DUDUK DAN MENULISLAH


Susan Mernit berkata: �Kalau Anda memiliki pengetahuan tentang New Media yang memadai, ia akan mendorong Anda melesatkan karir, mempertajam ilmu dan mengasah wawasan� tapi bila Anda sekedar tahu serba sedikit tentang berbagai hal yang ditawarkan di dunia cyber ini, Anda bisa berakhir sebagai pecandu internet yang tidak produktif atau malah menjadi bagian dari cyber crime!�
Apa itu New Media? Kurang lebih seperti blog, twitter dan yang lainnya itulah yang disebut sebagai New Media. Dulu blog dianggap sebagai media yang tidak bermutu. Namun, anda sekarang tahu bagaimana manusia secara luas melihat blog. Blog tidak lagi dipandang sebelah mata. Anda tentu tahu kabar tentang calon wakil presiden Boediono yang berdiskusi dengan para blogger baru - baru ini.
Lalu mengapa blog bisa mendapatkan tempatnya di dunia tukar menukar informasi yang masif seperti sekarang ini? Lily Yulianti Farid , sebagai oleh - olehnya dari mengikuti Workshop Social Media di kampus MIT, Cambdrige, menulis di blognya bahwa:
di blog, SNS, Twitter, Flickr, Slide Share inilah reputasi, rekomendasi serta referensi bertautan dan membuat kerja kolaboratif menjadi lebih mudah digagas dan dilaksanakan.

Dari tulisannya diatas bisa kita simpulkan bahwa meskipun sebuah blog berisi tulisan - tulisan yang nampaknya hanya seperti tulisan - tulisan "sampah", akan terdapat kalimat - kalimat yang bisa jadi penting bagi orang lain yang membacanya.

Maka, duduk dan menulislah dengan merdeka.

Saya teringat dengan buku yang saya baca enam tahun yang lalu, Quantum Learning, oleh Bobby DePorter. Dalam bab yang berisi tentang kiat - kiat menulis, DePorter mengatakan bahwa salah satu cara agar bisa menulis dengan baik adalah dengan menulis cepat (fastwriting). Dengan menulis cepat, kita memberikan porsi yang lebih banyak kepada otak kanan yang kreatif untuk bekerja dan membatasi kerja otak kiri yang evaluatif. Bahkan, kata DePorter, ketika pikiran kita benar - benar kosong dengan ide, kita harus tetap menulis apapun juga. Jangan berhenti. Jika pikiran kita buntu, maka kita bisa saja menulis: Pikiran saya buntu. Pikiran saya buntu...... sebanyak mungkin sampai ide itu muncul kembali.
Sesaat setelah itu. Kita bisa kembali membaca tulisan yang telah kita buat. Dari sana, dari tulisan - tulisan limbah itu, pasti akan muncul beberapa kalimat "emas".
Saya yang senang menulis bermodalkan nekat saja, belum lagi terampil menulis, beberapa kali pernah ditanya tentang apa kiatnya agar bisa menulis dengan baik. Pertanyaan seperti ini membuat saya tidak enak hati. Karena, tanpa bermaksud untuk merendahkan hati melainkan saya memang benar - benar baru belajar menulis, saya sebenarnya tidak memiliki kemampuan menulis yang baik. Maka, jika ada yang bertanya seperti ini saya akan menjawab: Duduklah lalu menulislah.
Blog bisa menjadi media yang sangat baik untuk mengasah kemampuan menulis kita. Menurut bu Lily, ketika kita menulis itulah reputasi kita terbentuk. Dan ketika orang membuat tautan ke tulisan kita, itulah rekomendasi yang lahir karena tulisan kita telah dianggap pantas sebagai referensi. Tidak berkelebihan kiranya, saat orang telah mengambil tulisan anda sebagai referensi, jika kita katakan bahwa tulisan kita telah berkembang menjadi lebih baik.

Tulisan ini mengambil banyak manfaat dari artikel bu Lily Yulianti Farid yang berjudul Posting, Not Writing!. Terima kasih bu Lily.

Post a Comment

Previous Post Next Post