Latest News

Sunday, May 31, 2009

DOWNLOAD PTK BAHASA INGGRIS


Penelitian Tindakan Kelas Bahasa Inggris yang saya upload berikut adalah terjemahan bahasa Indonesia dari Karya Tulis Ilmiah Bahasa Inggris yang beberapa hari lalu saya posting di blog ini. Untuk mendownload PTK Bahasa Inggris ini silahkan anda klik link di bawah ini:
DOWNLOAD PTK BAHASA INGGRIS

Anda diijinkan untuk memanfaatkan karya tulis ini. Jika anda berminat untuk mengunduhnya, mohon untuk meninggalkan komentar di bawah ini. Terima Kasih.
NOTE:
BAGI ANDA YANG KESULITAN MENDOWNLOAD MELALUI RAPIDSHARE, SILAKAN DOWNLOAD PTK SAYA MELALUI LINK BERIKUT: download ptk bahasa inggris eko wurianto

YANG INDAH


Melewati trotoar yang berpagar
Penuh cipratan warna cat di dinding
Aku berhenti sejenak untuk melihat warna � warna itu
Tumpang tindih tidak karuan terkesan asal benar menggoresnya

Merah tak seharusnya di sini
Kuning juga tak pantas di situ
Mestinya ungu diletakkan di bawah bukan di atas
Yang hitam itu baiknya diganti biru

Yah, aku maklum
Ini pasti ulah anak � anak tak berseni yang berpolah
Seolah � olah artis dunia
Bak pepatah belum bertaji hendak bertarung.

Aku pun berlalu

Dua ratusan meter dari tembok pagar
Kini setelah aku di seberang jalan
Ku toleh pagar tak berseni itu
Untuk menggenapkan rasa sesal atas kecerobohan yang dilakukan
Atas nama keindahan seni pandang.

Menganga mulutku sambil memutar seluruh posisi badan
Yang terlihat asal dipandang tadi
Nyata � nyata terlihat elok di kejauhan

Pikirku berubah sudah
Hanya dalam jarak dua ratus meter saja.

Wednesday, May 27, 2009

GAJI KE 13 ALAT KAMPANYE


Ada yang mengklaim bahwa gaji ke 13 yang akan diterimakan kepada PNS bulan depan sebagai alat kampanye. Gaji ke 13 sangat penting artinya bagi seorang PNS. Ia bisa menjadi "penutup lubang" yang dimiliki oleh Pegawai Negeri Sipil. Bahkan rata - rata, kalau tidak mau dikatakan semuanya, gaji ke 13 merupakan sesuatu yang dinanti - nantikan oleh mereka. Jangan sampai tuduhan yang mengatakan bahwa gaji ke 13 merupakan alat kampanye menjadikan program ini dihentikan di masa - masa mendatang.

Sunday, May 24, 2009

SALING SEROBOT DALAM MENGIKUTI SERTIFIKASI


Oleh Mudzakkir Hafidh


Waoh ke�ren�.judulnya itu lho broo. Pembaca yang budiman , penulis sengaja ingin membahas masalah ini, ee ..e..sorry bukan masalah mungkin hanya kesenjangan saja, perbedaan penafsiran, atau karena keserakahan atau juga kecerdasan dalam memanfaatkan peluang yang terjadi akhir-akhir ini diantara para guru baik guru negeri maupun swasta tentang persyaratan mengikuti sertifikasi.



Menurut UU. No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dalam bab IV, pasal 8 dinyatakan, bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, selanjutnya dalam pasal 11 (ayat 1) dinyatakan bahwa sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang memenuhi persyaratan tertentu.
Dari sinilah munculnya perbedaan penafsiran itu, edaran setiap daerah berbeda dalam menetapkan syarat mengikuti sertifikasi ini, yang sepakat adalah bahwa untuk mengikuti sertifikasi, maka guru yang bersangkutan harus sudah sarjana D-4 atau S-1, sedang syarat mengenai lama mengajar tidak dijelaskan atau ditetapkan secara nasional. Maka yang terjadi adalah saling serobot untuk mengikuti program itu, apalagi ada iming-iming dari pemerintah,�siapa saja guru yang memperoleh sertifikat pendidik maka ia berhak mendapat tunjangan profesi yaitu sebesar satu bulan gaji pokok sesuai golongan guru yang bersangkutan (pasal 16 UU. No 14 tahun 2005)
Waoooh�ngiler aku.. siapa yang tidak pingin mendapat double gaji, saya yakin semua menginginkan. Akhirnya yang terjadi adalah saling serobot, yang tua mengatakan, �saya lebih berhak karena saya sudah 25 tahun, yang satu mengatakan sudah 20 tahun, yang lain mengatakan sudah 15 tahun menjadi guru�. Guru muda tidak mau kalah, mereka mengatakan �saya juga berhak, karena saya juga guru, peraturannya tidak menjelaskan sedetil itu, pokoknya siapa saja yang siap silahkan ikut katanya lagi, tidak peduli baru 2 tahun atau 5 tahun� belum lagi ada perlombaan antar sekolah dan antar guru, sekolah mana yang kreatif dan lincah, maka sekolah tersebut akan mendapat jatah peserta sertifikasi banyak, begitu juga guru yang kreatif, ulet, cepat dan tanggap, maka ia pasti akan mendapat jatah sertifikasi duluan.

Wah�.wah�.ini kan dunia pendidikan, dalam dunia pendidikan harusnya nilai-nilai moral terus dikembangkan, nilai-nilai kemanusian terus dijunjung, rasa keadilan, rasa kejujuran, saling menghormati kepada yang lebih tua, saling mengasihi kepada yang muda, saling membantu dan saling memberitahu, bukannya saling serobot, yang muda tidak mengalah, padahal beliau-beliau para guru itu sudah 20 tahun, 25 tahun, 15 tahun, mengapa kita tidak membantu beliau-beliau yang sudah tua itu, mengapa yang mengetahui informasi tidak memberi tahu kepada mereka yang tidak tahu, baik karena tempatnya jauh atau terpencil, mengapa kita tidak menunggu saja giliran dari pejabat pengatur yaitu diknas setempat. Kalau kita ragu dengan cara pengaturan dari diknas, mengapa kita tidak menjadi pengawas bersama saja. Mengapa harus saling serobot dan saling mendahului, karena gara-gara menginginkan uang tunjangan 1 bulan itu.

Wahai saudaraku, guru-guru Indonesia. Jangan gara-gara tunjangan profesi kita menjadi orang yang tega memakan daging saudara sendiri, marilah kita ikuti aturan, baik aturan yang ditetapkan oleh pemerintah atau aturan yang tidak tertulis yaitu menghormati yang lebih lama dan tua , yang sudah puluhan tahun menjadi guru, baik PNS, guru honorer maupun swasta. Selanjutnya tunggulah giliran anda sesuai masa kerja anda. Penulis sarankan kepada pemerintah untuk mengatur peserta sertifikasii misalnya tahun 2009 diperuntukkan bagi guru yang mempunyai masa kerja 10 tahun, tahun 2010 bagi guru yang mempunyai masa kerja 9 tahun, begitu seterusnya sampai pada guru yang mempunyai masa kerja 1 tahun, adilkan? He..he�dan selanjutnya peraturan seperti itu ditetapkan dan diputuskan oleh kepala daerah (bupati atau gubernur) diedarkan ke semua sekolah.

Wahai para pahlawan bangsa, janganlah kita bersemangat saling berlomba hanya karena uang saja, marilah terus bersemangat dalam keadaan apapun, uang dan tunjangan hanya effect belaka. Yang paling penting niat pengabdian kita kepada bangsa dan negara. Bagaimana pendapat anda?
Salam hormat
Mudzakkir H.


Saturday, May 23, 2009

TIN MULYAWATI

RIANA HELMI UNTUK ANAKKU



Ku posting Riana Helmi untuk anakku. Sebab mungkin esok sudah sulit mencari beritanya di koran.
Ia adalah:
dr Riana Helmi
Dalam usianya yang belum genap 18 tahun, tepatnya 17 tahun 11 bulan, remaja kelahiran Banda Aceh itu diwisuda sebagai dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Menyelesaikan kuliah dalam waktu tiga tahun enam bulan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) sangat memuaskan, yaitu 3,67.
Riana lahir di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, 22 Maret 1991.
Ketika masuk UGM, ia berusia 14 tahun lewat tiga bulan, atau setara dengan pelajar kelas II SMP pada umumnya.
Menurut rencana, dia akan mengambil pendidikan spesialis untuk meraih cita-citanya sebagai dokter spesialis kandungan.
Selama di bangku SMP dan SMA Negeri 3 Sukabumi, Jawa Barat, Riana yang menghabiskan masa kecilnya di Garut dan Sukabumi itu selalu duduk di kelas percepatan (akselerasi).
Riana juga masuk SD pada usia sangat muda, yaitu empat tahun.
"Riana kecil juga tidak suka bermain boneka. Dia malah takut dan menjerit kalau melihat boneka di dekatnya," ujar Helmi, ayahnya.

Friday, May 22, 2009

TANDA TANYA DI FOTOKU


Suatu kali ku lihat sebuah tanda tanya kecil di foto paling tampanku
Terselip di kaca bifet ruang keluarga
Ku simpan Tanya mengapa
Sembari meyakinkan diri bahwa ia adalah buah tangan si buyung
Yang lagi belajar menulis dengan semangatnya.

Lalu beberapa hari lalu
Kulihat telah bertambah tanda Tanya
Kini lima jumlahnya di saku, leher, jidat, mata dan telinga
Pikirku foto ini kupajang bukan untuk dicoreti Tanda Tanya
Lalu siapa yang begitu tega?

Kutanya si buyung, dengan manis, tidak jawabnya
Kuulangi lagi setengah menginterogasi dan memaksa
Kukuh ia dengan kata tidaknya.
Lalu siapa orangnya? Mestikah ia genderuwo kali gerindulu
Yang kemarin lalu kuambil pasirnya sedikit untuk menutupi lubang halaman?
Sedang memberi tanda untuk eksekusi malam berikutnya?
Ah, takhayul seperti itu tidak senada dengan orang moderen dan beragama.
Namun siapa suruhan siapa?

Esok harinya bertambah lagi satu tanda Tanya
Juga esoknya dan esok berikutnya.
Dan kekurang-ajarannya telah memenuhi seluruh foto pria tampan sedunia
Kini ia adalah secarik kertas penuh tanda Tanya.

Kuambil foto itu dengan masygul
Meratapi nasib sialku ancang - ancang ku remas foto itu
Ku campakkan di tempat sampah
Namun tak jadi ketika
Tulisan di sebalik foto yang bertanda tanya itu terbaca:
�Sampai kapan kau kan jadi milikku?�

Terjawab sudah
Pasti ia, pasti ia pelakunya

Kutenteng foto itu ke dapur
Sambil seluruh dada penuh sesak dengan kesal tiada kira
Bersiap muntah kata � kata marah tak terkendali
Namun,
Suara sendok dan gelas yang beradu mengurungkan niatku

Sambil tersenyum istriku menyodorkan kopi pagi seperti biasa
Kopi itu tidak seperti kemarin lusa, lebih lezat kurasa
Nampaknya perasaan suka akan kekhawatiran orang yang mencinta
Membumbu kopi hingga ia terkecap beda.

PENDIDIKAN, SOLUSI BAGI PERMASALAHAN BANGSA



Oleh Mudzakkir Hafidh

Salam sukses wahai pembaca blog pendidikan (www.mutupendidikanindonesai.blogspot.com), hari Rabu, tanggal 20 Mei 2009 merupakan hari yang sangat istimewa, karena bangsa Indonesia merayakan hari kebangkitan nasional. Pertanyaan besar bagi kita semua. Sudahkan bangsa ini bangkit untuk menuju kejayaannya? Kalau sudah, pertanyaan selanjutnya apa bukti kalau bangsa ini sudah bangkit untuk menjadikan seluruh warganya aman, sentosa, tentram, damai, berpendidikan, mempunyai kecakapan dan kompetensi untuk siap berkompitisi dalam dunia global?


He..heeee�.hee� pertanyaan yang sulit, dikatakan tidak bangkit, buktinya anggaran pendidikan naik, gaji PNS dan buruh naik, perhatian pemerintah pada rakyat juga semakin baik, ada subsidi pupuk, bantuan langsung tunai, adanya kredit mikro dan lain-lain, pembangunan akses jalan dan distribusi juga meningkat, keseriusan pemerintah dibidang hukum semakin baik, banyak para koruptor baik pejabat atau non pejabat ditangkap. Namun disisi yang lain, jumlah kemiskinan masih banyak, meski menurut pemerintah melalui Badan Statistik Nasional katanya turun, namun menurut LSM dan para tokoh ekonomi kerakyatan katanya tidak ada kenaikan signifikan, waaah yang mana yang betul nich he..hee�.. Gedung sekolah juga sering diberitakan masih banyak yang kondisinya mau ambruk, padahal anggaran pemerintah dibidang pendidikan meningkat. Kecurangan guru saat UNAS atau saat mengikuti sertifikasi juga masih terjadi, korupsi juga masih merajalela. Perpecahan tokoh nasional juga sering kita dengar dan lain-lainnya.

Wah�wah�. dikatakan bangkit bisa karena ada bukti seperti di atas, dikatakan belum bangkit juga bisa karena kondisi bangsa juga masih seperti sekarang. Koruptor ditindak, namun pelaku korupsi yang baru bermunculan. Hukum diperketat, namun pelanggar hukum semakin banyak. Kualitas pendidikan berusaha ditingkatkan, namun oknum-oknum guru atau pelaku pendidikan yang berbuat curang masih banyak. Mana buktinya, portofolio sertifikasi dipalsu, kecurangan UNAS masih terjadi, guru bolos mengajar masih banyak, penyalahgunaan keuangan sering kita dengar, dan lainnya. Kesatuan para tokoh bangsa dalam membangun bangsa dalam bingkai saling membantu dan saling menasehati juga belum terjadi, satu sama lainnya saling sodok dan saling hantam demi jabatan semata. ..aduh dak cukup deh kalau diteruskan�masih banyak lagi bukti-bukti belum bangkitnya I�tikat atau kesadaran pemerintah untuk lebih serius lagi membangun bangsa.

Adakah obat yang mujarab mengatasi itu semua? Satu hal yang harus dibenahi adalah kualitas pendidikan. Dengan pendidikan yang berkualitas maka SDM bangsa semakin meningkat. Dikatakan pendidikan berkualitas jika nilai-nilai pendidikan yang diajarkan dilandasi oleh nilai-nilai spiritual, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai kejujuran. Pendidikan berkualitas juga mempunyai standar penyelenggaraan dan Standar Operating Procedure yang jelas, meliputi : target dan kompetensi yang ingin dicapai, standar pembelajaran, standar pengajar, standar penilaian, standar fasilitas dan prasarana, dan lainnya.

Sekali lagi, marilah kita bangkit membangun bangsa ini agar bangsa ini maju dan jaya menjadi negara yang aman, sentosa, baldatun toyyibatun warobbun ghofuur dengan cara mengajar, membimbing, dan mendidik anak didik kita dengan sabar, profesional dan mengutamakan kualitas, jangan asal mengajar, tapi jadilah guru yang bisa menjadi panutan, senantiasa memberi motivasi kepada seluruh murid-muridnya, membimbing dengan penuh kesabaran , senantiasa memberi inspirasi dan dukungan terhadap keberhasilan para muridnya. Dengan kata menurut Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Bangsa Indonesia , beliau berkata: � ing ngarso sung tulodho , ing madyo mbangun karso, dan tut wuri handayani. Bagaimana menurut pendapat anda?




WANDAH WIBAWANTO


Kenalan kita yang baru kali ini adalah Wandah Wibawanto, lelaki asal dan kelahiran Malang 28 Januari 1983, lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Malang tahun 2006. Dia pernah bekerja sebagai pemrogram game flash di freeonlinegames.com sampai 2008. Programmer game? Ya Wandah adalah seorang programmer game professional.
Suami dari Rahina Nugrahani ini memiliki tekad yang kuat untuk menjadi seorang programmer game sejak masih duduk di bangku SMA. Bagaimana tidak bertekad kuat jika ia yang tidak memiliki komputer, pada masa itu, belajar untuk membuat game secara otodidak di sebuah rental computer dekat sekolahnya. Awalnya, ia belajar QBASIC dan TURBO PASCAL dari buku untuk membuat game. Dan ia berhasil.
Setelah muncul era game flash, ia belajar flash MX di tahun 2003. Baru satu pekan belajar, ia telah mampu membuat game flash pertamanya, Pong. Setelah belajar flash selama satu bulan, ia telah mampu membuat lima game flash. Desember 2003 ia membuat game MOCIL (Monster Kecil) yang menarik perhatian www.gotoandplay.it . Setelah itulah ia mulai memasarkan komiknya.
Wandah tidak menyimpan ilmu untuk dirinya sendiri. Dia menulis buku tentang bagaimana membuat game flash. Satu buku berjudul; Membuat Game dengan Flash, diterbitkan oleh penerbit Andi pada tahun 2003. Tapi selain itu ia juga membuat ebook yang berjudul: Dasar � dasar Pemrograman Flash Game. Untuk yang terakhir, bisa diunduh di sini.
Pemilik situs www.wandah.com dan www.3-bro.com ini menyemangati saya. Saya juga pernah belajar secara otodidak pemrograman flash game. Tapi kandas di tengah jalan karena putus asa. Membaca kisah Wandah, saya bersemangat lagi

Thursday, May 21, 2009

UNJUK RASA GURU, PANTASKAH?


Oleh Mudzakkir Hafidh

We�..we�..we�.topik yang heboh, met ketemu lagi nich�.hai pembaca blog pendidikan yang budiman, penulis doakan semoga para pembaca betul-betul menjadi orang yang budiman ya�.berbudi dan beriman, amin.


Kali ini, saya akan menulis tentang unek-unek yang sudah lama terpendam, ceritanya begini, hari Kamis 7 Mei 2009, saya sengaja melihat berita sore di salah satu TV swasta, tiba-tiba ada 2 berita yang isi dan kontennya sama, tapi beda pelakunya, yaitu berita unjuk rasa yang pertama di bandung dan yang kedua di Goa Sulawesi selatan, bedanya yang pertama pelakunya adalah para buruh di sebuah pabrik tekstil dan yang kedua adalah para guru negeri. Dari segi tuntutan atau konten dari unjuk rasa itu adalah sama, sama-sama menuntut perbaikan kesyejahteraan, yaitu minta kenaikan gaji, karena gaji yang mereka terima selama ini tidak cukup untuk membiayai keperluan hidup mereka, dari segi waktu pelaksanaan sama, dua-duanya di saat jam kerja, para buruh meninggalkan pekerjaannya untuk melaksanakan unjuk rasa ini, sedang para guru meninggalkan sekolah di saat jam mengajar untuk berdemo di depan kantor bupati Goa.

Kebebasan Bersuara

Dari segi pemenuhan hak untuk bersuara atau menyampaikan pendapat oleh setiap warga negara memang tidak salah alias betul, hal itu dilindungi oleh Undang-Undang Dasar 1945. meskipun ada aturan-aturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang harus diperhatikan. Selanjutnya kalau kita berfikir jernih, mereka juga tidak salah, bagaimana mungkin mereka sudah bekerja keras, namun atasan atau pemilik perusahaan tidak menghargai kerja keras mereka, jadi ya�.wajar lah mereka bersuara menyampaikan aspirasinya. Apalagi gaji mereka tidak sesuai aturan, para buruh di Bandung tadi memang gaji yang mereka terima tidak sesuai dengan upah minimum regional di sana, sedang para guru PNS di goa, menuntut segera digaji sesuai dengan standar gaji guru PNS sesuai aturan terbaru yaitu naik 15 % mulai bulan Januari 2009.

Mana yang salah, pantaskan, mereka menuntut hak mereka. Apalagi kebebasan bersuara, kebebasan menyampaikan aspirasi di lindungi oleh undang-undang. Namun bagaimanapun perlu dipikirkan caranya, bagaimana cara yang cerdas dan cantik untuk melaksanakan kebebasan bersuara itu. Cara guru menyampaikan pendapat harus berbeda dengan buruh, apalagi dalam berita tersebut disampaikan para guru di goa yang unjuk rasa itu, sampai-sampai meninggalkan tugas utama mereka yaitu mengajar, mereka meninggalkan para siswa yang seharusnya mereka bimbing, karena satu alasan yaitu pemenuhan peningkatan kesyejahteraan dirinya.

Guru adalah Tauladan

Wah�wah�wah�kalau gurunya saja suka berdemo di jalan, kadang di selingi dengan bentrok dengan petugas keamanan, mengganggu jalan raya, terus bagaimana muridnya kelak, apalagi mereka meninggalkan tugas utama mereka yaitu mengajar. Walah..dalah�kok ngenes ya�.pak guru�bu guru�ngono yo ngono�tapi ojo ngono.....ingatlah guru itu digugu dan ditiru, menjadi tauladan bagi muridnya. Kadang seringkali kita diwaduli/disambati orang tua, kalau anaknya itu lebih suka menuruti perintah guru dari orang tua, mereka bilang, �kalau saya yang beritahu pak, anak saya itu tidak langsung percaya, tapi herannya jika yang memberitahu atau memerintah itu gurunya, anak saya langsung mengerjakannya�. Kalimat seperti itu seringkan kita dengar dari orang tua. Nah karena itu, mari kita instrospeksi diri, pantaskah kita turun ke jalan untuk berdemo, sambil teriak-teriak berorasi di jalan yang rame itu, Sadarkah tempat orasi kita itu di depan kelas bukan di jalan raya. Pernahkah kita berfikir kalau seringnya para pelajar dan mahasiswa berunjuk rasa di sekolah dan kampus mereka, sambil sedikit-sedikit bakar ban, lempar kaca, dan berbuat onar itu sesungguhnya meniru dan meneladani kita. Mereka bilang, �Guru saja berdemo apalagi muridnya� ingat nggeh�sama pepatah�guru kencing berdiri murid kencing berlari.

Mari kita kembangkan jalan musyawwarah dan diskusi terhadap setiap permasalahan. Allah berfirman �dan terhadap masalah-masalahmu maka bermusyawwarahlah� insya allah dengan bermusyawwarah yang dilandasi dengan rasa kekeluargaan dan semangat persatuan, maka akan ditemukan jalan keluarnya. Jangan sedikit sedikit berdemo, justru jika para guru berdemo dan berunjuk rasa di jalan, hal itu akan merendahkan martabat dan harga diri guru, harga diri korp guru, dan harga diri bangsa, Ingatlah bahwa guru adalah golongan orang yang terdidik dan tugasnya adalah mendidik siswa dan memberi tauladan siswa, maka mari kita gunakan hak bersuara kita dengan cara-cara yang mendidik dan cara-cara yang bijaksana, jangan justru sebaliknya. SUKSES GURU�., SUKSES SISWA�.MAJULAH BANGSA. Bagaimana pendapat anda?





Wednesday, May 20, 2009

DOWNLOAD EBOOK KARYA TULIS ILMIAH BAHASA INGGRIS


Setelah sekian lama, akhirnya saya bisa mewujudkan impian saya untuk saling berbagi dengan menyediakan link untuk DOWNLOAD KARYA TULIS ILMIAH BAHASA INGGRIS. Anda diperkenankan untuk mengunduh karya tulis ilmiah tulisan saya itu secara gratis dan anda juga diperkenankan untuk memanfaatkannya. Untuk yang pertama ini, karya tulis saya yang bisa anda unduh berjudul: PENGGUNAAN KOMIK TERHADAP PEMAHAMAN NOUN PHRASE SISWA DI KELAS VII SMP 2 KEBONAGUNG PACITAN.
Namun ada baiknya, sebelum anda mengunduhnya, anda membaca beberapa paragraf berikut sebagai gambaran awal atas ebook yang akan anda download:
Noun phrase adalah materi yang sederhana dalam pelajaran bahasa Inggris. Tapi meskipun begitu, banyak siswa yang kesulitan dalam mengimplementasikannya. Murid � murid biasanya mengatakan bahwa ini merupakan pelajaran yang mudah. Bahkan sangat mudah.
Banyak siswa yang memahami konsep noun phrase dengan sangat mudah dan cepat. Mereka biasanya dapat memecahkan masalah noun phrase dengan baik sesaat setelah mereka mempelajarinya. Tapi setelah seminggu atau lebih, mereka sudah melupakannya.
Kesalahan yang dibuat oleh siswa biasanya merupakan pengaruh pemahaman awal mereka mengenai noun phrase yang dipakai dalam bahasa Indonesia. Konsep noun phrase dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris memang jauh berbeda. Dalam bahasa Inggris, bentuk noun phrase adalah kata sifat diletakkan sebelum kata benda.
Berbeda dengan itu, bahasa Indonesia menggunakan pola yang berbeda. Noun phrase dalam bahasa Indonesia adalah kata benda diletakkan sebelum kata sifat. Sehingga orang Indonesia akan mengatakan �Jalan Rusak�, �Anak Pandai�, atau �Baju Baru�. Kata �Jalan�, �Anak�, dan �Baju� adalah kata benda. Sedang �Rusak�, �Pandai� dan �Baru� adalah kata sifat yang menerangkan kata benda.
Siswa biasanya mendengar dan menggunakan noun phrase dalam konsep bahasa Indonesia. Maka tidak heran jika mereka kemudian menggunakan konsep Indonesia ini meskipun mereka berbicara dalam bahasa asing.
Berawal dari asumsi ini, saya yakin bahwa pasti ada cara untuk membuat para siswa mendapatkan pemahaman yang utuh mengenai noun phrase dan dapat mengimplementasikannya kapanpun dibutuhkan.
Saya menggunakan komik untuk mewujudkan hal itu. Siswa menyukai film kartun dan komik. Saya sering menjumpai siswa yang mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku cerita selama jam istirahat. Dari berbagai wawancara dengan siswa, saya tahu bahwa siswa sebenarnya lebih menyukai komik daripada buku cerita. Tapi mereka tidak dapat menemukan buku komik di sekolah sehingga mereka pun membacanya meskipun pada akhirnya buku cerita itupun menarik bagi mereka. Di rumah pun mereka juga masih membaca buku komik.

Yang perlu anda ingat adalah bahwa karya tulis yang akan anda unduh ditulis oleh saya, seorang guru SMP yang masih belajar dalam menyusun sebuah karya tulis, untuk itu pasti terdapat banyak kekurangan di sana dan di sini. Kritik dari anda sangat saya harapkan.
Terakhir, jika anda berminat mengunduhnya, mohon untuk menuliskan komentar di bawah ini. Terima kasih.


UNTUK MENDOWNLOAD, SILAHKAN ANDA KLIK LINK DI BAWAH INI:
KARYA TULIS ILMIAH BAHASA INGGRIS

JOKO TIDAK SEKOLAH TAHUN INI


Jika lulus, Joko akan melanjutkan ke SMA tahun ini. Wajahnya beseri-seri tiap kali orang bertanya kepadanya tentang sekolah yang akan dimasukinya. Dia bermimpi bisa sekolah di SMA II, SMA favorit dikotanya. Kabar yang sampai kepada joko, sekolah menengah atas yang dimaksud adalah sebuah sekolah yang berada di dalamnya guru-guru cerdas yang berdedikasi. Fasilitas lengkap yang dimiliki, semakin memoles kualitasnya. Layaknya gincu yang membuat indah bibir wanita. Ruang-ruang kelas dan kantor memang gedung-gedung tua, tapi kekukuhan struktur bangunan membuatnya malah tampak anggun Ditambah lagi, kesejukan yang diciptakan setengah lusin pohon mangga peninggalan zaman belanda. Pohon-pohon besar yang katanya didiami gendruwo turun-temurun itu, malah membuat joko semakin terpikat ingin besekolah disana.
Joko bukan anak yang pintar-pintar amat, tapi dia tidak layak dianggap bodoh. Rangking nilainya selalu antara lima sampai sepuluh. Tak pernah lebih. Anaknya rajin dan sopan, Tidak sombong dan baik hati. Temannya banyak tentu saja. Wajahnya tampan dan tubuhnya semampai. Pandai mendrible bola basket dan lincah menggiring bola. Banyak cewek yang naksir padanya. Anak muda yang nyaris sempurna. Benar, hampir-hampir dia sempurna. Sayangnya, dia anak orang yang tidak kaya.
Bapak joko meninggal karena TBC tujuh tahun lalu. Ketiadaan biaya membuat bapaknya menyerah pada sang batuk darah. Sepeninggalan bapaknya, ibunyalah yang menggantikan mencari nafkah. Sang Ibu bekerja apa saja. Mulai buruh tanam padi sampai menyetrika dan mencuci pakaian kotor orang-orang kaya. Cuma, semenjak enam bulan lalu, ibu Joko mendapatkan bantuan bank untuk menjalankan usaha berjualan es cendol berkeliling dengan gerobak dorong.
Genap setahun berkeliling, setelah mendapat pelangggan yang lumayan, ibu joko memarkir gerobak dorongnya di perempatan jepang bersama orang-rang lain yang juga berdagang makanan kecil. Perempatan jepang adalah perempatan jalan ditengah kota yang ramai. Nama jepang diberikan karena dulu disana berdiri sebuah toko bangunan yang sangat terkenal. toko Matahari namanya. Di depan namanya yang terbuat dari tembok, tergambar lingkaran merah besar dengan latar belakang putih, mirip bendera jepang. Bisa dikatakan perempatan itu berhutang budi pada si toko bangunan. Karena ia menjadi terkenal disebabkan toko yang sudah tak lagi terlihat sisanya lagi kini. Tapi meskipun demikian, perempatan itu tetap saja dipanggil perempatan jepang.
Diatas trotoar perempatan jepang itulah ibu joko menggantungkan harapan. Dari hasil penjualan es cendol, dia makan dan membiayai sekolah joko. Meski berat, semua dijalaninya dengan ikhlas. Setiap hari ibu joko bangun jam tiga pagi untuk memasak dan menyiapkan dagangannya. Jam sembilan pagi, dia harus sudah berjualan di perempatan sampai siang sampai jualannya habis. lalu dilanjutkan berbelanja berbagai kebutuhan di pasar. Sampai dirumah, pekerjaan rumah lain menunggu. Memasak, bersih-bersih, mencuci dan menyetrika. Untung Joko anak yang baik, dia tahu beban yang ditanggung ibunya. Tidak keberatan ia membantu meringankan beban itu.
Kurang lebih enam ratus ribu rupiah yang harus di keluarkan untuk masuk SMA. Nominal itu sangat besar bagi joko dan ibunya. Tapi ibu joko bejanji untuk menyediakan uang itu sebelum pendaftaran dimulai. Kini ibu joko sudah menabung sekitar empat ratus ribu. Mngetahui ini, Joko sedikit nyaman hatinya, impiannya sebentar lagi terwujud.
Siang itu pembeli sepi sekali. Tidak seperti biasanya. Ibu joko menguap beberapa kali. Bosan ia dengan keadaan ini. Ia ingin agar joko bisa sekolah di SMA. Biar jadi anak pintar ia, biar hidupnya tidak seperti dirinya. Begitu do�a yang terus-menerus dilantunkan. Tapi siang ini kemana pembeli pergi?.
Sekonyong-konyong ia mendengar ribut-ribut di kejauhan. Belum sempat ia mencari tahu apa, dia telah melihat para polisi pamong praja yang menarik-narik gerobok dan menurunkan tenda dengan paksa. Dia mendengar jeritan dan makian yang silih berganti. Celaka, hari ini ada operasi. Pemerintah kota melarang dirinya dan teman-temannya berdagang disekitar perempatan. Mengganggu ketertiban dan merusak pandangan katanya. Tentu ia dan teman teman lain menolak perintah itu. Tiap hari ia membayar retribusi. Mengapa sekarang ia harus pindah? Kemudian jika pindah, apakah pemerintah bisa menjamin rejeki sebanyak sekarang?
Tapi untuk saat ini, dialog bukan sesuatu yang berguna. Maka ia mengemasi daganganya dan mendorong gerobaknya menjauh dari petugas. Tapi sepertinya terlambat, Dia merasakan tangan kuat menarik pundaknya. Dan tangan lain merampas gerobaknya dengan kasar. Dia kalap. Gerobak itu adalah hidup anak dan dirinya, harus dibela, demikian batinnya.
Maka ia bersumpah serapah memukuli para petugas sebisanya. Melempari mereka dengan es batu. Tapi para petugas terlalu banyak dan tubuh mereka terlalu kuat. Dua petugas memegang tangan dan kakinya. Dia beteriak-teriak semakin serak dan berubah menjadi tangisan saat cendol yang dibuat semalam berhamburan ketika petugas menaikkan gerobak ke atas truk. Di mata ibu joko cendol itu berubah menjadi mimpi joko yang pecah berhamburan.

400 UNIVERSITAS BESAR DUNIA


Tiga Universitas kita masuk dalam 400 universitas besar dunia. Ketiga universitas itu adalah Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), serta Universitas Indonesia (UI). Sedangkan beberapa universtas lainnya masuk dalam 500 universitas besar dunia. Mereka adalah Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro. Universitas Brawijaya (Unibraw) berada di peringkat 502 besar dunia.
Agar dapat menjadi universitas berkelas internasional, Pemerintah telah mengeluarkan miliaran rupiah.
Namun sayang, untuk kelas menengah ke bawah, universitas � universitas di negeri kita masih tergolong mahal. Akan sangat ironis jika universitas yang telah masuk jajaran internasional itu ternyata tidak dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Dulu kampus seperti UGM terkenal sebagai kampusnya wong ndeso yang miskin namun tetap dengan kualitas pendidikan yang berkelas. Sekarang, nampaknya label kampusnya wong ndeso itu tidak lagi melekat padanya. Banyak sekali orang tua yang mengeluhkan mahalnya biaya pendidikan tinggi di negeri ini.

Tuesday, May 19, 2009

LAGU MAYDAY KARTIKA JAHJA


Saya terlambat mengenal Tika (28), cewek solo yang menciptakan lagu Mayday. Lagu Mayday, ciptaannya dijadikan sebagai salah satu lagu resmi serikat buruh yang berkantor pusat di Detroit.
Berawal dari keisengan, kata Tika, lagu Mayday itu ditulis. Setelah jadi Tika kemudian mengunggahnya ke situs Tika on Myspace Music miliknya. Tak dinyana, ternyata banyak orang yang mengapresiasi lagunya. Lagu Mayday ciptaannya diunduh oleh ratusan orang dari mancanegara. Salah satu radio di Detroit bahkan meminta izin untuk memutar lagu itu beberapa hari sebelum hari buruh, 1 Mei kemarin.
Inilah potongan lirik lagu Mayday ciptaan Tika:
Rise and shine
don't go to work today
teachers and strippers alike
realize we're one and the same

cause it's mayday first of may
gonna march the streets today
yes it's mayday first of may
merry merry labour day


Tika yang lulusan LaSalle College and Art Institute of Seattle tahun 2003 ini menyuarakan persamaan hak melalui lagunya. Namun bagi saya, ketika mengetahui sejarah Tika, meletus pertanyaan: kapan bisa membuat murid - murid saya di desa melek teknologi sehingga bisa memasarkan apapun yang bisa mereka ciptakan melalui internet? Murid - murid saya juga banyak yang berbakat di berbagai hal. Sayang sekali, internet masih relatif mahal.

Monday, May 18, 2009

KEDOKTERAN INDONESIA DIMINATI ASING


Pendidikan Kedokteran di Indonesia ternyata diminati oleh mahasiswa asing. Terakhir juga saya ketahui, dari KOMPAS pagi ini, bahwa pendidikan Farmasi dan Sastra juga banyak diminati oleh mahasiswa asing. Bahkan, ada anggapan bahwa pendidikan Kedokteran di Indonesia tidak kalah dengan pendidikan Kedokteran di Amerika. Ini tentu menggembirakan kita semua setelah tersiar kabar yang sangat kencang bahwa pendidikan di Indonesia kurang bermutu.
Namun meskipun minat mahasiswa asing untuk belajar di Indonesia bisa digunakan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa pendidikan di Indonesia juga bermutu, jangan sampai hal ini kemudian merampas hak mahasiswa Indonesia untuk mendapatkan kesempatan meraih pendidikan yang terbaik di negerinya sendiri. Jangan sampai penerimaan mahasiswa asing mengurangi kuota penerimaan mahasiswa Indonesia.
Mahasiswa asing di Indonesia dikenai uang pangkal 12.000 dollar Amerika atau sekitar 144 juta rupiah dan 300 dollar, sekitar 30 juta rupiah, untuk tiap semester. Sedangkan mahasiswa Indonesia hanya dikenai biaya 600 sampai 750 ribu rupiah persemester. Bahkan mahasiswa tidak mampu bisa mengajukan keringanan biaya.
Disinilah masalahnya. Universitas - universitas di Indonesia memerlukan biaya yang besar untuk operasional. Kita khawatir jika untuk memenuhi biaya - biaya itu kemudian mereka menelantarkan calon mahasiswa Indonesia dan lebih memprioritaskan mahasiswa asing.
Mudah - mudahan tidak. Maju terus pendidikan Indonesia.

MENGARTIKAN KEPANDAIAN ANAK DENGAN BENAR



Oleh Mudzakkir Hafidh

Hee�.hee�.hee�.selamat dan sukses ya.., anda telah bergabung dalam blog pendidikan, semoga blog ini sedikit membawa pencerahan bagi kita semua, terutama dalam memandang permasalahan pendidikan di Indonesia. Kali ini saya ingin membahas tentang cara pandang masyarakat tentang difinisi anak atau siswa yang pandai. Beberapa guru ketika berbincang di kantor selepas mengajar membicarakan siswa tertentu, misalnya Andi itu anak pandai karena setiap ulangan nilainya hampir sempurna, rata-rata nilainya 95, lain lagi dengan Nia dan Mita, Nia anak yang pandai karena nilai matematika dan bahasa inggrisnya dalam setiap ulangan pasti sempurna yaitu 100, diapun selalu rengking I di kelasnya, Sedang Mita juga tergolong anak pandai karena ia sering menjadi juara dalam lomba-lomba mata pelajaran,


Para orang tua juga begitu, mereka memuji anak sendiri atau anak orang lain karena anak tersebut nilainya senantiasa bagus dan sering mendapat penghargaan atau hadiah karena prestasinya tersebut. Bahkan banyak orang tua menyalahkan dan memarahi anaknya gara-gara ia mendapat nilai jelek. Singkat kata, para guru, orang tua serta masyarakat sering mengukur kepandaian seorang anak dari hasil belajar yang berupa nilai-nilai atau angka-angka dari setiap pelajaran yang dipelajari. Pertanyaannya, apa itu salah?

Perbaikan Cara Memandang

Pembaca yang budiman, cara pandang seperti kasus di atas memang tidak salah, tapi kurang sempurna, yaitu kurang utuh dalam memandang seluruh potensi kecerdasan seorang anak, anak hanya dipandang dari satu sisi yaitu sisi intelektual atau sisi kognitifnya saja, tanpa melihat sisi kemampuan sikapnya (afektif) dan kemampuan keterampilannya (psikomotor).

Karena cara pandang seperti itu, banyak guru dan orang tua lebih memperhatikan kemampuan pemahaman siswa (kognitif) dari kemampuan-kemampuan yang lain. Segala daya upaya guru dan orang tua hanya bermuara pada pencapaian nilai atau angka tinggi dalam setiap ulangan, mereka kurang memperhatikan bagaimana sikap anak tersebut, sopan santun, perilaku, ucapan dan tindak-tanduk pada orang tua, guru, sesama temannya, dan pada orang lain. Begitu juga keterampilan siswa juga kurang diperhatikan, yang meliputi keterampilan beribadah (Spritual Skill), keterampilan berbicara dan berkomunikasi (Communication Skill), keterampilan mengadakan penelitian ( Mini Research Skill), keterampilan bersosialisasi dan bermasyarakat (Social Skill), keterampilan memecahkan masalah (Solve and Problem Skill) serta keterampilan menggunakan peralatan teknologi tertentu, misalnya penguasaan internet, keterampilan menggunakan computer dan lainnya.

Yang lebih parah lagi, pemerintah juga mendukung cara pandang yang salah tersebut, buktinya, dalam ujian nasional tidak ada materi uji sikap dan uji keterampilan. Pemerintah berdalih, hal itu sudah menjadi kewajiban sekolah, karena yang menentukan kelulusan seorang siswa seyogyanya menurut standar evaluasi pendidikan nasional adalah sekolah, bukan pemerintah, pemerintah hanya membuatkan standar kelulusan siswa saja. yang didalamnya ada penilaian sikap dan keterampilan. Meskipun pemerintah berdalih seperti itu, tapi kenyataannya, siswa dikatakan lulus atau tidak ya tergantung pada hasil unasnya saja. bagaimana ini ya?

Bukti yang kedua, pada setiap tes penerimaan pegawai negeri di departemen manapun termasuk di Departemen Pendidikan dan di Departemen Agama, materi yang diujikan ya seputar tes kognitif, misalnya tes potensi akademik, tes bakat dan minat, tes materi substansial dan lainnya. Tidak ada tes uji sikap atau uji keterampilan, maka tidak heran ketika di terima, beberapa dari mereka melakukan tindakan yang kurang sopan, ibadahnya juga kurang, bahkan yang lebih parah, mereka ada yang tidak bisa mengetik di computer, internet apalagi. Wah�wah� bagaimana penyelenggaraan negara bisa bagus, kalau SDM yang terpilih seperti itu.

Oleh karena itu mari kita rubah cara pandang kita terhadap seorang anak atau siswa, anak dikatakan pinter, cerdas, pandai bukan hanya dari segi kognitif saja yang bagus, namun dari segi afektif (sikap) dan keterampilan ( skill) juga harus bagus. Bahkan dalam komunitas perusahaan besar di dunia sekarang berubah dalam memandang kapasitas dan kepandaian seseorang, menurut mereka, justru orang yang pandai dan mendapat kesempatan untuk memimpin perusahaan peringkat pertama adalah orang yang mempunyai kemampuan mengendalikan emosi dan mempunyai integritas sikap yang baik, misalnya kejujuran, tanggung jawab, kepemimpinan dan lainnya, baru peringkat selanjutnya adalah karena keilmuwan mereka dan kemampuan skill mereka. Bagaimana pendapatmu?


Sunday, May 17, 2009

PRESTASI GURU BERSERTIFIKAT


Banyak kalangan yang menginginkan agar ada pengawasan tindak lanjut atas guru yang telah tersertifikasi. Mereka khawatir jika telah tersertifikasi, kinerja guru tidak malah naik tapi malah merosot atau jalan di tempat. Usulan mengenai hal ini tentu baik dan perlu disambut dengan tangan terbuka dan menyegerakan realisasi. Karena harus diakui bahwa mental kebanyakan kita masih merupakan mental orang yang perlu diawasi.
Namun, apakah pengawasan � pengawasan itu akan efektif di lapangan? Saya pesimis. Kita masih berbudaya rikuh pakewuh, malu dan tak cukup mental jika berada di garis depan perbaikan. Lingkungan yang sama sekali berbeda dengan idealisme kita seringkali malah menggerus kepribadian kita untuk kemudian larut di dalamnya. Maka, meskipun ada pengawasan, bukan tidak mungkin jika pengawasan itu juga masih sebatas formalitas menggelikan.

INDONESIA TERUS TUMBUH


Indonesia terus tumbuh. Terakhir Negara tercinta ini tercatat sebagai Negara dengan pengguna Facebook tertinggi. Ha ha ha ha ha. Kita tidak perlu bangga dengan ini. Kemarin saya posting mengenai Arie Ardiansyah. Kalau untuk orang seperti dia kita harus bangga karena ia tidak hanya menjadi pengguna, ia pencipta. Bukan sekedar konsumen sebagaimana negara - negara lain telah mengecap kita. Kalau disebut sebagai pengguna saja, meskipun pengguna tertinggi, harusnya kita introspeksi. Jangan - jangan kita sudah terbiasa ikut - ikutan, latah. Ingat, sekedar menjadi pengguna dari produk moderen bukan berarti kita menjadi moderen.
Berikutnya kita juga tercatat sebagai Negara yang suka tersenyum dan menyapa. Tidak main � main, kita menempati urutan tertinggi dalam hal ini. Kalau untuk yang satu ini kita harusnya bangga dan terus menerus memeliharanya. Kita harus tetap dikenang dunia sebagai Negara yang ramah dan aman bagi siapa saja.

Saturday, May 16, 2009

RHOMA IRAMA, HAMDAN ATT DAN IDA LAILA


Dulu saat kecil, ayah saya seringkali mendendangkan lagu �Penasaran� Rhoma Irama atau �Gubuk Bambu� Hamdan ATT. Dulu televise masih sangat minim sekali. Hanya orang � orang kaya yang memiliki T.V. Karena itulah kami seringkali pergi ke rumah tetangga yang kaya untuk menonton televisi.
Saat itu, Ida Laila bernyanyi di televisi. Kata orang � orang, Ida Laila itu mirip ibu saya.
Sekarang setelah dewasa, tiap kali saya mendengar lagu �Penasaran� Rhoma Irama atau �Gubuk Bambu� Hamdan ATT atau �Sepiring Berdua� Ida Laila, saya teringat kenangan masa kecil saya.
Harus dicermati disini bahwa, masa kecil adalah masa penting untuk menanamkan nilai � nilai. Kita tidak boleh menyia � nyiakan masa kecil anak � anak kita. Karena dengan mengajarkan nilai � nilai saat mereka masih kecil, nilai � nilai itu akan tetap tertanam hingga dewasa.

ARIE ARDIANSYAH


Ini adalah kisah tentang Arie Ardiansyah, 22 tahun, gitaris band Disconnected, lulusan fakultas pertanian Universitas Padjadjaran Bandung jurusan ilmu tanah. Pada awalnya, ia merasa bosan menggunakan amplifier analog dan stompbox ketika bermain bersama bandnya. Ia menginginkan pemroses sinyal audio digital yang dapat melahirkan berbagai efek suara gitar sesuai harapannya.
Apa yang dilakukannya? Ia mengulik internet. Mendapatkan berbagai informasi mengenai audio plug in yang diinginkannya dan bertekad untuk membuat sendiri pemroses sinyal audio itu. Mulai November 2006 ia belajar secara otodidak. Membeli buku � buku tentang pemrograman dan pemrosesan sinyal digital lengkap dengan kamus bahasa Inggris, karena buku � buku itu umumnya ditulis dalam bahasa Inggris, serta buku fisika dan matematika.
Setelah berkali � kali gagal dan kehilangan semangat, akhirnya ia mampu juga membuat plug in buatannya sendiri. Kini plug in yang diberi nama Aradaz VST Plug In itu bisa diunduh secara gratis di blognya http://aradaz.blogspot.com.
Sayangnya sedikit sekali orang seperti Arie ini. Orang yang tidak merasa cukup hanya dengan menjadi konsumen. Arie Ardiansyah bukan seorang yang konsumtif.

Friday, May 15, 2009

SOLUSI!, BUKAN SEKEDAR WACANA


Kwik Kian Gie pernah berkisah tentang kebiasaan Presiden Indonesia pertama, Soekarno, ketika memimpin sidang kabinet. Konon kabarnya, Presiden sering tidak memakai sepatu ketika memimpin sidang melainkan hanya memakai sandal saja. Di saat sidang itu, para menteri bebas mengemukakan pendapatnya mengenai apa yang hendaknya perlu dilaksanakan oleh pemerintah. Tapi ternyata, Presiden Soekarno tidak puas hanya dengan mendengarkan segala sesuatu tentang apa yang perlu dicapai melainkan beliau juga menginginkan cara terkongkret untuk mencapainya. Nah, jika sang menteri tidak mampu menjawab cara untuk mencapainya, Presiden Soekarno akan mengangkat kakinya ke meja dan menunjuk jempol kakinya seraya berkata: �Kalau cuma begitu, dan weet mijn grote teen ook.� Arti dari bahasa Belanda dan weet mijn grote teen ook adalah jempol kaki saya juga tahu.
Betapa banyak orang berwacana saat ini. Tentang segala sesuatu. Tapi saat mereka ditanya tentang apa langkah kongkret untuk bisa mencapainya, rata � rata mereka diam tak berbicara. Banyak sekali masalah di negeri ini yang memerlukan pemecahan. Maka, setiap orang mestinya, berusaha untuk memecahkan masalah yang muncul itu sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya.
Buku pelajaran, biaya pendidikan atau tentang Ujian Nasional menjadi masalah serius bagi pendidikan di Indonesia. Melihat itu semua, mestinya kita tidak terburu � buru berwacana tentang apa yang seharusnya dilakukan tetapi dengan serius berpikir untuk mencari jalan keluar atas permasalahan itu. Nampaknya setiap orang harus membaca novel Andrea Hirata, Laskar Pelangi, agar terinspirasi. Bu Guru Muslimah, dalam novel itu, tidak mengeluh atau banyak bicara tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh Pemerintah untuk memajukan pendidikan melainkan dengan ikhlas mengajar murid � muridnya yang rata � rata berasal dari keluarga miskin.
Banyak berwacana sama artinya dengan OMDO, omong doang. Sudah waktunya kita berhenti bicara dan mulai berpikir tentang kemungkinan � kemungkinan yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan kita.

Wednesday, May 13, 2009

GREAT TEACHER ONIZUKA



Dulu, ada sebuah drama seri Jepang yang ditayangkan di Indosiar yang mempengaruhi saya untuk menjadi guru di kemudian hari. Drama itu adalah Great Teacher Onizuka. Dikisahkan bahwa Eikicki Onizuka, seorang pemuda berandalan berumur 22 tahun yang berminat menjadi guru.



Perilakunya yang buruk dan prestasi akademisnya yang jelek membuat ia tidak di terima bekerja sebagai guru.




Namun akhirnya ia menjadi guru juga setelah sebuah insiden terjadi.



Ternyata, guru Onizuka yang eksentrik ini bisa menyelesaikan semua permasalahan yang terjadi pada murid � muridnya dengan cara � cara yang tidak biasa. Meskipun guru � guru lain tidak menyukainya, ia, dengan caranya sendiri, telah merebut perhatian siswa. Sesuai dengan judulnya, guru dalam drama ini memang hebat.



Karena drama itu saya menjadi guru, meskipun bukan satu � satunya sebab.

Tuesday, May 12, 2009

�BANDIT� ITU TELAH LAHIR


Seorang guru mengeluhkan perilaku murid � muridnya yang telah mengikuti Ujian Nasional baru � baru ini. Mereka Nampak sekali meremehkan guru dan sekolah. Ada beberapa dari mereka yang tidak takut � takut lagi merokok di lingkungan sekolah. Ada dari mereka yang tidak lagi masuk sekolah setelah menyelesaikan Ujian Nasional sehingga guru kalang kabut mencarinya karena masih ada Ujian praktek dan Ujian sekolah yang harus diikuti oleh siswa. Seolah � olah Ujian itu merupakan kepentingan sekolah dan guru. Bukan kepentingan siswa sendiri.
Saat saya tanya apakah ketika Ujian Nasional sekolah telah melakukan kecurangan dengan memberi jawaban kepada peserta ujian, ia membenarkan. Tentu saja siswa menjadi sedemikian itu. Dalam benak mereka terdapat asumsi bahwa kelulusan atau ketidak lulusan siswa merupakan kepentingan sekolah. Bukan kepentingan mereka lagi. Jadi mereka beranggapan bahwa apapun yang mereka lakukan, mereka akan tetap lulus. Sekolah dan guru tidak lagi berwibawa di depan siswa.


Upppss. Tiba � tiba saya terbangun. Setelah benar � benar pulih dari kesadaran, saya bersyukur. Ternyata saya baru saja bermimpi. Saya bersyukur karena kecurangan itu tidak terjadi di dunia nyata. Saya bersyukur bahwa tidak ada kecurangan saat Ujian Nasional di bumi pertiwi ini.

SEPULUH ALASAN BERSEPEDA


Saat anda membaca artikel ini, mungkin anda telah menggunakan sepeda sebagai alat transportasi sehari � hari atau anda tertarik untuk menggunakannya sebagai alat transportasi utama. Berikut ini adalah sepuluh alasan mengapa kita tidak salah jika memilih sepeda sebagai alat bepergian:
1. Merdeka
Bersepeda akan memberi anda perasaan merdeka, sebuah perasaan yang tak anda dapatkan jika anda mengendarai mobil. Bersepeda menaiki bukit umpamanya, akan memberi anda rasa gembira, anda tentu tak bisa menaiki bukit dengan naik mobil anda. Bersepeda juga akan memberi anda kemerdekaan yang lebih besar dalam menentukan tujuan. Dengan bersepeda, anda bisa melewati gang sempit ataupun menerabas. Anda bisa bepergian kemana saja dengan sepeda di saat mobil tidak bisa melakukannya.
2. Lebih cepat
Di jalanan yang macet, sepeda merupakan alat transportasi yang cukup cepat. Juga, dengan bersepeda, anda juga tidak perlu repot mencari tempat untuk parkir. Anda bisa memarkir sepeda anda di mana saja anda berhenti.
3. Menghemat Uang
Coba bandingkan harga sebuah sepeda dengan mobil, atau sepeda motor. Dengan harga bahan bakar minyak yang membumbung, sepeda tentu dapat menghemat pengeluaran anda. Cycling Weekly bulan juni melaporkan bahwa membiarkan mobil di garasi, tidak dikendarai, selama satu minggu bisa menghemat 150 dollar.
4. Melangsingkan Badan
Bersepeda adalah cara paling baik untuk melangsingkan badan. Berbelanja atau berjalan � jalan pun bisa dilakukan dengan bersepeda sehingga orang yang sibuk sekalipun bisa tetap berolahraga. Bersepeda jauh lebih murah daripada pergi ke tempat latihan senam. Semakin banyaknya keluhan mengenai obesitas, sepeda bisa menjadi solusi terbaik.
5. Kesehatan
Bersepeda baik untuk jantung dan bisa mencegah sakit jantung. Penyakit jantung merupakan penyakit paling mematikan di Negara � Negara berkembang. Pola hidup yang tidak sehat juga merupakan pemicu penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi. Anda bisa mengandalkan sepeda.
6. Melepaskan Stress
Bersepeda bisa menghilangkan stress karena masalah yang kita hadapi. Dengan berolahraga, tubuh akan mengeluarkan senyawa serontin yang merupakan zat yang membuat kita gembira. Setelah bersepeda, seringkali kita bisa memandang suatu permasalahan dengan sudut pandang yang berbeda.
7. Egaliter
Dengan bersepeda, tidak akan ada kesenjangan antara orang yang kaya ataupun miskin.
8. Mengurangi Dampak Pemanasan Global
Sepeda tidak mengeluarkan polusi dan emisi karbon dioksida. Sepeda memiliki peran penting dalam mengurangi polusi dan menanggulangi pemanasan global di masa mendatang
9. Aman
Orang bisa mati karena kecelakaan mobil. Memang kecelakaan sepeda bisa mengakibatkan luka, namun tidak akan sefatal jika kita mengendarai mobil.
10. Menyenangkan
Berulangkali sepeda dianggap sebagai penemuan paling populer sejak 200 tahun lalu. Bersepeda itu menyenangkan.


Tulisan di atas merupakan tejemahan bebas dari artikel yang berjudul 10 Reasons to Take Up Cycling

PERLUNYA SERVICE EXCELLENT BAGI GURU


Wahai pembaca, hari saya ingin menulis tentang pentingnya service excellent bagi guru, sebenarnya saya ingin menulis topik ini sejak lama, saya begitu gemas ketika saya mengurus sesuatu di kantor pemerintahan atau kantor sekolah dan menjumpai karyawan, pegawai bak patung, yang diam membisu, kurang ramah, kurang senyum, acuh tak acuh. Saya kadang heran mereka digajih kan karena pelayanan mereka, tapi mengapa mereka tidak melayani dengan sepenuh hati, apalagi kalau sudah siang, mereka sudah capek, wah�salah sedikit, mereka bisa emosi. Hee��hee�.kok gitu ya� biasanya kalau saya dalam posisi mengurus sesuatu seperti itu, saya harus berusaha menyiapkan diri agar tidak terpancing, berusaha sabar, merendah, sedikit agak bodohi, biar mereka mau melayani dengan baik.


Beda dengan karyawan atau teller bank, mereka menyambut setiap tamu atau nasabah dengan senyum yang mengembang, menyapa dengan sapaan yang halus dan sopan, �selamat pagi pak�, �selamat siang pak�, selanjutnya mereka menawarkan diri untuk membantu nasabah tersebut, dengan sapaan , �bisa dibantu pak?� wah �wah.. kita dihormati dan dihargai. Akhirnya kitapun puas dan menyampaikan ke orang lain bahwa bank tersebut layak/recommended untuk menyimpan uang kita.

Bagaimana dengan guru, seringkali kita juga mendengar bahwa kalau ada wali murid atau orang tua yang datang ke sekolah menanyakan tentang perkembangan anaknya, kadang guru juga kurang ramah, kurang senyum dan acuh tak acuh dalam melayani, lebi parah lagi kepala sekolahnya sama juga, wah�wah�heeeebat. Nah disinilah pentingnya service excellent bagi guru, agar guru dapat melayani siswa, orang tua, dan para tamu sekolah dengan pelayanan yang prima atau istilahnya adalah best service (servis yang terbaik) dalam keadaan dan kondisi bagaimanapun sebagaimana karyawan atau teller bank di atas.

Dalam materi service excellent, kita dituntut untuk melayani dengan sebaik-baiknya, senyum harus mengembang, berbicara harus lugas dan jelas, tidak bertel-tele, komunikasi nampak akrab, bagaimana mengakhiri pembicaraan tamu yang kebablasan dan betele-tele dengan cara yang sopan, bagaimana bahasa tubuh dan mimik wajah yang menandakan kehangatan dan keakraban, dan sebagainya.

Saya tidak dapat membayangkan jika para karyawan di kantor-kantor pemerintah yang bertugas dalam pelayanan masyarakat melayani masyarakat dengan cekatan, sabar dalam membimbing dan lugas dalam menerangkan, jika para guru di seluruh negeri ini melayani siswa, orang tua dan tamu sekolah dengan baik, sopan, senyum senantiasa mengembang, dan sabar. Maka saya yakin. Masyarakat akan senang, mereka datang mengurus urusannya masing-masing tidak menyuruh calo, tidak menyuruh pembantu, mereka tidak takut apalagi ogah-ogahan. Sesungguhnya biang percaloan di Indonesia ini diantara salah satu sebabnya adalah kurangnya service excellent dibagian pelayanan. Bagi dunia pendidikan, dengan dikembangkannya service excellent bagi guru di semua sekolah, maka orang tua tidak merasa takut datang ke sekolah dan tidak segan mengkomunikasikan perkembangan putranya. Jika hal itu terjadi maka tinggal nunggu kebangkitan negeri ini. Lho kok bisa?

Begini, tugas membimbing seorang anak itu yang utama adalah orang tua, guru hanya membantu membimbing di sekolah, dengan keterbatasan waktu, maka guru tidak dapat mengawasi terus menerus siswanya, nah, inilah tugas orang tua di rumah. Jika ada kerjasama dan komunikasi aktif antara orang tua dan guru, maka hampir 90 % permasalahan siswa akan teratasi, Dan hal akan secara otomatis akan meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, baik kognitif, afektif maupun psikomotornya. Jika hasil belajar siswa berkualitas maka kualitas bangsa akan meningkat. Bagaimana pendapat anda?

Oleh mudzakkir Hafidh

Monday, May 11, 2009

BANGGA DENGAN KEMANDIRIAN


Kami mengikuti sosialisasi Lesson Study selama tanggal tujuh sampai Sembilan mei kemarin. Ketika berangkat, bayangan saya, Lesson Study adalah sebuah metode pembelajaran baru yang perlu dicoba oleh guru � guru SMP seperti saya. Maka, dengan rasa apatis yang sama saat mengikuti acara � acara serupa, saya berangkat. Mengapa saya apatis? Guru � guru telah berulangkali mengikuti berbagai pelatihan metode pembelajaran yang terbukti efektif. Tapi pelatihan � pelatihan semacam ini bisa dikatakan percuma saja karena dalam tataran praktek, tak ada yang melaksanakannya. Jikalaupun ada yang menerapkan dalam pembelajaran yang dilaksanakannya, kontinuitasnya sangat sulit diharapkan.
Namun ternyata saya salah. Lesson Study bukanlah sebuah metode pembelajaran seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Lesson Study, ternyata, merupakan usaha dalam meningkatkan pembelajaran seorang guru dengan cara berkolaborasi dengan guru lain untuk merancang, mengamati, dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan. Pada mulanya, Lesson Study ini dilaksanakan di Jepang. Bahkan ia telah dilaksanakan di sana sejak kira � kira 100 tahun lalu. Jadi tidak berkelebihan jika dikatakan bahwa Lesson Study itu merupakan sesuatu yang asli Jepang. Di Jepang, Lesson Study disebut dengan jugyokenkyu � jugyo berarti pembelajaran dan kenkyu berarti studi/kajian. Oleh seorang yang berkebangsaan Amerika, Catherine Lewis, jugyokenkyu diterjemahkan dengan Lesson Study.
Ketika kami mendengarkan asal muasal Lesson Study itulah seorang teman, mengangkat tangannya dan berkata setelah dipersilakan: �Mengapa kita berulang kali memakai metode � metode dari luar negeri yang belum tentu sesuai dengan budaya kita? Mengapa kita tidak mengembangkan metode kita sendiri seperti Sorogan yang telah dan masih terus dipraktekkan di pesantren � pesantren di Indonesia?�. Benar juga katanya. Bukankah metode � metode seperti CTL, Jigsaw dan lain � lain itu merupakan produk barat? Sekarang kita mengadopsi jugyokenkyu yang asli Jepang. Mengapa kita tidak menciptakan metode � metode yang sesuai dengan karakter orang � orang Indonesia?
Sangat debatable. Tapi teringat dengan teori yang mengatakan bahwa orang atau komunitas yang lemah cenderung akan terpengaruh oleh orang atau komunitas yang lebih kuat. Tingkat kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah. Wajar jika Indonesia banyak mengadopsi metode � metode dari Negara � Negara yang lebih maju.
Namun, perkataan teman saya perlu sekali mendapatkan perhatian. Kapan waktunya bagi kita untuk bangga dengan pemikiran � pemikiran kita sendiri?

Sunday, May 10, 2009

SIAPA YANG SALAH?


Pagi itu, di kamar Hotel Palem Asri, Batu Malang, sambil menunggu waktu pembukaan acara diklat Lesson Study, saya dan dua orang teman sekamar mendiskusikan siapa yang salah antara pria dan wanita ketika terjadi perselingkuhan diantara mereka. Diskusi ini terjadi tiba � tiba setelah kami mengikuti pemberitaan di T.V. mengenai kelanjutan kasus Antasari Azhar. Teman saya kukuh berpendapat bahwa Antasari lah yang salah karena tidak mempertahankan moral aparatnya dengan menyelingkuhi Rani. Tapi saya berpendapat lain. Menurut saya yang salah adalah Rani karena telah �menggoda� Antasari. Ketika teman saya semakin ngotot dengan pendapatnya, saya berkata:
�Tuhan telah menciptakan segala sesuatu dengan sangat � sangat detil. Anda masih ingat Hukum Newton I tidak? Hukum Newton I, yang dikenal sebagai Hukum Kelembaman, berbunyi: �Setiap benda akan tetap bergerak lurus beraturan atau tetap dalam keadaan diam jika tidak ada resultan gaya yang bekerja pada benda itu.� Artinya, Antasari sebenarnya orang yang lurus. Dia menjadi melenceng karena kelakuan buruk Rani yang mempengaruhinya.�
Sayang sekali, perkataan saya yang sebenarnya masih bisa dibantah itu didiamkan oleh teman saya.

Saturday, May 9, 2009

PULANG


Tadi malam jam sembilan saya sampai di rumah. Setelah mandi, shalat, dan makan, saya pengennya segera ngeblog. Tapi tiba - tiba, peett, lampu mati. Sebentar kemudian lampu menyala lagi. Tapi begitu komputer saya nyalakan, peett, lagi - lagi lampu mati. Wah kasihan komputer saya.
Banyak yang bisa saya ceritakan selama tiga hari di Batu, Malang. Tapi mungkin butuh beberapa saat untuk mengumpulkan ingatan dan menuliskannya. Mudah - mudahan sore ini saya sudah bisa memposting tulisan dari ingatan yang bisa saya kumpulkan selama di Batu.

Friday, May 8, 2009

MERUBAH TATA PANDANG FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN UNJUK KERJA

Oleh Aries Musnandar

Kalau saat ini kita tanyakan kepada para guru, siapa anak yang terbaik di kelas, maka sang guru biasanya tentu akan menunjuk seorang anak yang secara intelektual cerdas dan juara kelas. Di lingkungan kampus, mahasiswa sukses dinilai dari indikator Indeks Prestasi (IP), semakin tinggi IP mahasiswa semakin berhasil dia dimata civitas akademika. Beragam Ujian Nasional dan tes masuk sekolah dan perguruan tinggi mengindikasikan bahwa kecerdasan intelektual atau kemampuan berpikir kognitif sangat diperhatikan dan dipentingkan dalam pendidikan kita. Bahkan, di dunia kerja para perekrut dan pimpinan perusahaan memberikan persyaratan awal yaitu para calon karyawan harus memiliki IP akademik yang relatif tinggi. Kemudian, para pelamar kerja tersebut ketika mengikuti seleksi masuk perusahaan akan menghadapi sejumlah tes yang lebih mengarah untuk mengetahui tingkat kemampuan intelektual pelamar.


Fenomena yang diungkap diatas menunjukkan bahwa kecerdasan oleh sebagian orang tereduksi menjadi sebatas kemampuan intelektual dan dipandang sebagai kunci sukses hidup. Seolah-olah hanya dengan kecerdasan intelektual yang tinggi kita akan dapat memecahkan berbagai persoalan hidup dengan baik. Padahal, kemampuan intelektual lebih tepat untuk mengatasi masalah bersifat akademik atau yang menuntut kemampuan berpikir kognitif saja. Tolok ukur tingginya kecerdasan intelektual seseorang dapat dicermati dari hasil skor IQ (Intellegence Quotient). Menurut para ahli Psikologi Pendidikan, IQ adalah sesuatu yang telah dibawa seseorang sejak lahir dan tidak bisa berkembang banyak. Namun, dalam dunia pendidikan dan sektor di luar pendidikan secara praksis kita sering jumpai suatu tata pandang bahwa kecerdasan intelektual menjadi suatu kriteria dan faktor penentu keberhasilan seseorang. Semakin tinggi skor IQ individu, semakin tinggi kecerdasan intelektualnya, yang berarti dalam tata pandang ini individu tersebut akan dianggap sebagai orang yang sukses dan berhasil.

Pada awalnya banyak pihak melihat keberhasilan seseorang dikaitkan dengan tingkat IQ. Makin tinggi skor IQ seseorang, menurut asumsi semula, akan semakin �sukses� hidupnya. Belakangan terdapat sejumlah temuan menarik yang menunjukkan bahwa ternyata ada aspek lain yang berperan dan menjadi faktor penentu keberhasilan seseorang. Aspek lain itu disebut dengan Emotional Intelligence (EI). Temuan ini menunjukkan bahwa kecerdasan dapat diperluas tidak hanya berupa kemampuan intelektual tetapi juga kecakapan emosional. Bahkan dari berbagai penelitian dan pengamatan praksis di dunia usaha terdapat hubungan yang cukup signifikan antara kecakapan emosional dan keberhasilan seseorang dalam menampilkan unjuk kerja yang terbaik (top performer). Ternyata, 80% keberhasilan ini disumbangkan dari faktor EI, sedangkan, 20% lainnya berasal dari aspek IQ atau kemampuan intelektual. Hal ini bukan berarti IQ tidak penting sebab IQ atau kecerdasan intelektual diperlukan untuk menguasai keahlian bersifat akademik dan kompetensi teknis (hard skills).

Antara EI dan IQ
Dunia kerja merupakan dunia interaksi antara berbagai macam perilaku manusia dengan sejumlah watak dan tipe kepribadiannya masing-masing. Anak-anak didik termasuk mahasiswa pada akhirnya pun kebanyakan akan mencari pekerjaan. Ketika berinteraksi dengan orang lain di tempat kerja, mereka memeerlukan suatu kecakapan tertentu dalam mengimplementasikan keahlian akademik atau teknikal yang dimilikinya. Kecakapan dimaksud diantaranya kemampuan dalam mengelola dirinya sendiri (intra-personal skills) dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain (inter-personal skills). Kedua kecakapan ini di dunia usaha dan industri sering disebut dengan soft skills atau kecakapan pendukung..

Antara EI dan kecakapan pendukung memang berkaitan, karena EI ibarat �engine� atau mesin bagi sebuah mobil yang bernama kecakapan pendukung. Mesin yang selalu di rawat keberadaannya akan membuat mobil berjalan dengan baik. Seseorang yang memiliki kemampuan akademik dan teknikal tinggi tidak akan bisa menjadi Star Performer tanpa penguasaan kecakapan pendukung. Dalam perspektif pengembangan, skor EI seseorang bisa meningkat apabila didukung dengan lingkungan yang kondusif. Untuk membuat organisasi yang berbingkai EI baik di kelas maupun di kantor, diperlukan kondisi atau suasana yang diejawantahkan dalam situasi dan kondisi sebagai berikut: menghindari tindakan sewenang-wenang (otokratik), iklim keterbukaaan dan saling percaya antar anggotanya (trustworthiness), empati dan saling pengertian, menghargai prestasi individual serta secara emosional para anggota organisasi tersebut sangat dekat (close relationships). Apabila suasana ini dipelihara dengan baik, maka peningkatan EI para anggota organisasi itu merupakan suatu keniscayaan.

Tumbuh-kembang EI dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya, melalui pelatihan atau pembelajaran, magang (on the job), serta iklim dan suasana demokratis. Jika konsep kecakapan emosional sebagai faktor penentu keberhasilan dapat diterima dengan baik oleh para pengambil keputusan, maka konsekuensinya adalah sejumlah kegiatan praksis perlu dikaji ulang. Berdasarkan hal ini, tes-tes, ujian-ujian (termasuk Ujian Nasional) baik di sekolah maupun di perguruan tinggi termasuk mungkin tes-tes karyawan di perusahaan (dunia kerja) tentu perlu ditata ulang jenis tes dan kriteria keberhasilannya. Penyelenggaraan tes dan ujian yang dilakukan sebaiknya tidak menyediakan porsi besar bagi pengukuran kemampuan berpikir kognitif atau kemampuan intelektual, tetapi juga perlu mempersiapkan alat ukur untuk mengetahui tingkat EI nya. Disamping itu, pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi juga perlu memperhatikan tumbuh-kembangnya EI berikut kecakapan pendukungnya tersebut. Tata pandang kita terhadap kecerdasan harus diubah dari kecerdasan intelektual menjadi kecerdasan emosional sebagai penentu peningkatan keberhasilan individual performance (unjuk kerja) yang ujung-ujungnya juga unjuk kerja bangsa dan atau organisasi secara keseluruhan.

*Penulis adalah konsultan SDM dan sedang melanjutkan studi S3 Psikologi Pendidikan Universitas Negeri Malang.


GURU BEDA DENGAN BURUH


Salam sukses wahai guru, kemarin saya menghadiri serah terima Surat Keputusan (SK) pengangkatan Pegawai Negeri Sipi (PNS) di lingkungan kota Surabaya oleh Bapak Bambang D.H. selaku Walikota Surabaya. Berceramah di hadapan sekitar 300 calon guru negeri dari formasi umum tahun 2008. Dalam ceramah yang penuh dengan nasihat, humor, dan kisah pengalaman pribad beliau, beliau menyampaikan bahwa guru itu tidak sama dengan buruh, tidak samanya dalam hal apa, mari kita simak selanjutnya tulisan ini.


Guru merupakan jabatan profesi, sama dengan dokter, notaris, lawyer, akuntan. Yang dalam tugasnya mempunyai kode etik tertentu dan didasari dengan keahlian, kelimuan, dan responsibility (tanggung jawab). Jadi tidak boleh asal bekerja, asal mengajar, semua harus ada ilmunya, teorinya, strateginya, dan landasan berfikirnya.
Beliau bilang, kalau buruh dalam mengerjakan pekerjaannya harus nurut sama majikan yang menggajinya, majikan bilang apa, maka buruh harus nurut, manut, sami�na wa-atho�na, sendiko dawuh sama bosnya tersebut. Beda dengan dokter yang mempunyai profesi membantu mengobati sakit pasiennya, jika ada seorang pasien yang datang kepadanya, meskipun ia sudah membayar tertentu, jika ia minta sesuatu yang tidak sesuai dengan kode etik dokter dan ilmu serta teori pengobatan dokter, maka dokter berhak menolak, itulah profesi, yang kebanyakan orang menyebutnya dengan professional.

Begitu juga dengan guru, jika guru sebagai seorang professional, maka ia akan bekerja berdasarkan kode etik, ilmu, dan teori tertentu. Ia tidak boleh melanggarnya, meskipun ada kekuatan yang menghadangnya, baik kekuasaan atau kekayaan. He..hee..he�kok jadi takut ya..misalnya begini. Ada orang tua/wali murid datang ke rumah guru untuk meminta sesuatu terkait dengan nilai atau peringkat anaknya di kelas, tidak lupa ia membawa uang atau hadiah tertentu, maka dengan keadaan seperti itu guru harus berlaku profesional, bertindak tegas sesuai kode etiknya. Ingat, guru bukan buruh yang senantiasa menuruti kehendak majikannya.

Dalam kasus kedua, jika atasan meminta kepada guru untuk membantu siswa dalam ujian tertentu misalnya UNAS, dengan harapan siswa sekolah tersebut lulus 100 %, maka guru juga harus bertindak sesuai dengan keahliannya dan bertanggungjawab terhadap perbuatannya. Kode etik sudah jelas, maka jangan takut pada atasan, taatilah kode etik yang sudah disepakati, keilmuan yang sudah dipelajari dan tanggungjawab pada diri sendiri dan pada Allah. Bagaimana pendapat anda?


Tuesday, May 5, 2009

GAK NGEBLOG


Nanti malam saya harus berangkat ke Batu, Malang untuk mengikuti sosialisasi Lesson Study selama tiga hari. Kayaknya ngblog harus jeda dulu.

YANG MENCINTAI KITA


Dua kasus yang menimpa dua ikon keadilan di negeri ini, Antasari Azhar dan Wiliardi Wizar, membuat saya merenung cukup lama. Betapa orang yang awalnya berada di atas, bisa dengan tiba �tiba berada di bawah. Betapa orang yang awalnya begitu mulia, bisa dengan cepat menjadi hina. Betapa orang yang mulanya dielu � elukan, bisa dengan segera di caci maki. Betapa banyak godaan di sekeliling kita yang bisa dengan segera menjatuhkan kita.
Betapa banyak sandungan yang bisa dengan secepatnya menjerumuskan kita. Kita sudah berhati � hati, tapi seringkali kita lupa. Sehingga kita terjatuh. Sering kita jatuh dan bangkit lagi. Tapi seringkali pula kita jatuh dan tak mampu berdiri untuk selamanya. Maka benar ucapan seorang pujangga Ronggowarsito; �Sak bejo bejane wong kang lali, isik bejo wang kang eling lan waspada� (Seuntung � untungnya orang yang lupa, masih untung orang yang ingat dan waspada).
Agar tak terjatuh untuk yang kesekian kalinya, kita harus ingat bahwa di manapun posisi kita, kita pasti memiliki orang � orang yang bersama kita. Orang � orang yang mendukung kita. Orang � orang yang menguatkan kita. Dan orang � orang yang mencintai kita. Dan orang � orang itu akan tetap mencintai kita ketika kita konsisten dengan posisi kita yang sekarang. Jika kita beranjak dari posisi yang membuat orang � orang itu mencintai kita, maka dengan serta � merta orang � orang itu pasti akan segera meninggalkan kita.
Perlu kita renungkan ucapan Mohammad Natsir berikut:
�Memang tiap kali kita memajukan pendirian kita dengan terang dan tegas, pasti kita mendapat lawan dan kawan. Tempo � tempo kawan lebih banyak dari lawan. Dan tempo � tempo lebih banyak lawan dari kawan. Yang seperti itu adalah soal biasa. Walaupun bagaimana, tiap � tiap seseorang yang mempunyai pendirian dan keyakinan dan memperjuangkan keyakinannya itu, harus membiasakan diri mempunyai lawan yang menentangnya. Asal dia yakin bahwa Alloh Subhanahu wa ta�ala membenarkan pendiriannya itu�

Jalan yang sepi yang kita tempuh mungkin menggoyahkan kita. Namun kita harus yakin bahwa di luar sana ada orang � orang yang mencintai kita. Maka, sebenarnya kita tidak sendiri:
Somewhere Out There

Somewhere out there,
Beneath the pale moonlight,
Someone's thinking of me,
And loving me tonight.

Somewhere out there,
Someone's saying a prayer,
That we'll find one another,
In that big somewhere out there.

And even though I know how very far apart we are,
It helps to think we might be wishing on the same bright star,
And when the night wind starts to sing a lonesome lullaby,
It helps to think we're sleeping underneath the same big sky!

Somewhere out there,
If love can see us through,
Then we'll be together,
Somewhere out there,
Out where dreams
Come true...

Monday, May 4, 2009

ANGGARAN PENDIDIKAN DIKORUP?


Apakah kenaikan anggaran pendidikan selalu berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia? Belum tentu. Kenaikan anggaran pendidikan hanya akan membawa pendidikan kita pada kondisi �setali tiga uang� jika kebocoran anggaran tidak diantisipasi. Perilaku korup sudah menggurita di berbagai institusi pemerintah. Termasuk di berbagai institusi pendidikan.
Pendidikan selalu digembar � gemborkan sebagai pilar dari kemajuan bangsa. Namun, ketika anggaran pendidikan dinaikkan sebagai maksud agar kualitas pendidikan meningkat, perilaku korup yang telah mendarah daging telah membutakan mata. Hal ini merupakan bukti dari ketidakpedulian kita terhadap pendidikan di negeri ini.
Inilah penelitian Pattiro bersama Brooking Institution dari Amerika; penelitian terhadap 137 proyek percontohan di Gresik dan Serang pada tahun 2008, penelitian terhadap 30 sekolah negeri dan 10 sekolah swasta jenjang SD dan SMP menunjukkan bahwa terdapat tujuh pola penyimpangan yang terjadi yakni pengucuran dana tidak sesuai kebutuhan sekolah, keterlambatan pencairan, penyimpangan cara penyaluran, potongan tidak wajar, belanja tidak sesuai peruntukan, pengurangan hasil, serta kebocoran dalam alokasi, penggunaan dan audit.
Perhatian serius terhadap korupsi yang terjadi di dunia pendidikan Indonesia harus segera dilaksanakan. Namun, juga harus disadari bahwa tindak korupsi di lingkungan pendidikan disebabkan, salah satunya, karena masih minimnya kesejahteraan guru.

PACITAN, KOTA SAYA TERCINTA


�Saya dari Pacitan�, begitu jawab saya tiap kali orang menanyakan daerah asal saya. Dan anda tahu bagaimana reaksi mereka pertama kali? �Wah, jauh ya!�. Ya, Pacitan memang daerah yang sangat terpencil.
Jika anda baru mendengar Pacitan untuk yang pertama kali atau anda belum pernah sama sekali datang ke kota saya tercinta ini ada baiknya anda membaca tulisan saya di bawah ini:
Satu, Pacitan adalah wilayah yang memiliki banyak bukit. Hanya sedikit daerah yang rata. Lainnya bergunung � gunung.
Dua, jalan yang akan membawa anda masuk ke Pacitan adalah jalanan yang sempit dan berkelak kelok karena melewati pegunungan. Bagi anda yang belum sama sekali menapaki jalanan kota Pacitan ini ada baiknya anda berhati � hati.
Tiga, beberapa daerah di Kabupaten Pacitan ini selalu dirundung kekeringan nyaris tanpa air saat musim kemarau tiba. Daerah yang bergunung batu sangat sulit menyimpan air.
Empat, rata � rata penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Lima, dulu, di musim kemarau panjang yang ganas, pernah diberitakan bahwa beberapa warga Pacitan yang mengalami kekeringan ada yang sampai harus memakan pokok pohon pisang untuk bertahan hidup. Ada yang mengatakan bahwa berita ini bohong belaka. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa berita ini benar adanya.
Enam, banyak dari anak � anak usia sekolah yang tidak melanjutkan ke SMA atau pun ke SMK karena tidak ada biaya untuk itu.
Tujuh, Pacitan terkenal memiliki banyak gua � gua sehingga melahirkan sebutan Kota Seribu Gua bagi Pacitan.
Delapan, Pacitan memiliki pantai yang indah namun kurang terawat dengan baik seperti Pantai Teleng, Pantai Klayar, dan Pantai Srau.
Sembilan, Pacitan memiliki makanan utama lain selain nasi, yaitu THIWUL. Thiwul adalah nasi yang dibuat dari tepung ketela. Saya, sebenarnya, lebih suka dengan thiwul dibandingkan dengan nasi putih karena rasanya yang lebih manis, menurut saya.
Sepuluh, Pacitan tidak memiliki MALL. Dan saya berharap tidak ada Mall di kota kami ini.
Sebelas, Pacitan juga tidak memiliki Bioskop. Dulu ada bioskop yang pengap dan sumpek di Pacitan. Tapi seiring dengan munculnya VCD, bioskop gulung tikar Karena orang lebih suka menyewa film dari persewaan VCD yang marak saat itu.
Dua belas, Pacitan memiliki sungai yang bernama Grindulu. Dan saya tinggal di tepi sungai Grindulu ini.
Tiga belas, tanah perbukitan di Pacitan adalah tanah yang bergerak. Jadi, akan sangat rawan longsor ketika hujan turun dengan deras.
Empat belas, sekarang ini sedang dibangun sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Sudimoro, Pacitan. Truk � truk besar yang mengangkut alat � alat berat untuk membangun PLTU itu telah merusakkan jalan menuju Sudimoro.
Lima belas, ini bagi saya, Pacitan bukan tempat yang nyaman bagi para blogger. Mengapa? Karena internet masih sangat mahal di Pacitan. Atau, terbilang relatif cukup mahal bagi sebagian besar warga Pacitan. Termasuk saya tentunya.
Enam belas, belum ada toko buku sebesar Gramedia di Pacitan. Yang terakhir inilah yang sampai kini saya tunggu � tunggu kehadirannya karena sampai saat ini, jika ingin memiliki buku yang bagus, saya mesti ke Solo atau Jogja untuk mendapatkannya, baik saya pergi ke sana sendiri atau menitip ke teman yang sedang bepergian kesana.
Tujuh belas, ini yang terpenting. Meskipun Pacitan adalah daerah yang minus, Pacitan mempunyai putra daerah yang menjadi orang nomor satu di Indonesia. Siapa lagi kalau buka Susilo Bambang Yudhoyono.
Itulah beberapa hal mengenai Pacitan yang bisa saya tulis. Masih banyak yang bisa ditulis dari kota kecil yang terpencil ini. Setiap ada acara yang melibatkan teman � teman dari kota lain di Jawa Timur, umumnya mereka selalu berpandangan bahwa Pacitan adalah kota paling minus di segala sisinya. Mereka tidak sepenuhnya salah meskipun sebenarnya saya tidak suka jika dikatakan sebagai seseorang yang minus.

Sunday, May 3, 2009

SUMBANGAN UN BAGI MENTAL ANAK BANGSA


Ujian Nasional bagi SMA, SMK, SMP dan MTs telah usai. Kini siswa tengah berada di suatu waktu dimana mereka menunggu saat ketika kelulusan, atau ketidaklulusan mereka diumumkan. Harap � harap cemas. Siapapun yang telah mengalami Ujian Nasional pasti pernah mendapatkan suasana hati yang sedemikian ini. Begitu juga saya. Sampai saat ini, siswa yang sampai tidak lulus di Ujian Nasional pasti dicap sebagai anak yang bodoh.
Siswa yang bersangkutan pasti tidak mau jika stigma negative itu tertempel di diri � diri mereka. Maka, ketidaklulusan dalam Ujian merupakan salah satu ketakutan dari beberapa ketakutan yang muncul dalam hidup. Namun belakangan muncul pula anggapan bahwa jika siswa tidak lulus dalam Ujian, guru bisa juga menjadi penyebab dari ketidaklulusan itu. Sehingga, ketakutan yang menghinggapi siswa kini juga menghinggapi guru. Kemudian berturut � turut, ketakutan juga hinggap pada kepala sekolah yang tidak mau sekolahnya dianggap sebagai sekolah yang tidak bermutu dan ia juga tidak mau jika dianggap tidak layak sebagai pemimpin, kemudian kepala dinas pendidikan dan seterusnya.
Maka seperti yang telah disinyalir banyak pihak, bahkan pihak universitas pun tidak mau jika kelulusan dalam UN dijadikan bahan pertimbangan untuk menerima mahasiswa baru karena ragu dengan kualitas pelaksanaan UN, kecurangan demi kecurangan dalam Ujian Nasional diberitakan oleh media masa.
Banyak pihak yang menginginkan agar Ujian Nasional dihapus saja. DPR pun senada, mereka menginginkan agar Ujian Nasional dihapus dan digantikan dengan UASBN saja. Namun pemerintah tidak bergeming. Bahkan tiap tahun standar kelulusan terus ditambah yang juga terus melahirkan kecurangan.
Kecurangan � kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional sebenarnya merupakan cara pemecahan masalah yang mengakibatkan permasalahan baru. Jika siswa tahu bahwa mereka akan tetap lulus meskipun mereka tidak bisa menyelesaikan soal � soal, akan ogah � ogahan belajar. Sekolah hanya menjadi sebuah formalitas yang tetap menjemukan.
Tapi, meskipun kelulusan siswa dalam Ujian Nasional merupakan hasil dari kerja keras guru dan siswa bukan berarti masalah hilang begitu saja. Metode drilling dalam menghadapi Ujian Nasional merupakan ciri dari pendidikan yang tidak utuh karena hasil jauh lebih dipentingkan daripada proses belajar.
Nafsu untuk mendapatkan nilai yang tinggi dan sempurna akan melatih siswa menjadi lembek, tidak kuat dalam menghadapi masalah. Mereka tidak berani mengambil risiko, mereka tidak peka dengan ambiguitas, dan ketidakpastian yang merupakan kenyataan dalam hidup yang setiap saat harus mereka hadapi.
Maka saya sependapat dengan DPR. UN harus segera dihapuskan dan digantikan dengan UASBN saja. Biarkan siswa terbiasa mendapatkan nilai yang merah. Biarkan mereka terbiasa dengan kondisi yang tidak nyaman. Kondisi yang sebenarnya, pada saatnya nanti akan menjadikan mereka lebih kuat dan tangguh. Mari kita biarkan kegagalan demi kegagalan yang menimpa mereka menempa diri � diri mereka untuk menjadi lebih tekun sekaligus liat dalam berusaha.

Saturday, May 2, 2009

YANG TELAH KALAH


Jika memang benar berita yang menyebutkan bahwa telah terjadi cinta segitiga yang melibatkan Antasari Azhar dan Rani Juliani, maka Antasari Azhar adalah salah satu dari mereka yang telah kalah. Telah ditaklukan oleh seorang wanita.
Sosok yang saya kira orang kuat dalam kepribadian itu, jika terbukti bersalah, telah mengecewakan saya.

Friday, May 1, 2009

AYO BERSEPEDA


Mengendarai sepeda kemana � mana? Sangat sulit akhir � akhir ini. Tidak hanya jalanan yang tidak lagi ramah bagi pengendara sepeda, tapi juga karena beratnya melakukan sesuatu yang menentang arus utama. Saat ini, siapapun telah menjadikan sepeda motor sebagai kendaraan utama mereka. Di kota kecil seperti Pacitan, yang jalanannya tidak seramai di kota besar, bersepeda motor merupakan gengsi. Saya pernah menulis tentang beberapa siswa yang mogok sekolah karena orang tuanya tidak mau membelikan mereka sepeda motor. Ada saja siswa yang merasa malu ketika mereka tidak mengendarai sepeda motor di saat teman � temannya yang lain telah mengendarainya. Bisa dikatakan semakin sedikit orang yang bersepeda di kota Pacitan.
Kalau sekarang banyak orang yang mengendarai sepeda, itu lebih dikarenakan pengaruh trend mengurangi pemanasan global yang gencar dikampanyekan dimana � mana. Atau alasan kesehatan. Ketika mereka divonis penyakit tertentu, sepeda pun dilirik. Sedikit sekali orang yang mengendarai sepeda karena berdasarkan kesadaran akan pentingnya menghemat energi atau demi kesehatan.
Ketika membaca artikel tentang pria Jepang yang bernama Daisuke Nakanishi. Ia berkeliling dunia mengendarai sepeda. Dan sampai kini ia telah menempuh jarak 140.000 kilometer.
Kini Daisuke tengah berada di Indonesia. Setiap Negara yang ia singgahi, Daisuke selalu merekamnya dengan kamera ataupun tulisan yang diposting di blognya. Dan inilah kesan Daisuke ketika singgah di Indonesia:
Saya tiba di Indonesia dengan mengendarai kapal ferry kemarin. Seseorang mencuri sandal saya di kapal�. Orang � orangnya ramah kecuali lalu lintasnya. Tak ada orang yang bersepeda di hari kerja. Setiap orang mengendarai mobil atau sepeda motor meskipun hal itu menyebabkan kemacetan lalu lintas, polusi udara, juga kecelakaan lalu lintas�.. Mereka tidak peduli dengan hal ini. Mereka juga tidak peduli dengan manusia��. Maka, tak ada kota yang ramah bagi pesepeda.

Itulah kesan dari seorang Jepang yang bersepeda keliling dunia. Sungguh ironis. Di saat semua orang Indonesia mengendarai sepeda motor buatan Jepang dengan kebanggaan dan gengsi, di saat yang sama, orang � orang Jepang malah mengendarai sepeda onthel.

KECURANGAN DALAM UJIAN NASIONAL 2009


Kecurangan masih saja terjadi dalam Ujian Nasional 2009. Pemerintah yang masih saja bersikukuh mengadakan Ujian Nasional seakan menutup mata dari kecurangan � kecurangan yang terjadi itu. Meskipun guru yang melakukan kecurangan dalam Ujian Nasional itu diancam dengan berbagai sanksi, termasuk dengan memecatnya, seperti yang akan diterapkan oleh Panitia Ujian Nasional Dinas Pendidikan Jawa Tengah. Namun kecurangan � kecurangan masih saja kerap terjadi. Berita � berita yang dimuat di berbagai media tentang kecurangan yang terungkap bisa jadi hanya merupakan puncak gunung es.
Dulu sekolah tidak ingin dicap sebagai institusi pendidikan yang gagal saat banyak siswa � siswinya yang tidak lulus. Saat ini sekolah tidak hanya dihantui stigma itu saja. Ancaman pemindahtugasan atas kepala sekolah yang siswanya banyak yang tidak lulus bisa dikatakan juga merupakan pemicu terjadinya kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional.
Berbagai macam cara dilakukan untuk melakukan kecurangan. Mulai dari cara yang manual sampai cara yang melibatkan piranti teknologi seperti HP. Kemungkinan kelulusan siswa memang telah bisa diprediksikan. Namun perlu untuk dipahami semua pihak, baik sekolah, guru, masyarakat, orang tua dan murid sendiri bahwa kecurangan � kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional akan memberikan andil dalam meruntuhkan mental bangsa kita.
Budaya instan akan merebak dan menghilangkan budaya bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Bayangkan jika generasi penerus bangsa itu telah diajari kecurangan sejak dini, apa yang akan terjadi di masa ketika mereka memegang tampuk kepemimpinan? Keruntuhan bangsa kita yang besar sudah dapat kita perkirakan.
Secara jangka pendek, kecurangan yang dilakukan dalam Ujian Nasional akan merendahkan martabat sekolah dan guru. Betapa tidak. Siswa yang mendapatkan jawaban dari soal Ujian Nasional, pasti akan membocorkan perkara itu kepada orang lain yang akhirnya sampailah berita kepada adik kelas mereka yang masih duduk di kelas di bawahnya. Apa yang kemudian dilakukan oleh adik kelas ini? Mereka akan ogah � ogahan belajar. Mereka tahu bahwa lulus atau tidak lulusnya mereka merupakan urusan sekolah. Kelulusan mereka merupakan kepentingan sekolah. Maka untuk apa belajar rajin � rajin? Untuk apa patuh kepada guru? Toh belajar keras atau tidak, patuh kepada guru atau tidak, tetap saja mereka akan lulus dengan nilai yang baik!
Ujian Nasional yang telah dilaksanakan saat ini benar � benar harus dievaluasi. Jangan dengan dalih meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, yang terjadi malah sebaliknya, semakin bobroknya mutu pendidikan Indonesia.

Tags

Recent Post