Latest News

Monday, November 30, 2009

Tidak Ada yang Gratis


�In the future, I am going to devote less time to sentimentality and more time to reality� (Anne Frank, September 1942)
Saya pernah membaca tulisan seorang teman yang ditulisnya di halaman pertama dari bukunya yang saya pinjam. Tulisan itu berbunyi: �Hari � hari kemarin, adalah janji�janji kita. Hari - hari ini adalah pembuktian dan realitas dan esok adalah kemenangan. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.�
Kehidupan yang kita jalani adalah nyata. Yang terjadi, entah baik, entah buruk adalah nyata. Dan kita bertanggung jawab sepenuhnya atas apapun yang terjadi kepada kita. Maka jika ada hal buruk yang menimpa kita, kita harus hadapi. Kita tidak boleh mengeluh dan menyalahkan orang lain atas kejadian buruk yang menimpa kita.
Yang paling penting adalah kita masih hidup. Dan kehidupan menuntut kita untuk terus berbuat. Terus berbuat. Tanpa jeda tanpa rehat. Istirahat adalah hanya ketika kita telah bercerai dengan kehidupan.
Menyalahkan berbagai hal di luar kita atas semua yang terjadi pada kita hanya akan menumpulkan potensi kita untuk terus berbuat. Gebukan demi gebukan memang harus kita rasakan dan hayati. Setiap kita harus berlatih untuk mengubah derita menjadi sumber semangat untuk berbuat.
Tidak ada yang gratis di luar sana. Ada harga yang harus dibayar atas semua hal yang ingin kita nikmati. Dan Tuhan menjual dengan harga yang mahal untuk kehidupan yang baik.

Sunday, November 29, 2009

BEDA ANTARA ENGKAU DAN AKU


�Sometimes old people have really old-fashioned ideas, but that doesn�t mean I have to go along with them�
Kata � kata di atas diucapkan oleh Hello Silberberg, teman lelaki Anne Frank. Saya membayangkan jika kalimat itu diucapkan oleh anak � anak saya.
Terkadang kita sebagai orang tua menginginkan anak � anak kita melakukan ini dan itu dan melarang ini dan itu dan menurut kita itulah yang terbaik bagi mereka.
Namun, anak � anak kita juga dibentuk oleh lingkungan dimana mereka sering menghabiskan waktu. Ingat, mereka tidak dua puluh empat jam bersama kita. Itulah yang terkadang membuat kita dan mereka berbeda pandangan.
Ini masalah yang sangat serius menurut saya. Jika tidak diatur dengan baik, ini akan menjadi sumber pertikaian antara orang tua dengan anak � anak mereka.
Dalam masalah � masalah yang prinsip, kita harus teguh. Tidak hanya dengan memerintahkan mereka, namun juga dengan menjadi model bagi mereka. Namun untuk masalah � masalah yang �boleh�, nampaknya kita memang harus lebih toleran dengan keinginan mereka.
Tetapi, tidak mudah memang.

Saturday, November 28, 2009

Hukuman Fisik versus Hukuman Edukatif


�Anne Frank, as punishment for talking in class, write an essay entitled: �Quack, Quack, Quack,� said Mistress Chatterback.�
Mr. Keesing, guru matematika Anne Frank menghukum Anne Frank karena ia telah banyak bicara ketika pelajaran matematika sedang berlangsung. Tapi, hukuman yang diberikan kepada Anne Frank bukan berbentuk hukuman fisik melainkan hukuman yang lebih edukatif; membuat essai yang berjudul : �Quack, Quack, Quack,� said Mistress Chatterback.�
Bayangkan, pertama, Anne Frank mendapatkan hukuman ini ketika tahun 1942. Saya mendengar dari rekan � rekan guru yang sudah senior bahwa hukuman yang diterima oleh murid yang tidak disiplin pada jaman dahulu adalah disetrap atau dipukul dengan penggaris kayu. Dan ini diterima sebagai sebuah proses edukasi.
Kedua, ketika Anne Frank mendapatkan hukuman ini, ia berumur sekitar 13-an tahun. Seorang anak yang berumur sekian, telah terbiasa dengan tugas � tugas essai. Tidak heran jika kemudian, diari yang ia tulis diterbitkan dan begitu populer hingga saat ini.
Kita, sudah ketinggalan sekian puluh tahun.

Friday, November 27, 2009

Pertanggungjawaban Pemimpin


"Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintakan pertanggungjawabannya atas yang dipimpinnya. Seorang imam adalah pemimpin dan dia akan dimintakan pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarganya dan dia akan dimintakan pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah suaminya dan dia akan dimintakan pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang pembantu adalah pemimpin atas harta majikannya dan dia akan dimintakan pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang anak adalah pemimpin atas harta ayahnyadan ia akan dimintakan pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Dengan demikian, setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintakan pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya"
Berita tentang seorang nenek yang ditahan gara - gara mencuri kakao. Berita tentang seorang bapak yang dipenjara gara - gara mencuri semangka. Berapa harga tiga buah kakao? Berapa harga sebuah semangka jika dibandingkan dengan milyaran rupiah yang dimakan para koruptor? Sedang dari berita juga kita tahu bahwa sekian banyak kasus korupsi, banyak yang ujung - ujungnya divonis bebas. Rasul bersabda dengan sabda yang indah sekaligus mengerikan di atas. Apakah kita tidak takut?

Wednesday, November 25, 2009

Banyak Melarang Sama Dengan Bencana


Jerman di bawah Nazi pernah memberlakukan serangkaian larangan bagi warga Yahudi yang tinggal di sana. Larangan - larangan ini begitu membatasi ruang gerak warga Yahudi sehingga menimbulkan dampak psikologis yang sangat dahsyat. Jacque, teman Anne Frank, pernah berkata kepadanya: "I don't dare do anything anymore, 'cause I'm afraid it's not allowed"
Betapa bahayanya larangan - larangan ini bagi perkembangan anak - anak kita. Bayangkan, jika seorang anak tidak berani melakukan sesuatu karena takut jika itu merupakan hal yang terlarang, maka lambat laun ini akan membuatnya tidak berani lagi untuk mencoba berbagai hal yang baru yang mungkin saja berguna baginya.
Saya kira larangan - larangan itu suatu saat memang perlu kita terapkan. Namun bukan seperangkat larangan - larangan yang begitu mengikat ruang gerak anak. Bukan asal melarang. Segala sesuatu dilarang. Dan, larangan - larangan yang kita terapkan pada anak - anak kita mesti dibarengi dengan alasan mengapa larangan itu harus dipatuhi. Alasan yang jelas dan dapat dimengerti oleh mereka.

Monday, November 23, 2009

Metode Montessori Efektif?

Tentang Albert de Mesquita, teman Anne Frank yang lain, dia menulis: "Albert de Mesquita came from Montessori School and skipped a grade. He's really smart." Pertanyaan saya, apakah metode Montessori benar - benar efektif? Banyak statemen yang menyatakan demikian. Menurut sebuah sumber, metode Montessori efektif karena:
  1. Banyak bahan yang meningkatkan keingintahuan anak - anak seperti bangun geometri, tabung - tabung , segitiga susun, kotak warna dan lain sebagainya. Bahan - bahan ini menarik perhatian siswa dan membantu guru dalam mengajar.
  2. Metode ini menekankan pada pembangunan rasa percaya diri siswa. Pembahasan baru tidak dilaksanakan sebelum pembahasan yang sebelumnya dipahami betul oleh siswa.
  3. Ada cinta dan penghargaan di dalam metode montessori antara guru dan siswa. Anak - anak gembira dalam sekolah yang memakai metode montessori.
  4. Kemampuan untuk berkonsentrasi dan dorongan untuk terus belajar adalah dua hal yang terus menerus ditekankan untuk dicapai siswa disamping kemampuan lainnya.
  5. Tak ada nilai merah. Nilai merah akan menurunkan mental anak.
Dan masih banyak yang lainnya. Bisa jadi metode ini memang memiliki andil untuk mencerdaskan siswa.

CANTIK SAMA DENGAN BODOH?


Anne Frank dalam The Diary of A Young Girl menulis tentang seorang temannya yang berinisial G.Z.: ��.is the prettiest girl in our class. She has a nice face but is a kind of dumb.
Membaca tulisannya ini saya jadi teringat lelucon yang menyangkut pautkan Einstein. Alkisah Einstein didatangi seorang wanita yang berminat menjadi istrinya dengan alasan agar ia bias mendapatkan keturunan yang secantik dirinya tapi memiliki kecerdasan sang jenius. Dijawab oleh Einstein: �Yang saya khawatirkan keturunan kita nanti memiliki wajah seperti saya dan mewarisi kebodohanmu�
Apakah yang cantik itu selalu identik dengan kebodohan? Apakah sudah terbukti bahwa orang yang cerdas cenderung tidak memiliki kecantikan yang sempurna? Jangan berargumentasi dengan film � film James Bond yang bertaburan bintang � bintang cantik yang juga cerdas.
Tapi ketika Anne Frank menuliskan diarynya di atas, ia masih berusia belasan. Mestinya ia menuliskannya secara jujur.
Lalu, apakah benar jika kebodohan memiliki korelasi dengan kecantikan fisikal? Orang yang cantik, pasti tidak terlalu pintar?
Banyak yang berpendapat seperti itu. Tapi jika kita kaitkan dengan usaha untuk menjadi cerdas, nampaknya memang ada hubungan antara wajah yang cantik dengan kebodohan. Orang yang cantik atau tampan dan menyadari jika dirinya cantik atau tampan, terlebih jika mendapatkan sanjungan terus menerus dari orang � orang yang ada di sekelilingnya, merasa cukup dengan ketampanan atau kecantikannya lalu berhenti berusaha untuk mengembangkan dirinya. Maka, meskipun ia cerdas pada awalnya, karena kecerdasannya tidak mendapatkan perhatian yang serius, kecerdasan ini menjadi tumpul.
Nah, bagaimana menurut anda?

Saturday, November 21, 2009

SEMANGAT, SEMANGAT, SEMANGAT!


Sudah dengar berita tentang seorang kakek berusia 81 tahun yang ikut ujian setara SD? Pasti anda akan heran sekali. Untuk apa? Jika ia memiliki ijazah SD, ia akan memiliki kesempatan untuk menjadi karyawan tetap di masjid Istiqlal sebagai petugas kebersihan. Selain itu, ia ingin membuktikan kepada anak cucunya bahwa ia bukan seorang buta huruf.
Usia sekian bagi sebagian kita mungkin dianggap sebagai usia dimana saatnya kita menikmati hidup. Tidak perlu lagi bekerja susah - susah. Maka kehebatan kakek ini adalah:
Pertama, ia memiliki semangat kemandirian yang besar. Untuk terus bertahan hidup dengan mengandalkan kekuatan dan kemampuannya sendiri. Mungkin saja ia memiliki anak - anak yang bersedia untuk mengurusnya di hari tua. Bisa saja bukan? tapi alasan pertamanya mengikuti ujian kesetaraan SD adalah agar ia diangkat menjadi karyawan tetap sehingga ia akan mendapatkan gaji setara UMR. Kakek ini tidak mau bergantung kepada orang lain untuk bertahan hidup.
Kedua, ia ingin membuktikan kepada anak cucunya bahwa ia bukan seorang yang buta huruf. Buta huruf selalu identik dengan kebodohan. Kakek ini tidak mau dianggap bodoh hanya karena ia tidak memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis.
Semangat untuk menjaga harga diri seperti ini perlu kita tiru dan tularkan kepada semua orang. Saya teringat kisah Salman al Farisi, sahabat Rasululloh, yang diangkat menjadi gubernur tetapi ia menggantungkan hidupnya dengan berjualan keranjang hasil karyanya sendiri. Mengapa beliau melakukan hal ini? ini adalah masalah harga diri yang harus ditegakkan.
Kemandirian akan membuat kita berdiri tegak. Memandang lurus ke depan saat bersama orang lain dan bukannya tertunduk. Hanya harga diri yang akan membuat kita bertahan hidup sebagai manusia.

Thursday, November 19, 2009

SINETRON MENGANCAM BAHASA INDONESIA


Sinetron disinyalir mengancam bahasa Indonesia. Nampaknya memang begitu. Bahasa � bahasa prokem begitu cepat populer ketimbang bahasa Indonesia yang baku. Lambat laun bahasa baku akan hilang dan digantikan oleh bahasa prokem. Sebagaimana bahasa daerah yang tidak berkembang atau malah punah Karena penggunaan bahasa lain yang lebih dominan.
Selain dari tercampurnya bahasa yang baku, ternyata sinetron memiliki dampak social yang lebih dahsyat.
Suatu saat saya masuk ke kamar kecil sekolah. Di luar kamar kecil itu terdapat kran � kran tempat anak � anak mengambil wudhu untuk shalat. Saat itu musim hujan. Dan seperti keadaan di desa lainnya, musim hujan selalu membuat tanah lempung menjadi becek dan menempel di sepatu anak �anak. Agar tidak mengotori kelas, anak �anak itu akan mencuci sepatu mereka di kran sebelum masuk ke kelas.
Saya yang di dalam kamar kecil tidak diketahui oleh dua orang siswi yang tengah bercakap � cakap: �Lagi ngapain gitu lhoh?�
Dijawab oleh temannya: �Sedang nyuci sepatu gitu lhoh
�Kenapa dicuci gitu lhoh?�
�Kena jeblok gitu lhoh
Saya tersenyum dalam hati. Saat itu kata gitu lhoh memang lagi musim. Semua orang berkata dengan menambahkan kata itu. Siswi saya yang di desa juga terpengaruh.
Sangat lucu. Siswi saya yang terbiasa berkata dengan bahasa Jawa lalu menggunakan bahasa Indonesia yang gaul. Namun sayang, kebiasaan menggunakan bahasa Jawa tidak bisa begitu saja dihilangkan. Maka ketika seharusnya ia mengatakan �lumpur� ia mengatakan �jeblok�. �Jeblok� adalah bahasa lokal untuk kata �lumpur�.
Ya, kita memang perlu waspada dengan bahaya sinetron dalam merusak bahasa Indonesia. Tapi pengaruhnya dalam merusak moral yang sesuai dengan nilai �nilai lokal perlu lebih kita waspadai.
Dulu sinetron � sinetron kita begitu sarat dengan pesan � pesan moral. Mengapa sekarang begini rusak?

Sunday, November 8, 2009

APA SIH HEBATNYA MENJADI BLOGGER?


Apa yang membanggakan dengan menjadi seorang blogger?
tidak ada.
hanya menulis, menulis apa saja yang menjadi minatnya
apa hebatnya?



jika engkau menciptakan lapangan pekerjaan
engkau hebat.
jika engkau mampu memecahkan persoalan bangsa,
engkau hebat.
jika engkau mampu membuat sebuah mesin yang hemat bahan bakar,
engkau hebat.
jika engkau mampu mendaur ulang sampah secara efektif dan murah,
engkau hebat.
jika engkau mampu membagi - bagikan berjuta buku gratis yang bermutu,
engkau hebat.
jika engkau mampu membuat metode belajar yang super menyenangkan,
engkau hebat.
jika engkau benar - benar mampu menyediakan sekolah gratis yang bermutu bagi orang miskin,
engkau hebat.
jika engkau mampu menyadarkan koruptor,
engkau hebat.
jika engkau mampu membuat pil yang dengannya orang bisa tahan lapar seharian dan ia sudah cukup memenuhi kebutuhan gizi tubuh,
engkau hebat.
jika engkau mampu membuat software yang multiguna dan gratis,
engkau hebat.
jika engkau mampu menyediakan satu komputer untuk satu siswa di seluruh negeri ini,
engkau hebat.
jika engkau mampu menghentikan pembajakan karya cipta,
engkau hebat.
jika engkau mampu membuat negara lain tunduk dan hormat pada negara kita,
engkau hebat.
jika apapun yang engkau lakukan dapat membuat semua orang hidup sejahtera,
engkau hebat.

tapi engkau, blogger.
apa hebatnya?
memang engkau menulis bermacam - macam hal seolah engkau tahu segala
tapi apa hebatnya berwacana?
berwacana saja?

sejak aku menulis kali pertama
aku sadar sebenarnya
memang tak hebat menjadi blogger
namun lihatlah,
yang suka memancing, mereka memancing
yang suka menongkrong, mereka menongkrong
yang suka membaca, mereka membaca
yang suka menonton, mereka menonton

maka apa salahnya bagi mereka yang suka menulis untuk menulis?
apa hebatnya menjadi blogger?
tak ada! kutegaskan.

tapi aku bersumpah
pasti
ada manfaatnya menjadi blogger
semua ada masanya
sekarang berwacana
esok berkarya

atau
sekarang berwacana
sekarang pula berkarya

Saturday, November 7, 2009

PUISI KEMARIN

Puisi kemarin, puisi kini, siapa yang tahu apa yang akan terjadi esok hari?
Hari - hari kemarin, adalah pelajaran yang tak harus kita lupakan.
Hari - hari ini adalah saat untuk beraksi

Dan biarkan esok tetap menjadi misteri


The word cloud was made in: http://www.wordle.net/

Thursday, November 5, 2009

BARTER


Temanku pernah berseloroh: �Tiap kali aku membeli sesuatu di took anu, dan jika uang yang kugunakan untuk membayar masih bersisa sedikit, penunggu toko pasti memberikan aku beberapa buah permen sebagai pengembaliannya. Permen itu tentu saya terima sebagai kembalian. Tapi tak pernah permen � permen itu aku makan. Semua kusimpan dalam kotak di kamar tidurku.�
�Mengapa?� tanyaku.
�Coba dengarkan dulu. Jika seharusnya saya mendapatkan uang tiga ratus rupiah sebagai uang pengembalian, namun penjaga toko memberikan tiga permen sebagai ganti dari uang tiga ratus rupiah itu, maka, jika saya berhasil mengumpulkan tiga ratus permen, saya dapat menukarkan permen itu ke toko untuk mendapatkan uang sebesar tiga puluh ribu rupiah. Lumayan kan?�Tentu teman saya hanya bercanda. Tapi, betapa kita semua sering mengalami hal ini: uang kembalian yang seharusnya kita terima ditukar dengan permen.
Bahkan, di tempat saya, uang kembalian itu kadang ditukar dengan amplop! Mengapa?
Tak ada uang kecil katanya.
Tapi jika Departemen Perdagangan melarang praktek penukaran uang pengembalian dengan permen, masihkah kita mendapatkan permen sebagai �uang kembalian�?

Sumber Gambar: Kompas

Monday, November 2, 2009

PERLUKAH SOAL PILIHAN GANDA DITINJAU ULANG?

Soal pilihan ganda yang diterapkan untuk mengevaluasi proses pendidikan di Indonesia kini dikatakan tidak akan membuat pendidikan kita menjadi maju. Soal - soal semacam ini hanya akan membuat siswa kita trampil menghafal tapi tidak trampil menalar.
Perlukah soal pilihan ganda ditinjau ulang?


Bagaimana jika kita hubungkan antara soal pilihan ganda itu dengan buku Outliers-nya Malcolm Gladwell?
Apa hubungan antara soal pilihan ganda dengan prestasi atlet kita?
Silahkan anda baca tulisan saya mengenai itu di MENGAPA PENDIDIKAN KITA TAK MAJU � MAJU?
Pendidikan kita yang seperti sekarang ini memerlukan perbaikan dan masukan berharga dari para pakar - pakar pendidikan yang kita miliki.
Semuanya adalah demi pendidikan yang bermutu yang akan mensejahterakan negara kita.

Tags

Recent Post