�Ayo Mbetal!�, kata � kata ini dulu sangat akrab di telinga kami semasa masih sekolah. �Mbetal� yang merupakan akronim dari �Ngombe karo Nguntal� (minum dan makan) merupakan kata � kata yang di lingkungan kami merupakan kata � kata bahasa Jawa yang kasar. Tetapi ketika digabungkan menjadi satu kata, dan tak ada yang mengetahui makna dari kata itu selain kami, tidak ada yang mempersoalkan kata � kata itu meskipun kami berada diantara kerumunan orang � orang tua. Itulah bahasa prokem. Masih ada puluhan kata lain yang kami gunakan saat itu, dan hanya kami saja yang paham maksudnya.
Professor Harimurti Kridalaksana berkata: �Tidak apa � apa menggunakan bahasa prokem selama kita tahu kapan dan dimana kita menggunakannya. Siapa tahu suatu hari nanti kata � kata itu akan dicantumkan dalam kamus bahasa Indonesia�. Benarkah tidak apa � apa menggunakan bahasa prokem. Tidakkah bahasa prokem akan mengancam kemurnia bahasa Indonesia.
Saat ini, bahasa � bahasa prokem sudah sangat tersebar luas karena dipopulerkan oleh media � media masa. Selebritis kita seringkali menggunakan bahasa � bahasa itu, ditayangkan oleh televisi dan diikuti oleh jutaan pemirsanya di seluruh nusantara. Lebih � lebih kalau politisi dan pejabat kita lalu ikut � ikutan menggunakan bahasa prokem itu. Tidakkah itu akan mengancam bahasa Indonesia yang formal? Tentu saja.
Maka? Seperti yang dikatakan oleh professor Harimurti, kita harus tahu kapan dan dimana menggunakannya.
إرسال تعليق