Seorang guru mengeluhkan perilaku murid � muridnya yang telah mengikuti Ujian Nasional baru � baru ini. Mereka Nampak sekali meremehkan guru dan sekolah. Ada beberapa dari mereka yang tidak takut � takut lagi merokok di lingkungan sekolah. Ada dari mereka yang tidak lagi masuk sekolah setelah menyelesaikan Ujian Nasional sehingga guru kalang kabut mencarinya karena masih ada Ujian praktek dan Ujian sekolah yang harus diikuti oleh siswa. Seolah � olah Ujian itu merupakan kepentingan sekolah dan guru. Bukan kepentingan siswa sendiri.
Saat saya tanya apakah ketika Ujian Nasional sekolah telah melakukan kecurangan dengan memberi jawaban kepada peserta ujian, ia membenarkan. Tentu saja siswa menjadi sedemikian itu. Dalam benak mereka terdapat asumsi bahwa kelulusan atau ketidak lulusan siswa merupakan kepentingan sekolah. Bukan kepentingan mereka lagi. Jadi mereka beranggapan bahwa apapun yang mereka lakukan, mereka akan tetap lulus. Sekolah dan guru tidak lagi berwibawa di depan siswa.
Upppss. Tiba � tiba saya terbangun. Setelah benar � benar pulih dari kesadaran, saya bersyukur. Ternyata saya baru saja bermimpi. Saya bersyukur karena kecurangan itu tidak terjadi di dunia nyata. Saya bersyukur bahwa tidak ada kecurangan saat Ujian Nasional di bumi pertiwi ini.
Post a Comment