 20 kilometer dari lokasi PLTN.
Edano mengatakan, pemerintah telah berupaya untuk mengurangi risiko radiasi nuklir. Pemerintah, tambahnya, fokus mengeluarkan udara dari reaktor nuklir yang rusak akibat gempa 8,9 magnitude yang disertai tsunami tersebut.
Nah berikut cara untuk meminimalisir bahaya radiasi nuklir yang dikeluarkan oleh WHO, Badan Kesehatan Dunia, mudah-mudahan bermanfaat.Petunjuk:
1. Tutup semua jendela dan pintu
2. Tutup semua fasilitas yang bisa membawa udara dari luar seperti penyejuk ruangan (airco) atau lubang ventilasi.
3. Tinggal di kamar yang tidak berjendela atau ruang bawah tanah adalah yang paling aman
4. Jangan lupa bawa senter, radio atau televisi dengan baterai, kotak kesehatan, makanan dan air (kemasan atau kaleng), serta obat-obatan
5. Jangan keluarkan binatang piaraan (tinggal di dalam)
6. Jemur pakaian di dalam rumah
7. Pantau situasi dengan mendengarkan pemancar televisi atau radio bencana (lokal)
Tablet yodium
Pusat nuklir Fukushima sejauh ini hanya memancarkan radioaktif yodium-131 dan cesium-137. Pemerintah Jepang mempertimbangkan tablet yodium untuk dibagikan kepada warga di daerah bencana. Ini untuk melindungi kelenjar gondok. Meminum tablet yodium akan bisa melindungi kelenjar gondok sehingga organ ini tidak akan mampu lagi menyerap radioaktif.
Tablet yodium sangat efektif apabila diminum sebelum atau beberapa jam sesudah terkena radiasi. Tablet ini memberi perlindungan selama kira-kira 24 jam. Untuk cesium-137, tidak ada pelindungnya. Apabila kerusakan parah terjadi pada kamar reaktor atau kolam pendingin untuk bahan bakar nuklir yang sudah terpakai, maka kemungkinan zat uranium dan plutonium bisa terlepas. Tapi sejauh ini, hal itu belumlah terjadi.
Dengan kejadian meledaknya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Jepang membuat sebagian masyarakat mempertanyakan tingkat keamanan jika Indonesia membangun pembangkit listrik yang sama. Mudah-mudahan Pemerintah dan para pakar Nuklir Jepang segera mampu mengatasi krisis nuklirnya sehingga tidak terjadi bencana yang lebih dahsyat lagi.
Post a Comment