Lynda, temannya temanku, adalah ibu dari satu orang anak dan istri dari seorang pegawai perpajakan. Suatu kali, Lynda ini menemui temanku dan menunjukkan sebuah SMS dari bekas teman kuliahnya yang ternyata memendam rasa ketika kuliah dulu. Entah darimana ia mendapatkan no hp si Lynda, yang jelas lelaki pemalu ini sudah menemukan keberanian untuk mengungkapkan perasaannya kepada Lynda; tentu saat semua sudah terlambat.
Lynda bingung dengan keadaan ini. Untuk menolak, ia tak sampai hati. Tapi SMS � SMS itu, jika sampai diketahui oleh suaminya akan menjadi sumber masalah yang serius dalam keluarganya.
�Apa baiknya aku ganti no HP saja ya?� Tanya Lynda.
�Tidak Lyn, cara sedemikian itu adalah cara primitive yang tidak efektif sama sekali. Sudah barang tentu, dalam waktu dekat ia akan segera mendapatkan kembali no barumu dan melayangkan kembali rayuan � rayuannya kepadamu.� Jawab temanku.
�Trus, gimana dong?� Lynda bertambah resah.
�Lyn,� Kata teman saya, �Engkau sekarang berada diantara dua jalan. Satu jalan jika kau tempuh, akan membuatmu kehilangan keluargamu. Jalan lain jika kau tempuh, engkau akan membuat sakit seseorang. Tapi rasa sakit yang akan diderita oleh orang itu adalah obat bagi kamu dan orang itu sekaligus. Berkatalah terus terang bahwa kini engkau telah memiliki seorang suami dan seorang anak. Dua manusia yang sangat memerlukan engkau lebih daripada ia. Bahwa kehidupan telah memanggil engkau untuk menghabiskan sisa hidupmu untuk kedua orang itu. Tegaslah Lyn. Ia akan mengerti.�
Sangat berat. Menyakitkan. Tapi kita selalu dirundung pilihan � pilihan seperti ini. Pilihan � pilihan yang pahit adalah obat yang akan membuat kita semakin kuat.
إرسال تعليق