Siswa � siswa SD hingga SMA di Australia kini banyak yang belajar bahasa Indonesia. Pilihan pelajaran Bahasa Indonesia cukup diminati siswa Australia, di samping bahasa Perancis, Jerman, dan Mandarin. Ini, tentu saja membanggakan kita semua sebagai pemilik sah bahasa persatuan itu. Timbul juga harga diri kita karena ternyata Negara maju, seperti Australia � dan ternyata masih ada 45 negara lain yang mempelajari bahasa Indonesia - mempelajari bahasa dari dunia ketiga.
Namun, sebagai Negara yang memiliki bahasa Indonesia, apakah kita masih memiliki kebanggaan berbahasa Indonesia? Banyak dari warga kita yang sudah tidak lagi bangga dengan bahasa Indonesia. Mereka lebih suka menggunakan bahasa asing, seperti bahasa Inggris karena alasan gengsi dan yang lainnya. Padahal Negara seperti Jepang dan Jerman membangun negaranya dengan politik identitas. Menggunakan dan bangga dengan bahasa Negara adalah salah satu cara untuk mempertegas identitas itu.
Gambar oleh KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU
Selain itu, di kalangan pelajar pun bahasa Indonesia tidak lagi populer. Kemarin lusa, keponakan saya yang duduk di kelas enam SD menerima SKHU. Nilai bahasa Indonesianya Cuma delapan koma sekian. Padahal untuk nilai matematika dan IPA ia mendapatkan sepuluh dan Sembilan koma sekian. Ada kemungkinan juga pengajaran bahasa Indonesia di sekolah � sekolah kita tidak mendukung usaha untuk membuat kita bangga dengannya.
Kondisi ini diperburuk maraknya penggunaan bahasa prokem dan ketidakseragaman media � media masa dalam menggunakan istilah. Politisi, pejabat dan pesohor yang menggunakan kata � kata yang tidak baku pun, karena merekalah sumber berita yang dikonsumsi oleh orang banyak, memiliki andil merusak bahasa. Keaslian dan keindahan rasa bahasa Indonesia menjadi hilang karena penggunaan kata � kata yang tidak baku. Yang lebih menakutkan lagi adalah, jika tidak ada upaya perbaikan bahasa, jika anak cucu kita menganggap bahwa bahasa prokem itulah bahasa Indonesia yang asli. Kemungkinan buruk ini bisa saja terjadi.
Lalu mengapa bahasa Indonesia kini banyak diajarkan oleh banyak Negara di dunia? Saya kira alasannya tidak jauh beda dengan mengapa kita mempelajari bahasa Inggris. Indonesia dipandang sebagai pasar yang potensial. Penguasaan bahasa Indonesia oleh mereka tentu akan lebih memuluskan jalan dalam melakukan aktivitas perdagangan internasional. Itu analisa sederhana saya saja.
Namun, jika kita sudah kehilangan identitas sebagai bangsa � ditandai dengan ketidakbanggaan kita terhadap bahasa Indonesia � lalu serbuan bangsa asing sedemikian gencarnya, eksistensi kita benar � benar terancam.
إرسال تعليق