UJIAN NASIONAL 2009


Hari ini siswa SMA dan SMK mengikuti Ujian Nasional:
Sebelum subuh Pak UNAS membunyikan jam bekernya. Membangunkanku, bergegas menuju kamar mandi. Dan duduk tenang menghadapi buku � buku setelahnya. Hari ini jam enam pagi, aku harus sudah duduk di bangku kelasku. Tambahan pelajaran untuk menghadapi Ujian Nasional dilaksanakan pagi sebelum jam tujuh. Pak dan Bu Guru akan melatih kami mengerjakan berbagai macam jenis soal yang kemungkinan besar keluar di Ujian Nasional. Agar aku mempunyai gambaran tentang soal � soal yang akan dilatihkan oleh mereka itulah yang menyebabkan aku bangun pagi � pagi dan berhadap � hadapan dengan buku.
Setengah enam pagi kami berangkat. Dan jam enam itu, aku telah berada di antara teman � teman yang lain. Khidmat mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Otak kami dijejali berbagai kemungkinan � kemungkinan yang bisa digunakan untuk memecahkan sebuah soal. Bagaimana mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sebuah soal. Konon, di Ujian Nasional, kami hanya mendapatkan waktu sekitar dua menitan untuk menyelesaikan satu nomor soal. Waktu harus kami manfaatkan sebaik � baiknya agar setiap soal bisa terselesaikan dengan benar tepat pada waktunya.
Siang, Pak UNAS masih mewajibkan kami untuk mengikuti berbagai macam les � les tambahan lain. Di tempat ini dan itu. Tiap hari teman kami adalah soal, soal, soal. Buku, buku, buku. Saat makan, yang terbayang di nasi kami adalah kemungkinan untuk menyelesaikan soal A. Saat tidur, mimpi kami adalah tentang buku yang tiba � tiba bisa bicara dan mengajari kami. Poster di kamar � kamar kami berubah dari poster Peterpan, D�Massive dan Slank ke berbagai kalimat � kalimat yang menyemangati. Pembicaraan � pembicaraan kami berkisar tidak jauh dari perihal pinjam � meminjam buku atau jika ada solusi pemecahan � pemecahan baru atas sebuah persoalan. Itulah yang terjadi sejak tiga bulan sebelum Ujian Nasional.
Dan hari ini, kami benar � benar dihadapkan dengan Ujian Nasional yang menakutkan itu. Pak UNAS semakin keras saja. Beliau mewajibkan kami belajar sepanjang hari dan malam. Tadi malam, hampir � hampir kami tidak tidur. Tidak ada ruang di otak kami selain kombinasi angka dan huruf. Lalu dengan susah payah, kami berangkat ke sekolah. Duduk di bangku. Menunggu soal � soal. Memperhatikan mereka dan menyelesaikan permasalahan mereka. Kelak, scanner yang akan menentukan apakah kami dianggap bisa menyelesaikan persoalan yang dihadapi si soal ataukah tidak.
Hari ini, esok hari, dan esoknya kami akan bekerja. Begitu terus setiap saat. Namun, setelahnya, kami merdeka. Tidak ada lagi buku. Tidak ada lagi soal. Tidak ada lagi tekanan � tekanan.
Saudara � saudara, yang masih terjadi, agar bisa lolos Ujian Nasional, para siswa mendapatkan drilling soal � soal. Ujian Nasional belum membuat mereka mereka untuk learning.

Post a Comment

Previous Post Next Post