Latest News

Monday, May 31, 2010

Yahudi Si Pengecut


Yahudi di tahun 1973 pernah diserang Mesir dan Suriah hingga kocar - kacir. Semua itu terjadi setelah serangkaian persiapan serangan oleh dua negara itu tidak terjadi. Yahudi kemudian yakin bahwa Mesir ataupun Suriah tidak pernah serius berperang. Karena itu, ketika sampai sebuah laporan yang mengatakan bahwa Mesir akan menyerang mereka, setelah serangkaian persiapan penyerangan yang tidak jadi dilakukan itu, mereka tidak begitu menanggapinya. Namun, Yahudi salah.
Untuk selanjutnya silakan anda klik di sini

Saturday, May 29, 2010

Menjunjung Martabat


Anggito Abimanyu sangat menjunjung tinggi martabat dirinya. Setelah tidak jadi dilantik sebagai Wamenkeu, ia memilih mengundurkan diri karena merasa bahwa harga dirinya sebagai seseorang yang memiliki kemampuan dan integritas terusik. Kisah Anggito mirip dengan kisah ayah Totto Chan di bukunya Tetsuko Kuroyanagi yang menolak memainkan musik yang tidak disukainya karena ia sangat menghargai musik orkestra yang biasa dimainkannya.
untuk selengkapnya silakan anda baca di sini

Friday, May 28, 2010

Kesalahan dan Kedewasaan Kita


Kalau ada orang yang bertanya tentang ciri - ciri bunga Rafflesia Arnoldii, bagaimana jawaban anda? Saya kira anda akan menjawab seperti saya: Bunga yang besar dan berbau busuk. Namun, tahukah anda bahwa kebanyakan kita memberikan ciri - ciri bunga bangkai jika ada orang yang menanyakan tentang ciri - ciri bunga Rafflesia. Memangnya, adakah perbedaan antara Bunga Bangkai dengan Bunga Rafflesia?
Baca selanjutnya di sini

Thursday, May 27, 2010

Beda Antara Kita


Apa buku yang tepat bagi anak - anak kita? Buku yang tepat bagi anak - anak kita adalah buku yang bisa terus merangsangnya untuk terus membaca.Maka, jika kita mengajak ke toko buku, sepertinya akan lebih baik jika kita membiarkan mereka memilih sendiri buku yang mereka ingin baca. Bukan kita yang memilihkan buku itu untuk mereka.
Untuk membaca selanjutnya silakan anda Klik di sini

Tuesday, May 25, 2010

Siapakah Guru Pertama?


Banyak orang tua yang menyekolahkan anak - anak mereka di sekolah - sekolah terbaik agar anak - anak mereka itu menjadi anak - anak yang baik. Namun, seringkali orang tua lupa bahwa anak - anak kita lebih banyak belajar dari perilaku kita sehari - hari. Orang tua adalah guru pertama yang inspiratif bagi anak - anak kita. Maka, kita perlu memaksimalkan peran orang tua dalam mendidik anak - anak mereka sebelum mereka akhirnya mengirimkan anak - anak itu ke sekolah - sekolah terbaik.
Untuk membaca lebih lanjut, silakan anda klik di sini

Saturday, May 22, 2010

Sederhana


Siswa saya mogok sekolah. Setelah diselidiki, penyebab ia enggan untuk bersekolah adalah karena ia tidak dibelikan sepeda motor oleh ayahnya. Ia sudah bosan naik bis ke sekolah. Teman - temannya sudah banyak yang memiliki sepeda motor. Dan, nyatanya anak - anak cewek lebih suka melirik cowok dengan sepeda motor ketimbang cowok dengan bis kota. Mogoklah siswa saya itu sebagai bentuk protes kepada orang tuanya.
Untuk membaca artikel lengkapnya silakan anda klik disini

Mahluk Sosial


Saya menyesal karena saya tidak berkesempatan untuk melayat seorang tetangga yang meninggal.
Dengan bergurau tetangga saya yang mengatakan: "Mengapa engkau harus menyesal. Toh meskipun engkau tahu sedari awal, engkau tidak akan melayat."
"Bagaimana engkau tahu?"
"Apakah engkau sudah menjenguk tetanggamu yang lain, yang sudah lima bulan ini terbaring di ranjangnya?"
"Belum."
"Nah..."
Untuk membaca artikel yang lebih lengkap, silakan anda klik disini

Thursday, May 20, 2010

Apakah Guru Harus Disukai Siswanya?


Apa jadinya jika siswa kita tidak menyukai kita. Kebanyakan kita akan ogah - ogahan mengajar siswa yang sudah jelas - jelas tidak menyukai kita. Apalagi siswa - siswa kita. Mereka tentu tidak akan belajar dengan baik jika mereka sudah tidak menyukai kita.
Tapi, bagaimana cara kita agar siswa menyukai kita sangat penting. Kita tidak boleh membuat siswa kita menyukai kita dengan cara terlalu toleran dengan apa pun yang dilakukan oleh siswa kita.
Untuk membaca artikel lengkap, silakan anda klikdisini

Monday, May 17, 2010

Facebook, Antara Manfaat dan Madharat


Nufransa Wira Sakti, seorang blogger di kompasiana.com, berulang kali mengundang temannya yang berkebangsaan Jepang untuk menjadi temannya di Facebook. Tapi teman � teman Jepangnya itu tak ada yang mengabulkan permintaannya. Kalaupun ada satu dua teman Jepangnya yang membuka akun di Facebook, itupun hanya sekedar membuat akun. Mereka menjadi anggota Facebook yang tidak aktif.
Ternyata, bukan hanya Nufransa Wira Sakti yang kecewa karena permintaan pertemanan di Facebooknya tidak ditanggapi oleh teman � teman Jepangnya. Pembuat situs pertemanan paling terkemuka ini, Mark Zuckerberg, juga kecewa. Meskipun sejak tahun 2008, Facebook telah dilengkapi dengan aplikasi bahasa Jepang, para netter (pengguna internet) Jepang tetap tidak begitu berminat dengannya.
Mengapa di saat kita keranjingan Facebook, penduduk dari Negara maju seperti Jepang malah enggan dengannya? Alasannya adalah orang Jepang tidak begitu suka jika privasi mereka diketahui oleh orang banyak. Dengan memiliki akun di Facebook, berarti anda harus rela membagi informasi � informasi pribadi anda. Karena hanya dengan membagi informasi pribadi itulah teman � teman kita dapat mengenali kita.
Awalnya, Mark Zuckerberg membuat Facebook untuk membantu para netter menemukan kembali teman � teman lama. Andaikan kita sudah tidak lagi terhubung dengan teman � teman lama kita, kita dapat saja terhubung kembali teman � teman kita itu melalui Facebook selama mereka juga membuka akun di Facebook. Menemukan kembali teman � teman lama dan bernostalgia dengan pengalaman kita di masa lampau merupakan kebahagiaan tersendiri. Inilah salah satu sebab mengapa Facebook memiliki lebih banyak peminat jika dibandingkan dengan situs pertemenan serupa.
Namun, semua Facebooker (sebutan untuk pengguna Facebook) entah mereka pernah kenal atau tidak dengan kita bebas meminta Facebooker lain untuk menjadi teman. Jika kita mengiyakan permintaan pertemanan ini, secara otomatis orang lain dapat mengetahui informasi pribadi kita. Jika teman baru kita di Facebook tidak memiliki niat jahat, tentu bukan persoalan yang besar jika mereka mengetahui informasi dasar tentang kita. Namun, bukan sesuatu yang mustahil jika orang yang berniat jahat berpura � pura menjadi teman lama kita dengan membuat akun di facebook menggunakan nama teman kita. Hal hal seperti inilah yang tidak diinginkan terjadi oleh orang Jepang. Mereka sangat protektif dengan privasi mereka.
Kita, kebalikannya. Bukannya menutup � nutupi hal � hal pribadi, kita malah mengumbarnya. Setelah sekian lama penulis memiliki akun di facebook, penulis sadar bahwa banyak dari teman � teman yang membiarkan privasi mereka dikonsumi oleh umum. Beberapa saat yang lalu, teman Facebook penulis bertengkar dengan pacarnya. Bukannya bertengkar secara sembunyi - sembunyi, mereka bertengkar dengan menuliskan kalimat � kalimat pertengkaran itu di wall (dinding) facebook mereka dalam bentuk berbalas komentar. Itu berarti semua teman saya di facebook, semua teman dari teman saya dan semua teman dari pacarnya teman saya memiliki akses terhadap informasi yang sebenarnya tabu jika diketahui oleh orang lain. Facebook telah mengikis rasa malu kita tanpa kita sadari.
Selain mengumbar privasi, banyak dari teman � teman penulis di facebook menuliskan informasi � informasi yang sebenarnya tidak penting di wall mereka. Jika anda seorang facebooker anda tentu sudah sangat akrab dengan kata � kata: �Saya sekarang makan di Restoran anu.� �Hhhhmmm, panas sekali hari ini�, atau �Yang, aku rindu kamu.� Coba anda bayangkan. Apa pentingnya menulis kata � kata itu dan membaginya dengan orang lain? Namun sayangnya, kalimat � kalimat tidak bermutu itu pun masih ada saja yang mengomentari.
Internet adalah sebuah wadah yang memerlukan kekuatan kita untuk memilih dengan benar. Mouse yang berada dalam genggaman kita memerlukan kesungguhan kita untuk memilih sesuatu yang berguna. Di dunia maya, kita bisa memilih kebaikan dan keburukan hanya dengan meng-klik. Begitu juga dengan facebook. Facebook bisa kita gunakan untuk berselingkuh, menculik, mencuri dan kejahatan � kejahatan lain. Namun facebook juga bisa kita gunakan untuk saling berbagi pengalaman, pengetahuan dan informasi.
Juan cole, seorang professor yang juga pakar tentang Timur Tengah menggunakan Facebook untuk menyampaikan informasi terbaru tentang peristiwa yang terjadi di Timur Tengah beserta pandangan � pandangannya sebagai seorang akademisi. Teman � temannya di facebook �tercerahkan� dengan tulisan � tulisan yang ia bagikan melalui dinding facebooknya.
Dengan meniru Juan Cole, seharusnya facebook bisa kita manfaatkan untuk sesuatu yang lebih berguna. Kalau anda tahu tentang sebuah situs yang berisi artikel � artikel bermutu dan mutakhir mengenai kanker payudara, mengapa anda tidak bagikan informasi ini kepada teman � teman anda di facebook? Kalau anda tahu sebuah situs di internet yang membahas tentang metode � metode pembelajaran paling mutakhir dan efektif, mengapa anda tidak bagikan kepada teman � teman anda? Berbagi informasi seperti ini tentu lebih bermanfaat jika dibandingkan dengan memberitahu mereka tentang apa yang anda lakukan pada saat itu atau memberitahukan bagaimana perasaan anda pada detik itu.
Facebook memiliki pengguna yang besar di Indonesia. Tapi memang masih jarang facebooker yang menggunakannya untuk sesuatu yang bermanfaat. Beberapa waktu lalu, penulis mencoba untuk mencari sebuah klub membaca di facebook. Penulis menemukan sebuah klub yang bernama Klub Penggila Buku. Namun sayang, jika dibandingkan dengan pengguna facebook yang besar, Klub Penggila Buku ini hanya memiliki 165 anggota saja. Padahal, sebuah klub serupa di luar negeri memiliki 7.261 anggota.
Jangan � jangan kita memiliki akun di facebook hanya karena ikut � ikutan. Jangan � jangan karena ikon kemoderenan saat ini diukur dari apakah kita memiliki akun facebook atau tidak maka kita pun ikut � ikutan membuat akun di facebook.

Sunday, May 16, 2010

Inilah Cita-Cita Mereka


Entah mengapa, saya lebih suka menyebutnya cita-cita daripada mimpi. Meski mimpi memiliki efek lebih dramtis, cita-cita terkesan lebih konkret dan lebih dekat dengan maksud yang sebenarnya: hasrat tentang masa depan. Itu pun yang mendasari saya menamai kategori ini dengan nama Cita-Cita dan Masa Depan.

Karena kehabisan ide untuk posting, akhirnya saya iseng membuat status Facebook yang menanyakan cita-cita teman-teman saya dan hal apa yang melatarbelakanginya. Alhamdulillah, ada tiga orang teman yang komentar dan mengutarakan cita-citanya. Selain membahas cita-citanya, saya juga akan membahas pandangan saya tentang karakter mereka masing-masing. Saya harap, posting ini secara khusus bisa menambah semangat mereka untuk meraih cita-citanya.

Penasaran? Inilah cita-cita-mereka:

1. Azizah Febrianti Fasha
Bercita-cita menjadi seorang birokrat. Cita-citanya itu didasari oleh rasa keprihatinannya terhadap sistem birokrasi yang belum mampu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Azizah menjadikan kualifikasi baik dan bermoral sebagai karakter diri yang akan membawanya dalam misi pelayanan sekaligus melakukan reformasi untuk sistem pelayanan yang lebih baik tentunya.

Saya lihat, Azizah memang sosok yang berkualitas, rajin, ulet, dan bermoral. Selain selalu meraih peringkat pertama di kelasnya semasa SMA, setahu saya dia juga tidak pernah mendapatkannya dengan cara yang tidak halal seperti menyontek. Dengan modal karakter itu, PR Azizah tinggal meningkatkan wawasannya tentang dunia sosial-politik dan kebijakan publik. Oya, satu lagi, saya harap Azizah juga bisa seperti Bu Sri Mulyani. Tidak hanya cerdas dan bermoral, tetapi juga berani menghadapi tantangan.

2. Poppy Kampani
Bercita-cita menjadi seorang pengusaha ekspor. Dia ingin sekali ada banyak barang-barang di luar negeri, khususnya Prancis katanya, yang berlabel �Made in Indonesia�. Saya lihat, Poppy memang sosok yang gaul, komunikatif, dan sociable. Sebuah modal karakter yang sangat berharga untuk menjadi pengusaha. Tetapi, saya sendiri kurang tahu, apakah dia sudah punya lingkaran pergaulan yang bercita rasa pengusaha. Karena pengusaha adalah profesi yang seninya adalah mencoba sehingga lingkungan yang mendukung adalah salah satu syaratnya. Semoga, Poppy bisa memperlebar lingkaran pergaulannya khususnya di kalangan pengusaha. Oya, jangan lupa, baca juga buku-buku tentang bisnis dan biografi orang-orang sukses di bidang bisnis. Modal karakter memang penting, tetapi memperkayanya dengan wawasan itu lebih penting.

3. Zulfikar
Bercita-cita menjadi seorang entrepreneur. Agak mirip dengan Poppy, tetapi Zulfikar lebih memilih perekonomian Islam sebagai tema utamanya. Didasari oleh keprihatinannya pada bangsa Indonesia yang seperti dijajah oleh para entrepreneur barat dan timur asing, dia menjadikan persatuan entrepreneur muslim yang memang mayoritas di bangsa ini sebagai alat untuk meruntuhkan dominasi entrepreneur asing di bangsa ini.

Saya lihat, Zulfikar itu sosok yang sociable dan berani mencoba. Modal karakter yang seperti hanya tinggal menunggu waktu saja untuk merintis bisnisnya. Zulfikar hanya membutuhkan satu ide yang ia yakini akan berhasil, maka dia pun akan segera memulai. Untuk itulah, Zulfikar harus memperkaya wawasannya demi mendapati ide tersebut. Baca buku bisnis dan biografi pebisnis sukses nampaknya sebuah pilihan yang menarik. Oya, karena Zulfikar menjadi perekonomian Islam sebagai tema utama, dia pun harus memperkaya wawasannya dalam bidang tersebut.

Ya! Itulah cita-cita mereka. Misi mulia seorang anak Bangsa yang harus kita perhatikan. Kenapa? Karena tanpa kita sadari, penambahan umur membuat kita tak lagi se-imajinatif dulu. Kita menjadi semakin tak peduli dengan cita-cita. Kita hanya menjalani saja, tanpa tahu apa yang kita tuju. Pikiran kita menjadi semakin pendek. Tidak lagi ada cita-cita setinggi langit. Padahal, cita-cita itu memang seharusnya tinggi dan sulit dicapai. Agar energi jiwa yang dihasilkannya pun akan lebih besar dan kuat.

Untuk itulah, saya berusa mendokumentasikan cita-cita teman saya tersebut ke dalam sebuah tulisan. Agar cita-cita mereka menjadi lebih konkret dan jelas. Lebih dari itu, mereka pun akan merasa seperti berjanji dengan dituliskannya cita-cita mereka di posting ini dan semangat untuk meraih cita-cita itu pun akan semakin besar dan kuat. Ayo kejar cita-citamu!

Salam Kreatif - Kritis,
Pratama

Saturday, May 15, 2010

Rumah Kedua


Ada kalanya aku
tak perlu terlalu serius.

ada kalanya aku
tak perlu terlalu kaku.

setiap aku perlu berlaku sedemikian itu,
aku akan kembali ke rumah keduaku:
Rekam Jejak

Wednesday, May 12, 2010

Banksy: Dibenci Sekaligus Dicintai

Kalau ada orang yang dibenci sekaligus dicintai, ialah Banksy. Majalah Time bulan mei ini menobatkan ia sebagai salah satu orang dari seratus orang paling berpengaruh di dunia. Tapi si Banksy ini adalah salah seorang buronan polisi Inggris karena ulahnya dalam menggambari dinding - dinding di Inggris. Ya, Banksy ini adalah seorang seniman mural yang banyak menggambari dinding - dinding kota London.
Namun, ada yang perlu diperhatikan dari pribadi Banksy. Meskipun dinilai melanggar hukum, tapi gambaran - gambaran Banksy ini dipenuhi sindiran dan kritik sosial juga politik yang terjadi di seluruh dunia.
Inilah si Banksy:
Ia menutupi identitasnya karena ia adalah seorang buron.

Kemudian, mari kita cermati kritikan - kritikan si Banksy di tembok - tembok negaranya: Inggris:

Selingkuh:Betapa merebaknya penyakit sosial ini.

Dominasi televisi:
T.V begitu mendikte kita dalam berbagai hal.

Perdamaian:Inilah gambar Banksy untuk mengkritik perang.

Berikutnya, gambar - gambara ini adalah kritik banksy untuk masalah konsumerisme:
Orang jaman purba yang berburu kereta belanjaan? Sindiran Banksy yang seolah mengatakan bahwa konsumerisme itu: primitif!.

Gambar Tuhan umat Kristen yang membawa tas belanjaan seolah ingin menunjukkan bahwa konsumerisme sudah sedemikian didewakan.

Disney dan McDonald "menuntun" cara manusia berperilaku.

Konsumerisme adalah ancaman yang buas terhadap kemanusiaan.

Melihat sedemikian cerdasnya Banksy dalam mengkritik, saya kira tidak heran jika Time menjadikannya sebagai salah satu orang yang berpengaruh di dunia.

Ekspansi Intelektual dan Bisnis Berbasis Pengetahuan


Saat saya tengah membaca hairan Republika yang baru saja saya beli, perhatian saya tiba-tiba tertuju pada sebuah berita. Di tengah permasalahan nasional yang membuat saya jengah, ada sebuah berita yang benar-benar menginspirasi. Yakni tengah didirikannya sebuah kota peradaban di madinah yang nantinya akan menjadi tempat wisata religius, pusat aktivitas intelektual, sekaligus sentra bisnis dan ekonomi berbasis pengetahuan. Kota itu bernama KEC (Knowledge Economic City). (beritanya bisa dibaca di sini)

Wow! Kota itu benar-benar kota yang saya impikan. Tiga kata kunci yang memang saya sukai: Spiritual-Religius, Peradaban-Intelektual, dan Ekonomi-Bisnis. Berita itu membuat saya berkaca pada realitas di Indonesia. Dimana ada gap yang cukup timpang antara kalangan intelektual dan bisnis. Seakan-akan keduanya tidak bisa bersinergi. Nah, saya akan coba memberikan solusinya.

Saya melihat, sebenarnya kalangan intelektual bangsa Indonesia sangatlah potensial untuk memanfaatkan pengetahuannya, khususnya untuk bisnis. Lihat saja! Berapa banyak para pemuda yang memenangi berbagai ajang internasional? Berapa banyak Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, dan berbagai pusat intelektual dibangun? Banyak bukan? Itulah modal kita.

Secara jumlah memang banyak, tapi kalau secara rasio belum. Karena negara kita ini memiliki keluasan wilayah dan kepadatan penduduk yang sangat wah. Sehingga yang perlu kita lakukan adalah memeratakannya.

Mengambil inspirasi dari pelajaran geografi yang saya pelajari di SMA bahwa pembangunan di pusat kota akan menyebar ke wilayah sekitarnya seperti yang dialami Bodetabek (Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi) terhadap pembangunan di Jakarta. Itulah yang seharusnya dilakukan oleh setiap pemuda dan pusat intelektual di Indonesia untuk memeratakannya.

Mereka tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga cerdas sosial. Misi belajar mereka bukan hanya mengejar nilai, tetapi juga berbagi pengetahuan dalam bingkai kebermanfaatan. Mereka tidak hanya mempersembahkan medali kemenangan, tetapi juga solusi kehidupan yang siap digunakan lingkungan sosial di sekitarnya. Pemuda-pemuda itu menjadikan riset sebagai kegiatan utamanya, terjun ke masyarakat sebagai kebiasaanya, dan bisnis sebagai orientasi karirnya.

Aksi ini saya namakan sebagai Ekspansi Intelektual. Kata 'Ekspansi' mencitrakan karakter aktif dan agresif para pemuda intelektual dalam misi pencerdasannya. Bayangkan! Jika setiap Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, dan berbagai pusat intelektual itu mampu mencerdaskan dan memberdayakan lingkungan sekitarnya, layaknya penyebaran pembangunan yang terjadi di Jabodetabek. Apakah Indonesia Cerdas masih akan sebatas impian?

Poin lain yang juga saya soroti adalah tentang bisnis. Tapi bukan bisnis kapitalistik seperti di barat sana. Karena karakter ekonomi bangsa Indonesia adalah ekonomi kerakyatan yang mengambil fokus pada pemberdayaan masyarakat. Begitulah seharusnya pemuda intelektual. Mereka berani mandiri dengan berbisnis, tetapi menjadikan pemberdayaan masyarakat sebagai misi.

Mereka akan mencerdaskan masyarakat dengan pengetahuan. Mereka akan memotivasi masyarakat tentang semangat kemandirian. Mereka akan memberdayakan masyarakat dengan bisnis berbasis pengetahuan.

Ayolah para pemuda! Mari wujudkan Indonesia cerdas dan mandiri dengan melaksanakan: Ekspansi Intelektual dan Bisnis Berbasis Pengaetahuan.

Monday, May 10, 2010

Ruh Kita kan Tetap Ada


Darimana kita berasal? Mengapa kita di sini?
Jika kita mati, kemana kita kan pergi?
Apa yang terjadi nanti, apa yang terjadi dulu
Adakah yang pasti dalam kehidupan ini?

Kata mereka hidup ini singkat
Hanya kali ini saja
Dan engkau hanya memiliki sekali kesempatan
Tapi, bisakah lebih dari sekali? Sebelumnya, apakah aku pernah hidup?
Atau benarkah hanya ini yang bisa kita dapat?


Jika aku mati esok, aku akan baik � baik saja karena aku percaya
Bahwa setelah kita pergi, ruh kita akan tetap ada


Aku pernah takut mati
Aku pernah berpikir bahwa kematian adalah akhir
Tapi itu dulu, aku tak takut lagi
Aku tahu bahwa jiwaku akan naik

Mungkin aku tak kan pernah dapatkan jawaban
Mungkin aku tak kan pernah mengerti mengapa?
Mungkin aku tak kan bisa buktikan apa yang kupercaya
Tapi aku tahu bahwa aku tengah berusaha

Jika aku mati esok, aku akan baik � baik saja karena aku percaya
Bahwa setelah kita pergi, ruh kita akan tetap ada

Teruskanlah, beranilah. Jangan menangis di nisanku
Karena aku tak ada di sini lagi
Tapi kumohon jangan pernah lupakan aku

Sejahtera dalam cahaya yang mengelilingiku
Terbebas dari ketakutan dan kesakitan
Pertanyaan dalam pikiranku membantuku mendapatkan
Arti dari kehidupanku

Kemenangan itu nyata! Akhirnya kubisa rasakan
Kedamaian dengannya dalam mimpiku
Sekarang disini semuanya jelas
Kan kudapatkan apa arti dari semua ini

Jika aku mati esok, aku akan baik � baik saja karena aku percaya
Bahwa setelah kita pergi, ruh kita akan tetap ada

(Dream Theater: The Spirit Carries On)
Klik untuk mendengarkan The Spirit Carries On:

Sunday, May 9, 2010

Warung Padang: Semi Waralaba dan Cerminan Ekonomi Kerakyatan


Siapa yang tak kenal warung padang? Di lingkungan rumah kita saja mungkin ada lebih dari satu. Dengan nama-nama khasnya, warung padang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, bahkan dunia. Karena orang padang kan tidak tinggal di Indonesia saja. Saya jadi ingat, ada salah satu artis ketika ia sedang naik haji, ternyata ia menemukan warung pada di sana. Mengangumkan!

Saya pun termasuk pencinta masakan khas padang. Saat orang tua sedang tidak di rumah, biasanya saya membeli makanan di warung padang. Uniknya, saya tidak mempermasalahkan di warung padang mana saya membeli. Selama masih berlabel "WARUNG PADANG", saya pasti akan tetap membelinya. Jadi, seperti ada semacam jaminan mutu gitu.

Padahal, jaminan mutu seperti itu biasanya hanya ditemukan pada konsep waralaba. Karena biasaya bahan baku dan resep masakannya telah ditentukan oleh pusat. Selain itu, ada hubungan langusung antara pusat dan cabang. Berbeda dengan warung padang yang tidak memiliki pusat, tapi seperti punya resep khusus khas padang yang diketahui banyak orang. Sehingga bisa tersebar di seluruh pelosok Indonesia, bahkan dunia.

Jika restoran waralaba lain memiliki kesamaan yang cukup kental, bahkan persis. Warung padang menyediakan payung yang lebih besar. Sehingga meski memiliki brand "WARUNG PADANG", masih tetap ada varian-varian di dalamnya. Persamaan dan perbedaan antara konsep waralaba dan warung padang membuat saya menyebut warung padang sebagai semi waralaba.

Selain itu, warung padang juga merupakan cerminan ekonomi kerakayatan. Jika konsep waralaba memiliki hak nama dan resep serta seakan-akan memonopolinya. Sehinggga yang kaya adalah pusat alias boss-bossnya. Berbeda dengan warung padang yang menyebarkan hak nama dan resepnya kepada seluruh manusia layaknya anugerah Allah yang siap dimanfaatkan oleh siapa pun. Di sini terlihat warung padang tidak memiliki misi untuk memperkaya diri, tetapi memberdayakan masyarakat, khususnya di akar rumput yakni kalangan menengah ke bawah. Inilah cerminan tentang bagaimana sebuah bisnis hidup di Indonesia: Ekonomi Kerakyatan.

Salam Kreatif - Kritis,
Pratama

Thursday, May 6, 2010

7 Strategi Membuat Belajar Menjadi Menyenangkan


Bosen nih. Kayaknya Dunia Pendidikan Indonesia kok masih aja diributin sama-sama hal yang menurut saya sih sepele. Dari sebelum sampe sesudah, Ujian Nasional masih aja berpolemik. Padahal masih banyak hal lain yang bisa kita kedepankan selain masalah itu, salah satunya: belajar.

Ya! Belajar itu memiliki makna yang luas. Bahkan keseluruhan hidup kita ini adalah belajar. Kita melakukan sesuatu >> mengevaluasinya >> menjadi lebih baik. Tetapi saya akan sedikit mempersimpitnya menjadi belajar dengan 'sadar'. Maksud saya bukan belajar berdasarkan pengalaman, tetapi belajar yang secara sadar kita usahakan untuk menambah wawasan dan keterampilan.

Tetapi terkadang belajar 'sadar' itu dilakukan dengan keterpaksaan dan tanpa melibatkan hati. Belajar jadi terkesan membosankan. Emang belajar tidak menyenangkan yah? Bisa kok. Nih saya beri tahu 7 strateginya:

1. Cari Sisi Menariknya
Setiap pelajaran pasti memiliki sisi menariknya bagi anda. Entah dimana, letaknya bagi setiap orang pasti berbeda-beda. Mulailah belajar dari bagian yang anda anggap menarik. Karena langkah awal sangatlah menentukan. Seperti saya yang langsung 'bete' dengan kimia ketika ulangan harian pertama saya mendapat nilai sangat jelek. Buatlah kesan pertama belajar anda menyenangkan, maka setelahnya akan lebih mudah.


2. Hubungkan dengan Hobi
Setiap orang pasti punya hobi. Aktivitas yang membuat anda senang bahkan anda anggap sebagai hiburan. Nah... Kuncinya adalah bagaimana anda membuat hobi anda sebagai sarana belajar. Anda bisa menonton film dengan subtitle bahasa Inggris, membaca majalah berbahasa inggris, diskusi online di forum atau facebook, jalan-jalan sambil memperhatikan tingkah manusia dan menghubungkannya dengan teori-teori psikologi dan sosiologi, dll. Jadikan menjadi hiburan yang mendidik atau pendidikan yang menghibur.

3. Jadikan Sebagai Syarat Menggapai Cita-Cita
Cita-cita itu seperti pom bensin. Dia akan mengisi tangki motivasi ketika anda mulai lelah dan tak bersemangat. Kekuatan cita-cita juga akan membuat anda berusaha memenuhi segala syarat untuk menggapainya. Anda pasti akan lebih bersemangat belajar matematika dan ekonomi ketika anda telah memantapkan hati untuk menjadi ekonom. Ketika anda melakukannya, hati anda akan berkata, "Aku harus menguasai ... jika ingin menjadi ..."

4. Cari Sumber Lain
Belajar dengan sumber yang sudah ditentukan biasanya membosankan. Karena selera itu tidak bisa diseragamkan. Untuk itu, sebagai pembelajar anda harus mandiri, mencari sumber lain sendiri. Kalau saya sih paling enak googling, apalagi yang sumbernya dari blog. Biasanya mereka tuh punya opini yang kritis dan melawan arus kemapanan. Dengan mencari sendiri sumber belajar, itu menjamin bahwa anda benar-benar mau belajar.

5. Indentifikasi Role Model
Role model atau panutan memiliki fungsi yang hampir sama dengan cita-cita. Tapi ia orientasinya lebih ke orang. Sehingga karakteristik yang ingin dicapai bisa lebih jelas. Tidak harus menirunya 100%, karena beliau pun pasti punya kekurangan. Identifikasi kelebihan-kelebihannya dan bagaimana ia mencapainya. Role model akan membuat cita-cita anda menjadi lebih jelas dan konkret.


6. Cari Tempat Lain
Lingkungan pasti akan mempengaruhi individu. Yakinkan diri anda bahwa lingkungan anda sudah membangun atau setidaknya tidak menghambat aktvitas belajar anda. Pindahlah jika hal yang berlawanan yang terjadi. Carilah suasana baru seperti taman hijau yang sudah jarang anda kunjungi atau tempat nongkrong yang baru buka di ujung jalan sana. Membaca buku atau berselancar internetlah di sana. Tempat dan suasana baru bagai sebuah batere baru bagi mobil-mobilan yang membuatnya berlari lebih kencang.

7. Just Do It
Hal paling parah adalah ketika anda menunda-nunda belajar dengan alasan bosan. Berhenti sejenak tak apa, tapi jangan sampai membuat anda malas memulai lagi. Padahal hal yang menyenangkan terkadang tidak ada di depan, tetapi berada di tengah. Saya saja baru beberapa tahun ini merasakan betapa menyenangkannya belajar sejarah. Padahal dulu sangat tidak menyukainya. Lakukan saja, maka anda akan temukan betapa menyenangkannya hal yang anda pelajari.

Orang yang ingin belajar adalah orang ingin maju. Jangan sia-siakan waktu anda untuk berleha-leha hanya karena 'cap' membosankan yang tertempel di benak anda tentang belajar. Termasuk penyimpitan makna bahwa belajar itu haruslah di sekolah. Bahkan, waktu libur untuk siswa adalah waktu yang tepat untuk belajar. Belajar hal-hal yang di sekolah tidak dipelajari. Anda bisa pilih atau membuat aktivitas belajar anda sendiri: Belajar Menulis, Memasak, Membuat Mainan Anak-Anak, Menggambar, Membaca Quran, atau Sekadar Menambah Wawasan.

Salam Kreatif - Kritis,
Pratama

Wednesday, May 5, 2010

Sri Mulyani, Brain Drain?


Begitu tahu bahwa Sri Mulyani ditawari posisi direktur Bank Dunia, hal pertama yang muncul di pikiran saya adalah bahwa tawaran itu merupakan salah satu usaha Brain Drain.
Prestasi Sri Mulyani siapa yang tidak tahu? Bagaimana jika barat tidak rela jika orang yang brilian seperti Sri Mulyani ikut membangun Indonesia?

Tuesday, May 4, 2010

Kasta dalam Pendidikan Kita


Bagaimana pandangan Daoed Joesoef, mantan menteri pendidikan, mengenai sekolah bertaraf internasional yang sekarang menjamur di Negara kita?

Sistem pendidikan Taman Siswa sekarang memang masih memegang teguh asas persamaan (equality) dan kesetaraan yang adil (equity). Namun, sungguh memalukan mengapa tokoh-tokoh Taman Siswa mendiamkan begitu saja proyek Sekolah Bertaraf Internasional seolah- olah Taman Siswa bukan lagi merupakan bagian dari keseluruhan pendidikan nasional. Bukankah moto tut wuri handayani yang menyemboyankan filosofi dasar paedagogis pendidikan nasional dari Republik Indonesia adalah buah pikiran Ki Hadjar. Apakah penciptaan kelas atau kasta baru di kalangan rakyat, yang dibenarkan oleh Sekolah Bertaraf Internasional, bukan merupakan �penyakit masyarakat� yang justru mau dibasmi oleh perjuangan kemerdekaan bangsa karena selain berlawanan dengan asas demokrasi, ia berpotensi dalam jangka panjang menjadi �bom waktu� dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


Apakah ini tidak pernah terpikir sebelumnya?

Monday, May 3, 2010

Ironis


Membaca National Geographic Indonesia edisi Mei. Dan kemarin melihat film KING yang disutradarai Ari Sihasale. Sambil menunggu hari minggu untuk menonton pertandingan antara Indonesia dengan Australia. Saya menggaris bawahi sesuatu yang ironis yang pernah terjadi pada dunia perbulutangkisan Indonesia.
Anda tentu masih ingat bahwa hingga tahun 1990an, atlit � atlit bulutangkis andalan Indonesia adalah mereka yang beretnis China. Tapi, siapa yang menyangkal bahwa etnis China masih mendapatkan perlakuan yang diskriminatif di negeri kita pada masa itu?
Hingga awa tahun 2000an, seorang anak tidak secara otomatis menjadi warga Negara Indonesia kalau ayah mereka (meskipun sudah berwarga Negara Indonesia) adalah seorang keturunan China. Harus ada proses yang dilalui untuk menjadi warga Negara Indonesia bagi mereka yang keturunan China. Konon, Ivana Lie pernah berdialog dengan Presiden Soeharto menjelang kejuaraan piala Thomas dan Uber. Dan pada saat itu, Ivana mengatakan bahwa ia belumlah memiliki KTP Indonesia.
Betapa ironis.

Saturday, May 1, 2010

Blog Para Pakar TI Dunia


Bill Gates punya http://www.thegatesnotes.com. Begitu anda membuka blognya Bill Gates anda akan mendapatkan sebuah pop up yang berisi alasan mengapa ia menulis di blog. Katanya, ia merasa beruntung karena bekerja sama dengan berbagai macam orang yang ahli di bidangnya. Dengan merekalah ia bertukar pikiran dan mengambil banyak manfaat darinya. Ia menuliskan aktivitas tukar pikiran yang dilakukannya itu di blog agar semakin banyak orang yang berpikir dan belajar mengenai isu yang dianggapnya menarik dan penting.
Tapi sayang, karena saking banyaknya pengunjung, ketika akan meneruskan membaca saya mendapatkan pesan ini:
Our apologies. Due to heavy traffic, the site is temporarily down. Please visit again shortly.

Tidak heran, blog raja Microsoft!!

Linus Torvalds punya http://torvalds-family.blogspot.com Blog yang nempel di Blogger ini berisi tulisan � tulisan Linus di tentang apa saja bahkan foto � foto keluarganya. Saya tertarik dengan tulisannya berikut:
And that's when it gets strange. One of them starts to seriously talk about praying demons away, and then after the prayer has driven the demon out of the person, you have to support the person so that the demon doesn't come back. And nobody laughs at him.

(Menjadi aneh ketika seseorang dari mereka dengan serius bicara mengenai doa pengusir setan yang mengusir setan dari tubuh seseorang. Setelah setan terusir, orang � orang harus tetap menjaga orang yang kesurupan itu agar setan tidak lagi kembali merasukinya. Dan tidak ada seorang pun yang menertawainya)
Kata Linus:
What the hell is wrong with people?

Apakah orang � orang yang rasional seperti Linus memang tidak mempercayai hal � hal supranatural seperti ini?

Sergey Brin, pendiri Google itu, punya http://too.blogspot.com. Alamat blognya yang ia tempel di blogger, yang nota bene miliknya sendiri, sangat unik dan template yang ia pakai pun template asli blogger yang sederhana. Too, kata Sergey Brin:
While Google is a play on googol, too is a play on the much smaller number - two. It also means "in addition", as this blog reflects my life outside of work.

(Google adalah penulisan main � main dari kata googol. Dan too adalah penulisan main � main juga dari kata�two� (dua) yang bisa berarti juga �tambahan�, refleksi dari kehidupan saya di luar pekerjaan.)
Meski sederhana, tulisan sergey mantap sekali.

Mark Shuttleworth punya http://www.markshuttleworth.com. Coba tahu tidak, pendiri Ubuntu ini menuliskan �Jadilah Naga� sebagai tagline blognya. Aneh, tapi setelah membaca kutipan dari Leonardo da Vinci di sidebarnya, tahulah saya mengapa ia menuliskan tagline itu. Kutipan itu berbunyi:
When once you have tasted flight, you will forever walk the earth with your eyes turned skyward, for there you have been and there you will always long to return.
� Leonardo da Vinci

(Sekali engkau merasakan terbang, engkau akan selamanya berjalan di bumi dengan mendongak ke langit, karena di sanalah engkau pernah berada dan engkau selalu rindu untuk kembali ke sana)
Sangat dalam.

4 Aktivitas Produktif di Facebook


Sebagian besar masyarakat memandang bahwa bermain Facebook adalah aktivitas yang tidak produktif. Tapi sebagian besar dari mereka pun ikut bermain Facebook. Nampaknya ada semacam daya pikat ajaib yang membuat hal ini terjadi. Bahkan adik saya yang masih kelas 4 SD pun terus-terusan memaksa saya untuk membuatkannya akun Facebook.

Akan tetapi... Sebagaimana alat-alat lainnya, Facebook pun menyediakan pilihan bagi penggunanya: dipakai untuk kebaikan atau keburukan. Sehingga yang membuat bermain Facebook itu tidak produktif bukanlah Facebooknya, tapi penggunanya. Pengguna yang update status dengan nada makiaan, pengguna yang posting foto 'terlalu pribadi', pengguna yang add friend tanpa beraktivitas lainnya, dll.

Jadi, yang mesti diubah adalah aktivitas penggunanya. Lalu... Apa saja aktivitas produktif yang bisa kita lakukan di Facebook?

1. Berbagi Informasi
Dengan adanya mobile internet, semua orang bisa berinternet di manapun. Termasuk update status Facebook. Nah... Hal ini bisa anda manfaatkan untuk berbagi informasi sesegera mungkin. Seperti ketika anda membaca kutipan 'keren' di buku yang anda baca, menyimpulkan perilaku manusia yang ada di sekitar anda, memberi opini pada setiap kejadian, dll. Jelas, hal ini membuat anda bisa mengikat ide-ide yang terlintas dengan menuliskannya secara singkat di Status Facebook.

2. Meminta Informasi
Selain berbagi, anda juga bisa meminta informasi. Kerelaan berbagi yang tinggi dari pengguna Facebook membuat anda bisa melakukannya. Anda bisa membuat status dengan nada pertanyaan. Seperti menanyakan kebingungan, meminta pendapat, menanyakan pengalaman, dll. Dengan hal ini, anda bagaikan mewawancarai banyak orang dalam waktu singkat dan dari tempat yang berjauhan. Selain itu, hal ini juga bisa dimanfaatkan para marketer online untuk mengetahui data tentang konsumen mereka.

3. Berdiskusi
Lebih jauh lagi dari berbagi dan meminta informasi, anda pun bisa berdiskusi di Facebook. Keringkasan dan kepraktisan Facebook membuat diskusi itu jadi kian lancar. Anda bisa berdiskusi dengan cara berkomentar di status, note, maupun gambar teman anda. Anda bisa menguji pendapat anda dengan 'mengadunya' dengan pendapat teman anda. Sehingga arus informasi yang kian deras tetap dalam jalur pencarian kebenaran.

4. Mencari 'Common Interest Friend'
Sebagai situs pertemanan, tentu berteman adalah hal yang paling utama. Anda bisa mempunyai 'teman' bisa dia berada jauh dari anda. Itulah yang bisa anda manfaatkan jika anda sulit mendapatkan 'common interest friend' di dunia nyata. Anda bisa mengomentari note teman anda yang sama-sama suka sastra, wall-to-wall tentang partai politik yang sama-sama anda suka, dll. Yang jelas, hal ini membuat ketiga aktivitas di atas menjadi lebih 'berasa' dan efektif.

Facebook telah menjadi sebuah lingkungan baru bagi anda, bahkan mungkin ada sebagian dari kita yang menganggap facebook adalah internet itu sendiri. Untuk itu, prinsip lingkungan yang membangun harus dipraktekkan dalam aktivitas anda Facebook. Harus ada nilai tambah yang diberikan: entah oleh anda maupun lingkungan anda.

Bicara tentang produktif bukan hanya menghasilkan atau tidak. Tapi soal orientasinya. Apakah yang saya lakukan berguna dan memberi nilai tambah bagi saya untuk menghasilkan?

Tags

Recent Post