Erupsi Merapi 2010 Terburuk Sejak 1870

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono menyatakan erupsi Merapi 2010 merupakan bencana terburuk Merapi sejak 1870 atau dalam kurun waktu 100 tahun.

"Erupsi Merapi tahun ini dapat dikatakan terburuk sejak 1870 karena saat ini sebanyak 32 desa dengan jumlah penduduk lebih dari 70.000 jiwa direkomendasikan harus mengungsi karena berada dalam zona berbahaya," kata Surono didampingi Kepala Badan Geologi Sukhyar di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, sebanyak 32 desa yang direkomendasikan mengungsikan warganya terdiri atas 17 Desa di Kabupaten Magelang, Klaten empat desa, Boyolali tiga desa dan di Kabupaten Sleman ada delapan desa.

"Saat ini Gunung Merapi dalam kondisi krisis, selain ditandai dengan letusan ekplosif jarak luncur awan panas terjauh mencapi 11,5 Kilometer (Km) di kali Bebeng dan di tempat lain jarak luncur awan panas mencapi 11 Km di Kali Putih, 10 Km di Kali Boyong dan 9,5 Km di Kali Gendol," katanya.

Ia mengatakan, awan panas yang keluar dari puncak Merapi saat ini juga sudah mencapai ketinggian lebih dari 10 Km.

Suasana Mencekam

Suasana mencekam masih menyelimuti warga lereng Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah, Jumat (5/11). Hujan abu maupun suara gemuruh dari puncak Merapi masih terjadi hingga membaut warga makin panik.

Jumlah korban meninggal terus dibawa oleh petugas evakuasi ke Rumah Sakit Sardjito. Mereka umumnya berasal dari daerah Cangkringan Sleman Yogyakarta.�Hampir 90 % korban meninggal yang saat ini berada di Sardjito adalah warga Cangkringan,� kata Heru Trisno Nugroho, Humas RS Sardjito.

Erupsi Merapi telah membawa banyak korban, termasuk juru kunci Merapi Mbah Marijan ikut menjadi korbannya. Untuk menghindari jatuhnya korban lebih banyak dihimbau kepada semua warga yang berada dalam kawasan rawan/bahaya untuk segera mengungsi ke daerah yang aman. Pemerintah telah menetapkan kawasan aman berjarak 20 Km dari Merapi.

Kini suasana duka dan kepanikan masih melanda kota Yogyakarta. Segala aktifitas lumpuh, baik itu perkulihan, pertokoan di sepanjang sentra bisnis di Jl.Malioboro juga tutup. Petugas evakuasi korban juga terlihat hilir mudik ke RS Sardjito, dari data sementara jumlah korban meninggal yang masuk ke kamar jenazah 109. Namun hingga saat ini masih dalam proses identifitkasi. Selain korban tewas juga terdapat korban luka bakar yang jumlahnya terus bertambah. Umumnya korban luka bakar melepuh di bagian kaki dan tangan.

Erupsi Belum Akan Berhenti

Erupsi Gunung Berapi belum akan berhenti dalam waktu dekat. "Tidak seperti biasanya yang hanya satu atau dua hari, erupsi kali ini tampaknya lebih lama," kata Pengamat Gunung Api Mas Ace Purbawinata ketika dihubungi Jumat (5/11).

Namun erupsi Merapi ini tidak bisa diprediksi sampai kapan berhentinya. "Yang jelas sudah mulai berkurang energi merapinya," kata mantan Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta ini.

Penurunan tersebut dilihat dari volume energi yang sudah dilepaskan Merapi. Energi yang tersisa bisa dihitung secara kasar dari luas sebaran abu vulkanik dan ketebalan abu vulkanik.

Tahun ini, Ace melanjutkan, sebaran abu yang meluas hingga Bandung, Jawa Barat menunjukkan Merapi sudah banyak memuntahkan isinya. "Erupsi tahun ini memang tiga kali lebih besar ketimbang 2006 lalu," ujarnya.

Meski energi sudah berkurang, Ace menjelaskan, energi tetap ada. "Saya tidak bisa memprediksi sisanya, mungkin masih ada energi yang tersimpan," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari BPPTK, Volcanic Explosivity Index (VEI) Merapi kini sudah mencapai tiga hingga empat. Menurut Ace erupsi normal Merapi Indeksnya sekitar satu hingga dua. Indeks yang merusak berkisar dintara lima hingga enam.

Merapi pernah mencapai Indeks lima hingga enam sehingga kata Ace, menyebabkan hancurnya kerajaan Mataram kuno. Bukti tersebut ditemukan oleh Arkeolog ketika menemukan Candi-candi di sekitar Yogjakarta. Candi-candi tersebut, Ia menambahkan, ternyata juga mengandung abu vulkanik.

Disalin dari berbagai sumber

Post a Comment

Previous Post Next Post