Latest News

Thursday, December 31, 2009

Kisah Peniup Terompet dan Tikus


Saudara � saudara, benar, baru tadi malam saya keluar rumah untuk melihat perayaan pergantian tahun di alun � alun Pacitan. Sebelumnya saya tidak pernah ikut merayakan pergantian tahun. Melihat sekian banyak orang yang menyaksikan pertunjukan music di alun � alun, di hampir jam dua belas malam dibacakan doa dan di hampir jam dua belas lewat dilakukan penghitungan mundur dan setelah angka satu diucapkan, terdengar bersahut � sahutan suara terompet diiringi pijaran kembang api yang berlomba merayap ke angkasa, menghiasi langit malam sekaligus menambah kebisingan.

Try JibJab Sendables� eCards today!


Saya keluar dengan teman saya. Teman yang mengaku merinding ketika terdengar suara terompet dan ledakan kembang api yang menandakan pergantian tahun.
�Jadilah saksi�, kata teman saya, �Bahkan dalam hal terompet untuk menandai pergantian tahun pun status kita hanyalah sebagai pengikut. Jangan engkau berpikir tentang berapa rupiah yang harus dihabiskan pemerintah daerah untuk membeli kembang api. Apakah engkau tidak merasa sedih saat bertemu sekian banyak orang yang bangga, betul � betul bangga hanya sebagai pengikut?�
Kembang api belum usai saat kami menghidupkan sepeda motor. Pikir kami, jika menunggu kembang api selesai, tentu jalanan menjadi macet karena sekian banyak orang berebut pulang. Namun yang memiliki pemikiran seperti ini bukan hanya kami. Maka, tak pelak kami terjebak dalam kemacetan.
�Mengapa kita semua bangga hanya sebagai pengikut? Apakah jika kita membunyikan terompet di malam tahun baru, kemudian kita merasa bahwa kita telah menjadi orang yang modern? Apakah kemoderenan itu? Apakah Amerika menjadi makmur seperti sekarang karena mereka meniup terompet?�
Teman saya terus saja berkicau. Namun saking percaya dirinya ia dengan buah pikirannya itu, saya pun tertular; saya ikut � ikutan miris.
�Mengapa kita berhenti pada hal � hal yang �kulit� seperti itu. Tapi jika kita melongok isi, kita tetap saja bodoh, miskin dan terbelakang.�
Sampai di rumah, karena belum mengantuk, saya menyalakan televisi yang menyiarkan film The Da Vinci Code. Belum berakhir film itu saya tersadar bahwa belum ada film yang dilandasi riset mendalam seperti The Da Vinci Code di Indonesia.
Teman saya benar.

Wednesday, December 30, 2009

Kisah Lama Dikenang Lagi


Masa lalu adalah sesuatu untuk dikenang dan dijadikan pelajaran. Kelucuan demi kelucuan, kekurangan demi kekurangan, keberhasilan demi keberhasilan bahkan kepahitan demi kepahitan adalah hal - hal yang membuat kita tumbuh semakin dewasa.

Try JibJab Sendables� eCards today!


Kita tidak boleh lari dari kepedihan dan benturan - benturan yang seakan tidak berhenti mendera. Dalam fisika, dikatakan bahwa ban mobil bisa berputar karena adanya friksi dengan aspal atau permukaan keras lainnya. Tanpa adanya gesekan, mustahil ban itu dapat berputar.

Benturan dan gesekan yang kita dapatkan adalah air yang menumbuhkan kebijaksanaan. Tidak perlu disesali rasa malu yang harus kita tanggung di masa lalu. Tidak perlu kita sesali rasa perih yang kita tanggung di masa dulu. Esok, hari baru, menantang kita kembali bergumul mempertahankan hidup.

Pulang


Satu demi satu
Saudara kita pulang
Menuju kampung halaman
Tempat asal nenek moyang kita juga

Satu demi satu
Kita mestinya kumpulkan keinsyafan
Bahwa pada saatnya nanti kita
Juga harus pulang
Meniti jalan pendahulu kita
Menuju tanah asal

Tidaklah kita di sini untuk kekal
Kita hanya diberi kesempatan untuk mengumpulkan bekal

Inna lillahi wa Inna Ilaihi Raji�uun

Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari




Buku Guru Melayang, Kaki Murid Menendang. Pendapat Anda?

Tuesday, December 29, 2009

Kanginan*


Betapa banyak orang yang memakai kosa kata bahasa Inggris untuk makna yang sebenarnya ada dalam bahasa Indonesia. Bahkan ada yang mengatakan bahwa penggunaan bahasa Inggris lebih mengena ke semua golongan masyarakat dan juga lebih kreatif, efektif, dan mudah dipahami.
Untuk menyambut pergantian tahun, banyak hotel dan tempat hiburan yang menggunakan bahasa Inggris sebagai temanya.
Apakah ini tidak akan mengancam bahasa Indonesia dan setidaknya akan meminggirkan peran bahasa Indonesia? Apa upaya kita untuk menanggulangi hal ini?
Seorang anggota parlemen Jerman, Erika Steinbach, menginginkan agar kosa kata bahasa Inggris yang tersebar di berbagai kesempatan dan tempat di Jerman seperti informasi di toko, label suatu produk, dan tanda pada stasiun kereta api serta bandara dihilangkan.
Bahasa adalah identitas, pembeda yang bisa dijadikan sumber kebanggaan. Di era global, kekhasan merupakan sumber karakter untuk dapat bertahan hidup.
Memang sulit untuk mempertahankan suatu budaya di era global. Tapi, kita perlu bercermin pada Arab yang mencari padanan kata untuk setiap kosakata baru di era moderen yang sebelumnya tidak ada dalam bahasa Arab.
Bahasa Arab dijaga karena ia adalah bahasa Al Qur'an.
Akankah bahasa Indonesia tergusur bahasa Inggris?

*Kebarat - baratan.

Monday, December 28, 2009

Cohabiting Artinya Kumpul Kebo


Pagi ini saya membaca Livescience.com dan menemukan berita yang baru bagi saya. Dan mungkin bagi anda juga. Karena itu saya akan nukilkan di sini untuk anda:
Cohabiting before marriage may lead to divorce. Moving in with your significant other before marriage may not be the best idea, say researchers at the University of Denver. Their survey found that people who cohabited before wedding were more likely to report a lower quality of marriage, and these couples were more likely to split than those who held out on living together until after they tied the knot.


Saya artikan:

Kumpul kebo sebelum menikah banyak menimbulkan perceraian setelah menikah. Hidup bersama bersama pasangan sebelum menikah bukanlah ide yang baik, kata peneliti di Universitas Denver. Survey mereka membuktikan bahwa orang yang kumpul kebo sebelum menikah dilaporkan cenderung memiliki kualitas pernikahan yang buruk. Dan pasangan ini cenderung bercerai di masa mendatang dibandingkan dengan mereka yang tinggal bersama setelah terikat pernikahan.


Pastinya karena sudah bosan duluan ya.

Sunday, December 27, 2009

Mengapa Nazi Membakar Buku?


Pada bulan Mei tahun 1933, tentara Nazi dan mahasiswa yang berafiliasi kepada Nazi membakar buku - buku yang berisi "un-German ideas". Dengan membakar buku, rejim Nazi menunjukkan bahwa mereka tidak mentolerir pandangan - pandangan dalam hal seni, sastra, ilmu pengetahuan, atau politik yang berseberangan dengan ideologi anti semit dan nasionalisme mereka. Hal ini juga mengindikasikan bahwa mereka akan menggunakan kekerasan untuk membungkam setiap penentang.

Tragisnya, beratus tahun sebelumnya, di tahun 1800an, Penyair Jerman berdarah Yahudi, Heinrich Heine, berkata: "Where books are burned, human beings are destined to be burned too."

Impas


Hati dengan hati,
Rasa dengan rasa,
Kepala dengan kepala,
Mulut dengan mulut,
Tangan dengan tangan,
Kaki dengan kaki,
Buku dengan buku!.

Friday, December 25, 2009

Senjata Bagi Keterbatasan


Saya tengah membaca sebuah buku yang berjudul A Life Less Ordinary yang ditulis oleh Baby Halder. Buku ini menarik karena ditulis oleh seorang pembantu rumah tangga di India. Di tengah berita � berita mengenaskan tentang nasib TKW kita di negeri jiran, buku ini serasa di awang � awang. Bayangkan seorang pembantu rumah tangga yang menulis buku?
Halder memang bukan seorang pembantu rumah tangga biasa. Pengalaman hidupnya penuh dengan penderitaan yang diakibatkan oleh ulah ayahnya yang tidak bertanggung jawab. Namun, meskipun tidak bertanggung jawab, saya terkesima dengan nasihat yang diberikannya kepada Halder: �Whatever you do, don�t forget to study.�
Meski dalam kesengsaraan Halder sangat cinta belajar. Ia menulis: �I love school as much as I hated home.� Rumah bukan tempat yang nyaman baginya. Namun, luar biasanya, ia malah menyukai sekolah. Ia mencoba menghilangkan penderitaan hidup yang ia tanggung dengan terus belajar. Nampaknya ini yang merubah jalan hidup Halder.
Lalu, setelah dewasa, dan beranak tiga, ia bekerja di Delhi sebagai pembantu rumah tangga dari seorang cendekiawan yang bernama Dr. Prabodh Kumar Srivastava, seseorang yang menemukan bakat menulis Halder dan yang mendorongnya untuk menulis.
Lalu, apa senjata untuk keterbatasan itu? Sekolah dan belajar.

Saturday, December 19, 2009

Sedikit Lebih Tekun


Ada kabar baik bagi kita yang merasa kurang cakap dalam melakukan sesuatu. Kita hanya perlu sedikit lebih tekun dalam belajar dan berlatih untuk dapat menjadi ahli. Kita tak perlu risau dengan kapan kita akan menjadi ahli. Yang perlu kita lakukan adalah lebih menekuninya. Berikut ini saya nukilkan apa yang dikatakan oleh John Lennon ketika diwawancara tentang The Beatles, bandnya:
Kami menjadi lebih baik dan memiliki rasa percaya diri yang lebih besar. Kami mendapatkan semua itu karena mendapatkan pengalaman bermain sepanjang malam. Dan kenyataan bahwa penonton adalah orang asing ternyata cukup membantu. Kami bahkan mencoba lebih keras lagi, menumpahkan jiwa raga dalam permainan kami, berusaha membuat penonton tertarik.
Di Liverpool, kami hanya melakukan sesi selama satu jam saja, dan kami hanya memainkan nomor � nomor kami yang terbaik, lagu � lagu yang sama, pada setiap sesi. Di Hamburg, kami harus bermain selama delapan jam lamanya jadi kami benar � benar harus menemukan cara baru untuk memainkan music kami.

Malcolm Gladwell mengatakan dalam outliers bahwa untuk menjadi ahli seseorang harus menghabiskan sepuluh ribu jam untuk berlatih. Gladwell tidak mengada � ada. Dalam penelitiannya banyak para ahli di bidangnya yang menghabiskan waktu sepuluh ribu jam untuk berlatih. Atau setidaknya mendekati jumlah itu.
Maka, tidak perlu merasa tidak berbakat. Kita hanya perlu berlatih, berlatih dan berlatih dengan tekun.

Thursday, December 17, 2009

Kompetisi


September tanggal 28 tahun 1942, Anne Frank sudah semakin muak dengan berbagai hinaan yang ditujukan kepadanya. Hinaan yang ditujukan kepadanya menyangkut segala sesuatu yang ada pada dirinya: My behavior, my personality, my manners, every inch of me, from head to toe and back again, is the subject of gossip and debate.
I know I have my faults and shortcomings, but they blow them all out of proportion!
Saya tahu jika saya memiliki kesalahan dan kekurangan, tapi mereka terlalu melebih � lebihkannya!
Setiap kita memiliki kekurangan dan kesalahan. Bahkan bisa jadi setiap hari kita melakukan kesalahan. Kesalahan yang sama atau pun berbeda. Tidak ada manusia, satupun, yang sempurna. Maka, kealpaan yang kita miliki merupakan sesuatu yang manusiawi dan dimaklumi.
Namun keadaannya berubah jika kita berada dalam kondisi kompetisi yang ketat. Dalam keadaan seperti ini, kesalahan sekecil apapun yang kita perbuat merupakan peluang bagi rival kita untuk menjatuhkan kita. Setiap orang akan berusaha mencari � cari dan menunggu � nunggu kesalahan yang kita lakukan untuk kemudian menjatuhkan kita.
Mengapa bisa sedemikian? Menurut saya ada dua alasan. Pertama, rival kita menginginkan posisi yang sama dengan apa yang kita tempati saat ini. Tapi mereka tidak mau bersusah payah untuk mendapatkannya. Karena itulah mereka berusaha mencari � cari kekurangan kita agar kita terjatuh dan mereka bisa mendapatkannya.
Kedua, mereka melakukan itu untuk menciptakan opini publik bahwa sebenarnya kita tidak memiliki kapasitas untuk posisi itu. Opini yang terbentuk, suka atau tidak suka, akan mempengaruhi cara pandang kita terhadap diri kita sendiri. Jika orang lain sudah menganggap kita tidak kompeten, maka lambat laun akan terbentuk dalam pikiran kita bahwa sebenarnya kita memang tidak memiliki kompetensi itu. Jika sudah demikian, kita akan semakin sering melakukan kesalahan karena kehilangan kepercayaan diri.
Yang terbaik, saya kira, kita terus menerus memperbaiki diri sembari tidak terlalu memusingkan perkataan orang lain atas diri kita.

Wednesday, December 16, 2009

Berawal dari Facebook Baruku


Suatu kali saya dan seorang teman berbincang di facebook. Berikut perbincangannya:
Saya: �Pak, saya sekarang sedang tergila � gila dengan sepeda. Coba anda klik link berikut: Bayangkan, Negara yang menjajah kita selama tiga setengah abad saja sampai sekarang alat transportasi utamanya masih sepeda onthel. Lha kita? Gengsi mau naik sepeda onthel.�
Beliaunya: �Mmm, itu karena mereka sudah bosen naik mobil. Jadi mereka nggenjot onthel�
Saya: �Oh tidak pak, mereka itu pragmatis banget. Bensin mahal di sana. Karena itu mereka itu naik sepeda. Ya mereka mampu naik mobil tapi tetap lebih murah naik sepeda. Himbauan �Mr. X� untuk naik sepeda tidak mempan.�
Beliaunya: �Ya, coba �Mr. X� itu kasih contoh dulu. Kalau bepergian yang tidak begitu jauh naik onthel aja gitu.�
Saya: �Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha.�
Teman saya berbincang itu benar: agar suatu aksi dapat diterima dan dilaksanakan oleh orang banyak, aksi itu memerlukan model. Nah model ini akan sangat efektif jika diperankan oleh pemimpin atau tokoh masyarakat yang �digugu� oleh orang banyak.

Tuesday, December 15, 2009

Kelengahan


Usai sebuah uji kemampuan yang diselenggarakan untuk mengukur kedigdayaan para prajurit kerajaan antah berantah, terjadi sebuah bisik � bisik kecil diantara para prajurit karena yang menduduki peringkat pertama dari uji itu adalah seseorang yang tidak diperhitungkan sama sekali.
Banyak yang tidak percaya dengan hasil ujian itu. Banyak yang menduga si prajurit telah melakukan kecurangan dengan cara mencotek, menyogok, atau kecurangan � kecurangan lain.
Karena itulah mereka berduyun � duyun mendatangi sang prajurit dan menanyakan perihal keberhasilan rekan mereka itu.
�He, kisanak, kita semua tahu, andika adalah lulusan padepokan yang tidak dikenal di seluruh negeri ini. Sedangkan andika tahu bahwa kami semua telah lulus dari padepokan yang termasyhur sampai ke Negara manca. Lalu apa yang membuat andika dapat lulusan dari ujian ini dan mengalahkan kami semua?� Tanya mereka dengan nada yang disopan � sopankan.
�Kisanak semua tidak salah. Saya memang lulus dari padepokan tidak terkenal sebagaimana andika semua. Namun perlu andika semua ketahui, saya bangun saat andika semua tertidur, saya berlari saat andika semua berjalan, saya berlatih di saat andika semua lengah. Maka apakah aneh jika saya dapat mengalahkan andika semua?� jawab sang prajurit.
Para prajurit yang mendengar jawaban itu ternganga. Tersadar bahwa selama ini mereka telah lengah.

Saturday, December 12, 2009

Orang Terpandai di Dunia


Profesor Steve Hsu, Profesor Fisika di Universitas Oregon, mengutip tulisan sejarawan Harvard, Steven Shapin di bukunya The Scientific Life:
Many scientific entrepreneurs reject any notion that the transformation of knowledge into material products or marketable services is any less intellectually demanding, or that it requires any lesser degree of intelligence, than so called pure science. ... The problems may be diffusely framed -- how to raise finance, recruit and motivate people, organize the corporate environment, locate markets and identify competitors -- but, because of that, they can plausibly be seen as more intellectually demanding than the well-framed problems of academic science. Entrepreneurs may see themselves as having a broad vision of the world, contrasted to the narrowness and inwardness of their purely academic colleagues. They know how to do things about which their colleagues are clueless. It's a matter of experience, of course, but it may also be seen as a form of constitutional intelligence.


Yang saya terjemahkan:
Banyak pengusaha yang menolak pendapat yang mengatakan bahwa transformasi pengetahuan ke sebuah produk atau jasa pemasaran hanya membutuhkan tingkat kecerdasan yang rendah. Yang dimaksud dalam permasalahan ini adalah aktivitas seperti bagaimana mendapatkan dana, merekrut dan memotivasi orang, mengorganisir lingkungan perusahaan, memposisikan pemasaran dan mengidentifikasi pesaing. Namun, bahkan, aktivitas - aktivitas itulah yang sebenarnya memerlukan kecerdasan. Pengusaha menganggap diri mereka memiliki pandangan yang luas, sangat kontras dengan kesempitan pandangan yang dimiliki rekan mereka yang berprofesi sebagai ilmuwan. Mereka bisa melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh ilmuwan. Memang pengalaman memiliki andil di sini, tapi hal ini juga bisa dipandang sebagai sebuah bentuk kecerdasan.


Maka, nampaknya tidak ada orang yang paling pintar di dunia ini. Sangat mungkin seseorang cakap di satu bidang namun tidak cakap di bidang yang lain. Dan ini, bukan sesuatu yang memalukan.

Friday, December 11, 2009

Kesan Pertama Begitu Menggoda


Menurut anda bagaimana orang berikut ini?
Klik gambar untuk memperbesar.

Tampankah? Anda tertarik? Kalau ya, anda tidak sendiri. Harry Daugherty bertahun lalu juga tertarik kepada orang ini dan yakin kalau orang seperti inilah yang akan memunculkan martabat presiden Amerika.
Warren Harding, si tampan, itu akhirnya menjadi presiden Amerika yang ke 29. Namun, ketampanan seringkali tidak dapat mewakili kemampuan seseorang.
Warren Harding menjadi presiden selama dua tahun, lalu mati karena stroke dan sejarawan kebanyakan sepakat bahwa ia adalah presiden Amerika paling buruk.

Image Source: Wikipedia

Wednesday, December 9, 2009

Diam - diam


Terkenang kembali kisah teman saya di SD dulu. Teman saya itu, seorang putri, seorang yang sangat pandai di mata pelajaran kesenian. Dia pandai menyanyi dan menari. Namun sayang,ia tak begitu pandai di mata pelajaran matematika dan bahasa Indonesia. Karena itulah, selain karena postur tubuhnya yang gendut, ia sering diolok � olok oleh teman kami sekelas.
Mungkin karena tidak betah diolok � olok, suatu hari ia berkata: �Kalau kalian terus menerus mengolokku, sesungguhnya itu merupakan kerugian bagi kalian�. Kami tertawa mendengarnya. Ia meneruskan: �Saya pernah membaca tentang kekalahan pasukan Mesir melawan pasukan Israel. Pasukan Mesir meremehkan pasukan Israel sehingga mereka tidak waspada disaat pasukan Israel terus menghimpun kekuatan. Hingga akhirnya pasukan Israel menggempur pasukan Mesir habis � habisan.�
�Dengan terus mengolokku, kalian akan mempercayai pikiran kalian bahwa saya tidak akan pernah bisa matematika dan bahasa Indonesia. Padahal, diam � diam saya terus belajar. Dan di saatnya nanti, saya akan mengalahkan kalian semua.�
Kami, semua tertawa terbahak mendengar perkataannya yang sok itu.
Tapi, ternyata perkataannya terbukti benar. Saat itu kami di kelas empat. Di kelas lima, teman saya yang sering menjadi bahan olok � olokan itu menjadi jauh lebih pintar dibandingkan dengan kami semua. Dia tidak terkejar, dia lulus dengan nilai paling baik.

Tuesday, December 8, 2009

Kepekaan


�They keep telling me I should talk less, mind my own business and be more modest�
Orang tua Anne Frank meminta ia agar lebih banyak diam, mengurusi urusannya sendiri � yang berarti tidak menyibukkan diri dengan urusan orang lain, dan berlaku lebih sederhana.
Betapa hebatnya nasihat ini. Dengan banyak diam, kita akan lebih selamat dari bahaya-bahaya yang mungkin akan menimpa kita diakibatkan oleh salah bicara. Betapa sering orang membuat kesalahan persepsi atas suatu pembicaraan. Kadang pembicaraan kita ditanggapi secara salah oleh orang lain. Dengan banyak diam, kita selamat.
Mengurusi urusan kita sendiri? Ya, jika kita sibuk mengurusi urusan � urusan kita sendiri, banyak hal yang bisa kita selesaikan dan pribadi kita pun menjadi lebih baik. Mengurusi urusan - urusan orang lain hanya akan menumpulkan kita dari kekurangan � kekurangan yang harusnya kita perbaiki.
Berlaku sederhana berarti mengurangi jarak yang mungkin akan tercipta antara kita dengan orang lain. Tidak semua orang bernasib baik. Tidak semua orang memiliki kekayaan yang sama. Tak semua orang memiliki kepandaian yang setara. Dengan berlaku sederhana dalam segala hal, kita menempatkan diri kita untuk dapat diterima di semua kalangan. Ini menguntungkan.

Friday, December 4, 2009

Ketekunan adalah Kunci


Dalam Blink, Malcolm Gladwell menulis tentang ilmuwan psikologi yang tenar, Silvan Tomkins. Alkisah, seorang kolega Tomkins, Paul Ekman, mengundang Tomkins ke kediamannya dan memutarkan sebuah film tentang dua suku di Papua Nugini.
Suku pertama bernama suku Suku Luar Selatan yang ramah dan cinta damai. Sedang suku yang kedua bernama suku Kukukuku yang kejam, senang bermusuhan dan memiliki ritual homoseksual.
Ekman tidak memberitahukan sedikitpun tentang keadaan kedua suku itu. Di tengah � tengah terputarnya film itu, Tomkins meminta agar film dihentikan. Lalu dengan sangat luar biasa Tomkins berujar tentang suku Luar Selatan: �Mereka ini lembut, pemaaf dan cinta damai�. Sedang ketika menunjuk suku Kukukuku ia berujar: �Suku ini adalah sebuah suku yang kejam, dan banyak bukti yang menunjukkan mereka itu homoseks�.
Tomkins sama sekali tidak mengetahui tentang kedua suku itu sebelumnya. Ia bisa mengetahui dari wajah mereka!
Saya pernah mendengar tentang Professor Manabusato yang dengan tepat menebak apa yang akan dilakukan oleh murid � murid yang direkam di video yang ditontonnya. Padahal ia baru pertama kali menonton video itu.
Saya pernah membaca tentang Waki�, guru Imam Syafi�i yang dengan tepat mengatakan bahwa Imam Syafi�I pernah melakukan kemaksiatan sebelum bertemu dengannya.
Ini bukan perkaran ghaib. Ini bukan perdukunan. Ilmu seperti ini dapat dikuasai melalui ketekunan dalam belajar yang luar biasa.
Ketekunan adalah kunci dalam belajar.

Wednesday, December 2, 2009

Homeschooling


Pada hari jum�at tanggal 21 Agustus 1942, Anne Frank menulis di buku hariannya: �Father wants to start tutoring me then, but we have to buy all the books first�
Anne Frank menulis kalimat ini di dalam tempat persembunyiannya. Dia tidak bisa ke sekolah karena ia dan keluarganya harus bersembunyi dari tentara NAZI.
Meski berada dalam keadaan yang sempit seperti itu, orang tua Anne Frank tetap memperhatikan pendidikan anak � anaknya. Dalam keadaan waspada dan ketakutan pendidikan tetap merupakan sesuatu yang penting.
Pelajaran bagi kita semua.

Tuesday, December 1, 2009

How To Teach English Untuk Guru Bahasa Inggris


PUSTEKOM bekerja sama dengan British Council membangun situs untuk guru - guru bahasa Inggris SD, SMP dan SMA/SMK. Situs ini bernama How To Teach English yang beralamatkan di http://h2te.depdiknas.go.id.

Menurut Kepala PUSTEKOM: "h2te dikembangkan dan diselenggarakan berbasis komunitas. Artinya, h2te adalah miliki guru atau dengan kata lain dari, oleh dan untuk guru Bahasa Inggris. Dengan demikian, akselerasi pertambahan konten akan sangat cepat dari waktu ke waktu. h2te diharapkan akan menjadi model bagi komunitas guru mata pelajaran yang lain."

Tunggu apa lagi? Mari segera kita kesana

Tags

Recent Post