Experientalism learning versus verbalism learning

Berbicara mengenai perkuliahan jelas bagi sebagian mahasiswa sangat membosankan kalau didalamnya tanpa didasari target yang jelas dan kegiatan pendukung yang bisa membuatnya sebuah perkualiahan sebagai fun learning.

Konsepsi lecture fun learning ini mungkin terdengar lain bagi mahasiswa dengan mengurangi paradigma verbalisme semata hanya menghapal bukan memahami, membaca tanpa menganalisa dan mempraktekan tanpa mengambil nilai. Pola belajar yang menekankan pada eksperiental dalam belajar jelas jauh lebih bermakna, apalagi disesuaikan dengan pengalaman factual di lingkungannya kemudian diasah dengan aktifitas organisasi.

Mahasiswa komputer terasa lain nilainya manakala teori dasar perkuliahan bisa disesuaikan dengan banyak berkecimpung dalam bisnis pemerograman ataupun membuka biro jasa pengetikan perakitan komputer. Bukan nanti saja kalau sudah beres kuliah, tapi tentu saja belajar eksperiental inilah hanya dilakukan oleh beberapa mahasiswa. Dan ada kecenderungan mereka kuliah sambil bekerja dan selebihnya mereka kuliah sekedar menyerap teori tanpa mengaplikasikan langsung. sehingga ketika selesai kuliah mereka kebingungan dengan langkah hidup mereka, kompetensi mereka terlalu teoritikal bahkan banyak yang beljaar otodidak malah jauh lebih kompeten dibandingkan mereka yang secara akademis mendalaminya.

Belajar eksperiental inilah yang mendorong adanya program PKL yang memberikan pengalaman kerja dan pengalaman berkomunikasi dengan manusia. Jadilah mahasiswa yang berfikir kedepan dalam menghadapi ketatnya persaingan dunia kerja dengan terus meningkatkan pengalaman kerja dengan dukungan teori ternyata belum cukup.

Post a Comment

Previous Post Next Post