Saya berjalan ke pasar dan melihat pedagang buah membaca Koran Jawa Pos sembari menunggu pembeli. Saya berjalan di jalan dan melihat sopir membaca Koran, Jawa Pos juga, di saat ngetem. Saya pergi ke terminal dan melihat pedagang asongan membaca Koran juga saat tak menawarkan dagangannya.
Saya ke pasar, ke pantai, ke terminal, di tukang cukur, di pinggir � pinggir jalan, di halte, di tempat � tempat tongkrongan dan ada saja orang yang membaca Koran.
Maka, benarkah minat baca kita rendah? Atau karena �benda � benda yang bisa dibaca� itu dibelinya susah? Uang sudah habis untuk beli beras dan sayuran, mana ada untuk beli buku atau Koran?
Post a Comment