Nama �Patristik� berasal dari kata latin �Patres� yang menunjukkan kepada bapa � bapa gereja, berarti pujangga - pujangga kristen dalam abad � abad pertama tarikh masehi yang meletakkan dasar intelektual untuk agama kristen. Mereka merintis jalan dalam perkembangan teologi kristiani. Secara kronologis mereka masih termasuk masa kuno, tapi dari sudut perkembangan sejarah filsafat sebaiknya mereka dipandang sebagai masa peralihan menuju pemikiran abad pertengahan . Menurut pendapat mereka, sesudah manusia berkenalan dengan wahyu Ilahi yang tampak dalam diri Yesus Kristus, filsafat sebagai kecerdikan manusiawi belaka merupakan sesuatu yang berkelebihan saja bahkan suatu bahaya yang mengancam kemurnian iman kristiani, seorang yang dengan jelasnya menganut pendirian ini adalah Tertulianus ( 160-222 ).
Orang yang digelari sebagai filsuf kristen yang pertama adalah Justinus Martyr ( Abad 2 ). Ia mempelajari berbagai sistem filsafat dan sesudah masuk agama kristen ia masih tetap memakai nama �Filsuf�. Ia menulis dua karangan untuk membela hak agama kristen. Sekarang tahun 165 ia mati syahid di Roma.
Tokoh � tokoh terpenting ialah Klemenes Dari Alexandria ( ca. tahun 150-251 ) dan Origenes ( 185-254 ), Seorang sarjana yang luar biasa besarnya. Pemikiran mazhab Alexandria terlebih Origenes tidak sesuai dengan ajaran gereja yang resmi. Mungkin karena dipengaruhi oleh plato, Origenes misalnya beranggapan setelah mengalami beberapa perpindahan jiwa semua makhluk (termasuk juga setan) akan diselamatkan. Tetapi pada umum nya dapat dikatakan bahwa mereka sangat berjasa dalam membuka jalan untuk teologi kristen.
Sedangkan filsafat abad pertengahan ( 476-1492 M ) dapat dikatakan sebagai abad gelap, pendapat ini didasarkan pada pendekatan sejarah gereja. Asal istilah abad kegelapan adalah penggunaan untuk menunjukan periode pemikiran pada tahun 1000 - an, asal pokok menyebutnya dengan istilah abad kegelapan ialah begitu sedikitnya dokumentasi yang dapat memberitahukan kepada kita tentang suasana abad itu .
Memang pada saat itu tindakan gereja sangat membelenggu manusia, sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Juga para ahli fikir pada saat itu tidak memiliki kebebasan berfikir apabila terdapat pemikiran � pemikiran yang bertentangan dengan agama ajaran gereja oarang yang mengemukakan akan mendapat hukuman berat pihak gereja melarang diadakannya penyelidikan � penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu kajian terhadap agama ( teologi ) yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan mendapatkan larangan yang ketat. Yang berhak mengadakan penyelidikan terhadap agama hanyalah pihak gereja. Walaupun demikian, ada juga yang melanggar larangan tersebut dan mereka dianggap orang murtad dan kemudian diadakan pengejaran ( inkuisisi ).
Sedangkan ciri � ciri pemikiran filsafat pada abad pertengahan adalah :
- Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja
- Bersifat didalam lingkungan ajaran Aristoteles
- Bersifat dengan pertolongan Agustinus dan lain � lain.
Masa abad pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masalah yang penuh dengan upaya mengiringi manusia kedalam kehidupan sistem kepercayaan yang picik dan panatik, dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta. Karena itu perkembangan ilmu pengetehuan terhebat. Masa ini penuh dengan dominasi gereja yang tujuannya untuk membimbing umat kearah hidup yang saleh. Tetapi disini lain dominasi gereja ini tanpa memikirkan martabat dan kebebasan manusia yang mempunyai perasaan, fikiran, keinginan dan cita � cita untuk memenuhi keinginan masa depannya sendiri.
Filsafat abad pertengahan lazim disebut dengan filsafat scholastik diambil dari kata schuler berarti ajaran atau sekolahan. Pada kemudiannya kata scholastik menjadi istilah bagi filsafat pada abad 9-15 yang mempunyai corak khusus yaitu filsafat yng mempengaruhi agama. Secara garis besar filsafat abad pertengahan dapat dibagi dua peroide yaitu: periode scholastik Islam dan periode scholastik kristen.
Zaman Keemasan Patristik Yunani
dalam abad pertama, gereja kristen mengalami penganiayaan terus menerus dari pihak penguasa � penguasa romawi. Keadaanini berubah secara radikal. Ketika pada tahun 313 kaisar Constantinus Agung mengeluarkan pernyataan yang biasany adisebut �Edik Melano� dimana kebebasan beragama untuk semua orang kristen terjamin sesudah kejadian itu agana kristen berkembang pesat dalam semua propinsi kekaisaran romawi. Jumlah pengarang kristen bertambah pula.
Sejak saat itu mulai lah zaman keemasan patristik, baik dalam wilayah yang berbahasa yunani maupun dalam wilayah yang berbahasa latin. Masa patristik yunani berakhir dengan Johannes Damascenus ( Awal abad 8 ). Ia mengarang suatu karya yang berjudul sumber pengetahuan dimana dengan cara sistematis diuraikan seluruh patristik yunani karya ini terdiri dari tiga jilid pertama peningkatkan logika dan metafisika Aristoteles.
Sumber :
- Syadali, Ahmad. Filsafat Umum 1997. Pustaka Setia: Bandung
- Prof. K.Bertenes.Ringkasan Sejarah Filsafat.1988.Kasinius:yogyakarta
- H.ttp//.www.Google.com(filsafat Abad Pertengahan)
- Prof. Tafsir, Ahmad. Filsafat Umum.2005.PT. Remaja rosdakarya
Post a Comment