Berbagai macam persoalan mendera masyarakat kita. Saat ini kita melihat banyak berita tentang masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan air bersih. Masalah yang umum terjadi ketika tiba masanya musim kemarau. Dimana � mana, air menjadi permasalahan yang cukup serius. Di musim kemarau, tidak ada air, di musim penghujan, banjir bandang yang membahayakan.
Sampai sekarang, bahan bakar minyak pasti tetap menjadi permasalahan sehari � hari setiap ibu rumah tangga. Minyak tanah sulit sekali didapat. Jika ada pun, pasti jumlahnya cukup terbatas. Bantuan tabung gas dan kompornya dari pemerintah pun menjadi masalah. Banyak yang takut menggunakan kompor gas setelah ada beberapa tabung yang meledak ketika dipakai. Terakhir, giliran gas elpiji yang langka.
Sebentar lagi bulan puasa tiba. Setelahnya lebaran. Harga � harga kebutuhan pokok pasti segera melambung tinggi. Permasalahan akan semakin bertumpuk � tumpuk.
Dengan keadaan sekitar kita yang sedemikian itu, apa yang bisa kita lakukan?
Saya teringat Muhammad Yunus, pendiri Grameen Bank di Banglades. Sekembali dari kuliah doktoral di Amerika, dia mendapati masyarakat di sekelilingnya yang terlilit kemiskinan. Diamatinya mereka. Dia menemukan bahwa ternyata orang � orang itu trampil dan tidak malas. Jawaban mengapa mereka tetap saja berada dalam kemiskinan adalah karena ketiadaan modal. Yunus tergerak untuk mendirikan bank yang akan memberi pinjaman modal kepada orang � orang miskin itu. Usahanya berhasil dan dia mendapat banyak pujian dari orang � orang yang ada di seluruh dunia.
Meneladani Yunus, saat kita melihat langkanya minyak tanah dan gas elpiji, apa yang bisa kita lakukan? Bisakah kita membuat kompor minyak tanah yang hemat sehingga ibu � ibu juga bisa menghemat pengeluaran mereka? Atau, apakah ada alternatif lain yang bisa kita buat sebagai pengganti kompor minyak?
Permasalahan yang ada di masyarakat membutuhkan solusi yang sederhana namun bisa dimanfaatkan. Kita berkewajiban untuk mencari solusi itu.
Dan untuk mendapatkan solusi atas berbagai permasalahan itu, kita perlu tahu dan peduli dengan keadaan sosial dimana kita tinggal. Bukan malah menarik diri dari pergaulan sosial.
Sebentar lagi bulan puasa tiba. Setelahnya lebaran. Harga � harga kebutuhan pokok pasti segera melambung tinggi. Permasalahan akan semakin bertumpuk � tumpuk.
Dengan keadaan sekitar kita yang sedemikian itu, apa yang bisa kita lakukan?
Saya teringat Muhammad Yunus, pendiri Grameen Bank di Banglades. Sekembali dari kuliah doktoral di Amerika, dia mendapati masyarakat di sekelilingnya yang terlilit kemiskinan. Diamatinya mereka. Dia menemukan bahwa ternyata orang � orang itu trampil dan tidak malas. Jawaban mengapa mereka tetap saja berada dalam kemiskinan adalah karena ketiadaan modal. Yunus tergerak untuk mendirikan bank yang akan memberi pinjaman modal kepada orang � orang miskin itu. Usahanya berhasil dan dia mendapat banyak pujian dari orang � orang yang ada di seluruh dunia.
Meneladani Yunus, saat kita melihat langkanya minyak tanah dan gas elpiji, apa yang bisa kita lakukan? Bisakah kita membuat kompor minyak tanah yang hemat sehingga ibu � ibu juga bisa menghemat pengeluaran mereka? Atau, apakah ada alternatif lain yang bisa kita buat sebagai pengganti kompor minyak?
Permasalahan yang ada di masyarakat membutuhkan solusi yang sederhana namun bisa dimanfaatkan. Kita berkewajiban untuk mencari solusi itu.
Dan untuk mendapatkan solusi atas berbagai permasalahan itu, kita perlu tahu dan peduli dengan keadaan sosial dimana kita tinggal. Bukan malah menarik diri dari pergaulan sosial.
إرسال تعليق