Saatnya Lomba


Sebuah lomba story telling akan digelar.

Saya katakan kepada murid - muridku bahwa salah satu dari mereka akan mengikuti lomba itu. Berbagai reaksi bermunculan.

Saya pun mengadakan seleksi dan memilih satu anak saja.

Anak yang terpilih ini bersikeras tidak mau mengikuti lomba. Dia tidak mampu katanya.

Saya melihat sesuatu yang berlainan dari jawabannya.

Sebagai gurunya, saya tahu kemampuan tiap anak. Dan untuk lomba itu saya tahu bahwa dia cukup mampu.

Saya melihat dia kurang percaya diri karena nanti dia akan berhadap - hadapan dengan murid - murid SMP kota.

Saya tidak menyemangatinya berkenaan dengan rasa percaya dirinya yang nyaris hilang. Saya hanya melatihnya dengan sangat serius dan menunjukkan kepadanya semangat saya agar menjadi salah satu pemenang.

Perlombaan pun tibalah.

Nampak murid saya semakin gugup.

Karena ia mendapat nomor urut tengah - tengah, ia masih punya waktu untuk melihat penampilan anak - anak dari SMP lain.

Diantara yang sudah tampil, ada yang berpenampilan sangat jelek dan ada yang berpenampilan sangat baik. Rupanya ini keuntungan bagi kami.

Murid saya ini mulai terbangun rasa percaya dirinya.

Saat dia tampil, dia tampil dengan seluruh rasa percaya dirinya.

Kami hanya mendapatkan juara harapan satu pada waktu itu. Tapi saya senang karena murid saya mendapatkan percaya dirinya.

Post a Comment

أحدث أقدم