Kemiskinan


Melihat berita tentang 21 orang yang mati karena terinjak, kehabisan nafas saat mengantri untuk mendapatkan uang zakat di Pasuruan kemarin, saya teringat seorang murid perempuan saya.

Sesaat sebelum kelulusan diumumkan, saya bertanya kepadanya tentang kelanjutan sekolahnya. Dia tidak langsung menjawab. Diam beberapa saat dan kulihat ia menangis.

Dikatakannya, ia tidak akan melanjutkan sekolah karena orang tuanya tidak lagi mampu membiayai sekolahnya lagi.

Dia benar - benar tidak sekolah. Murid saya yang pintar itu tidak sekolah.

Saya melihatnya bekerja sebagai penjaga toko mainan anak - anak beberapa bulan lalu.

Kemiskinan selalu berbuah pahit.

Post a Comment

أحدث أقدم